- Pasar keuangan Indonesia membukukan kinerja impresif pekan lalu
- Ekspektasi melunaknya The Fed serta membaiknya proyeksi ekonomi global mendukung kinerja IHSG, rupiah, dan SBN
- Pasar keuangan RI hari ini diharapkan masih positif sejalan dengan menghijaunya Wall Street dan optimisme pasar
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia bangkit pada pekan lalu setelah ambruk pada pekan sebelumnya.
Pasar keuangan Indonesia juga diharapkan bisa melanjutkan tren positif pada hari ini, Senin (12/6/3/2023). Selengkapnya mengenai sentimen penggerak pasar hari ini bisa dibaca pada artikel ini halaman 3 dan 4.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu Jumat (9/6/2023), Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,42% ke posisi 6.694,02.
Secara keseluruhan, IHSG menguat 0,92% dalam sepekan. Penguatan ini memutus rekor buruk bursa saham Indonesia selama empat pekan sebelumnya.
Total saham yang berpindahtangan menembus 89,5 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 47,2 triliun pada pekan lalu.
Investor asing juga mencatatkan net buy dalam sepekan yakni sebesar Rp 81,54 miliar di semua pasar. Kendati demikian, di pasar regular tercatat net sell sebesar Rp 18,14 miliar.
Penguatan IHSG ditopang oleh sejumlah faktor mulai dari harga batu bara serta kinerja impresif dari saham bank digital dan properti.
IHSG juga menguat setelah Bank Dunia merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan global serta ekspektasi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan melunak pada bulan ini.
Cerahnya IHSG pada pekan lalu juga ditopang pemberlakuan batasauto reject bawah (ARB) yang sebelumnya sebesar 7% menjadi 15% mulai Senin awal pekan lalu, di mana hal ini merupakan langkah bertahap untuk kembali normal batas auto reject secara simetris.
Saham properti dan teknologi menguat tajam pada perdagangan Jumat pekan lalu. Sektor properti melonjak 1,25%, teknologi menguat 1,22% sementara sektor konsumen non-primer 1,14%.
Di antara saham sektor properti yang melonjak drastis adalah PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang menguat 5,68%, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang terapresiasi 4,46% dan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang menguat3,55% pada perdagangan Jumat pekan lalu.
Sementara itu, saham sektor digital yang menguat tajam pada perdagangan terakhir pekan lalu adalah PT Allo Bank Indonesia (BBHI) sebesar 18,5% dan PT Era Digital Media ((AWAN) melonjak 17,65%.
Saham-saham bank digital menguat sejalan dengan meningkatnya keyakinan pasar jika pemulihan ekonomi serta perubahan dalam industri teknologi akan menguntungkan bank digital di Indonesia
Ekspektasi jika The Fed akan segera melunak juga menopang kinerja saham bank digital serta IHSG secara keseluruhan.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, probabilitas suku bunga The Fed naik hanya sebesar 20%, sementara sisanya yakin suku bunga akan tetap berada pada kisaran 5% - 5,25%.
The Fed akan menggelar rapat Federal Open Maret Committee (FOMC) pada pekan ini. Jika The Fed melunak maka aliran dana asing diharapkan semakin deras ke pasar keuangan Indonesia.
IHSG juga menguat karena Bank Dunia saja merevisi ke atas pertumbuhan global menjadi 2,1% pada 2023. Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan pada Januari lalu yang hanya 1,7%.
Bank Dunia tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 4,9% untuk tahun ini dan tahun depan.
Membaiknya ekonomi global diharapkan bisa ikut meningkatkan permintaan global.
Tak hanya IHSG, mayoritas bursa Asia juga ditutup di zona hijau pada Jumat pekan lalu. Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melejit 1,97%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,47%, Shanghai Composite China terapresiasi 0,55%, dan ASX 200 Australia menanjak 0,32%.
Berikutnya Straits Times Singapura naik tipis 0,01% dan KOSPI Korea Selatan melesat 1,16%.
Bursa Asia tetap melesat meskipun Eropa memberi kabar buruk. Benua Biru secara teknikal mengalami resesi setelah pada kuartal I-2023 ekonomi mereka terkoreksi 0,1%. China juga memberi kabar buruk berupa melemahnya ekspor dan impor mereka.
Senada dengan IHSG, rupiah juga mengakhiri perdagangan pekan lalu dengan impresif.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (9/6/2023), rupiah menguat 0,37%. Mata uang Garuda juga menguat 1,01%.
Penguatan ini memutus tren negatif rupiah yang selalu ambruk dalam lima pekan sebelumnya.
Kinerja impresif rupiah pekan lalu membawa mata uang Garuda menjadi yang terbaik di Asia. Rupiah hanya kalah dari won Korea yang menguat 1,4% sepekan.
Rupiah menguat karena ekspektasi melunaknya The Fed serta optimism Bank Indonesia.
Gubernur BI Perry Warjiyo, pekan lalu, mengatakan rupiah berpotensi menguat, mencapai kisaran Rp 14.800-15.200/US$ untuk tahun ini. Tahun 2024, Rupiah masih berpotensi menguat di kisaran Rp 14.600-15.100/US$.
Empat alasan potensi penguatan mata uang rupiah adalah pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, inflasi yang masih terkendali, pembayaran cadangan devisa yang masih rendah, dan imbal hasil SBN dan aset keuangan yang masih menarik.
Di pasar Surat Berharga Negara (SBN), yield atau imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun turun ke 6,34% atau level terendahnya sepanjang tahun ini.
Yield yang turun menandai harga SBN yang semakin mahal karena investor mengincar SBN, terutama investor asing.
Berdasarkan data Bank Indonesia pada 2023, investor asing mencatat net buy di pasar SBN sebesar Rp 80 miliar pada 5-8 Juni 2023.
Dari Negara Paman Sam, tiga bursa utama Wall Street mengakhiri perdagangan pekan lalu dengan kinerja memuaskan.
Indeks Dow Jones menguat 0,13% menjadi 33.876,78, indeks Nasdaq naik 0,16% ke posisi 13.259,14 sementara indeks S&P 500 terapresiasi 0,11% ke posisi 4.298,86.
iga Indeks Utama Wall Street mengakhiri perdagangan di zona hijau pada Kamis (8/6/2023) waktu New York di tengah penantian investor terkait data inflasi serta kebijakan suku bunga The Fed pekan depan.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 0,5% ke posisi 33.833,61 sementara S&P 500 menguat 0,62% ke 4.293,93, dan Nasdaq Composite juga melesat 1,02% ke 13.238,52.
Dalam sepekan, indeks S&P 500 menguat 0,39% atau menguat secara empat pekan beruntun. Indeks Nasdaq terapresiasi 0,14% sepekan sementara indeks Dow Jones menguat 0,34%.
Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa saat di mana investor tampaknya merasakan kepastian yang lebih besar. Kami pikir itu menjadi titik balik dari sentimen bearish yang lebih berhati-hat
"Ini kali pertama investor merasa yakin dan tampaknya mulai merasakan adanya kepastian yang lebih besar. Kami rasa ini akan menjadi titik balik dari sentimen bearish. Pasar kini yakin jika ekonomi akan lebih baik ke depan," tutur CEO AXS Investments, Greg Bassuk, dikutip dari CNBC International.
Pasar kini menunggu data-data penting pada pekan ini, terutama inflasi AS pada Selasa (13/6/2023).
Salah satu penggerak utama dari hijaunya Wall Street adalah saham Tesla. Saham Tesla menguat selama 11 hari perdagangan beruntun di mana penguatannya mencapai 4% pada Jumat lalu.
Terakhir kali saham Tesla menguat selama itu adalah pada Januari 2021.
Saham Tesla melonjak setelah General Motors sepakat untuk menyesuaikan kendaraanya sehingga bisa menggunakan jaringan Superchanger milik Tesla.
Saham-saham bank regional yang selama ini ambruk juga menguat tajam dan menopang kinerja Wall Street pada akhir pekan lalu.
Saham Zions Bancorporation menguat 4% sementara Comerica Incorporated naik 6%. Saham-saham sektor teknologi juga menguat cukup tajam. Saham Gitlab Inc melonjak 30%.
Analis dari Cherry Lane Investments, Rick Meckler, menjelaskan hijaunya Wall Street sejalan dengan ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed ke depan.
Pasar semakin optimis jika The Fed akan mulai menahan suku bunga pada bulan ini, terutama setelah data tenaga kerja AS memburuk.
AS melaporkan jumlah pegawai yang mengajukan klaim pengangguran bertambah 261.000 pada pekan yang berakhir pada 3 Juni 2023. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2021.
Dengan naiknya klaim pengangguran maka ada harapan jika inflasi AS akan turun lebih cepat. Dengan demikian ada peluang The Fed melunak.
"Perubahan tone dari pasar ini didasari keyakinan jika The Fed akan mulai menahan suku bunga. Jika memang benar terjadi maka pergerakan saham perusahaan-perusahaan besar akan segera rally mengikuti saham teknologi," ujar Lane, dikutip dari Reuters.
Investor perlu mencermati sejumlah sentimen yang akan menggerakkan pasar baik hari ini ataupun sepekan ke depan. Menghijaunya Wall Street pekan lalu diharapkan bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Tanah Air.
Pekan ini juga menjadi periode yang sangat penting bagi pasar keuangan global dan Indonesia karena ada rapat FOMC pada Selasa dan Rabu (13-14 Mei) waktu AS.
Rapat FOMC pada bulan ini sangat ditunggu-tunggu karena menjadi "the moment of the truth" atas ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed.
Pasar berekspektasi jika The Fed akhirnya menahan suku bunga maka hal ini akan menjadi positif bagi pasar keuangan RI karena aliran dana asing diharapkan semakin deras. IHSG dan rupiah pun bisa menguat.
Sebaliknya IHSG dan rupiah bisa lesu jika Teh Fed tetap hawkish ke depan. Investor akan meninggalkan pasar Emerging Market seperti Indonesia dan memilih balik ke AS.
Kekhawatiran sekaligus harap-harap cemas inilah yang akan dibuktikan kebenarannya pada pekan ini.
Mayoritas pasar meyakini jika The Fed akhirnya akan mulai melakukan pivot kebijakan dengan mengakhiri kebijakan hawkishnya.
Pasar berekspektasi jika The Fed akan mulai menahan suku bunga acuan setelah mengerek suku bunga acuan sebesar 500 bps sejak Maret tahun lalu menjadi 5-5,25%.
Namun, sebagian pasar masih meyakini jika The Fed akan menaikkan satu lagi kenaikan pada Juni ini sebelum akhirnya menahan bahkan memangkas suku bunga pada Juli.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 70,1% The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya di 5% - 5,25%.
Pasar yang memprediksi The Fed akan mempertahankan suku bunganya karena perekonomian Negeri Paman Sam mulai mengalami perlambatan.
Sejumlah data-data terbaru AS memang menunjukkan jika ekonomi AS melambat.
Indeks PMI non-manufaktur AS atau sektor jasa melandai ke 50,4 pada Mei 2023, dari 51,9 pada April. Indeks juga berada di posisi terendahnya dalam lima bulan terakhir.
PMI manufaktur AS juga jeblok ke 48,4 pada Mei, dari 50,2 pada April. Dengan PMI ada di angka 48,4 maka aktivitas manufaktur AS kini sedang tidak dalam fase ekspansif.
Jumlah pegawai AS yang mengajukan klaim pengangguran bertambah 261.000 pada pekan yang berakhir pada 3 Juni 2023. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2021.
Sebelum pengumuman The Fed, pasar juga akan menunggu data inflasi AS yang akan keluar pada Selasa (13/6/2023).
Konsensus pasar dalamTrading Economics memperkirakan inflasi Negeri Paman Sam pada bulan lalu akan kembali turun menjadi 4,1% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada April lalu sebesar 4,9%.
Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi AS diprediksi juga menurun menjadi 0,2%, dari sebelumnya pada April lalu sebesar 0,4%.
Rabu pekan ini, AS juga akan merilis data indeks harga produsen (IPP). Baik data inflasi AS dan IPP akan menjadi pertimbangan The Fed dalam menentukan suku bunga.
Selain The Fed, bank sentral Jepang (BoJ) dan bank sentral Eropa (ECB) juga akan menggelar rapat pada pekan ini.
ECB akan menggelar rapat pada Kamis pekan ini sementara BoJ pada Jumat pekan ini.
Ekonomi Eropa secara teknikal mengalami resesi setelah terkontraksi 0,1% (quarter-to-quarter/qtq) pada kuarta I-2023. Pelemahan ini melanjutkan kontraksi 0,1% pada kuartal sebelumnya,
Namun, karena inflasi Eropa dinilai masih tinggi, maka pasar masih memperkirakan ECB masih akan menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan yang dilaksanakan pekan depan.
Konsensus pasar dalamTrading Economicsmemperkirakan ECB akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 4% pada pertemuan pekan depan.
Sebagai catatan, ECB telah mengerek suku bunga sebesar 425 bp menjadi 3,75%.Sebaliknya, BoJ diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga ultra rendahnya pada pekan ini.
Dari dalam negeri, sejumlah data penting juga akan dirilis pada pekan ini.
Pada hari ini, Senin (12/6/2023), Bank Indonesia akan merilis survei konsumen untuk Mei 2023. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menguat pada April menjadi 126,1 sejalan dengan Lebaran.
Menarik dicermati apakah IKK masih tetap tinggi pasca Lebaran. Perlu dilihat pula bagaimana pergerakan ekspektasi masyarakat terhadap ekonomi ke depan, terutama mereka yang berpenghasilan rendah.
Jika IKK tetap menguat maka ada harapan jika konsumsi masyarakat masih akan tetap tinggi ke depan sehingga ekonomi masih kuat.
Pada hari ini, Badan Anggaran DPR RI bersama pemerintah menggelar juga akan menggelar rapat panja asumsi dasar ekonomi makro, kebijakan fiskal, pendapatan, defisit, dan pembiayaan dalam pendahuluan RAPBN TA 2024.
Hasil rapat ini akan menentukan seberapa besar target pendapatan negara dari pajak dan bukan pajak, termasuk Pajak Penghasilan (PPh) dan cukai rokok.
Rapat juga akan memutuskan seberapa besar utang pemerintah yang akan diterbitkan pada tahun ini serta dari mana saja sumber pembiayaan pemerintah untuk tahun depan.
Pada Selasa, BI juga akan merilis data Laporan Survei Penjualan Eceran April 2023. Penjualan eceran diperkirakan akan menguat karena bertepatan dengan momen Lebaran.
Selanjutnya, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data neraca perdagangan untuk Mei pada Kamis (15/6/2023).
Menarik ditunggu apakah ekspor Indonesia akan terus melandai pada Mei setelah perlambatan ekonomi di China serta harga komoditas yang terus melemah.
Perlu dicermati pula apakah impor masih melemah karena impor yang melemah bisa mencerminkan permintaan dalam negeri yang masih lesu.
Analis pasar dan CEO PT YUGEN Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, memperkirakan pasar hari ini akan bergerak di kisaran 6636 - 6724. Salah satu penopang pergerakan IHSG hari ini adalah masih derasnya capital inflow.
"Pergerakan IHSG pada hari ini masih berusaha menunjukkan kekuatannya untuk menembus resisten level terdekat. Hari ini IHSG masih berpotensi bergerak menguat terbatas," tutur Willliam, dalam analisisnya.
Agenda Ekonoomi:
* Jepang akan mengumumkan data inflasi Mei 2023 (06:50 WIB)
* Bank Indonesia akan merilis Laporan Survei Konsumen Mei 2023 (10:00 WIB)
* Badan Anggaran DPR RI bersama pemerintah menggelar rapat panja asumsi dasar ekonomi makro, kebijakan fiskal, pendapatan, defisit, dan pembiayaan dalam pendahuluan RAPBN TA 2024 (10:00 WIB)
* Launching Prototype Battery Asset Management Services Indonesia Battery Corporation (11:00 WIB)
Agenda perusahaan:
* Seremoni Pencatatan Perdana Saham PT Maxindo Karya Anugerah Tbk (MAXI) dan PT Pelayaran Kurnia Lautan Semesta Tbk (KLAS), sebagai Perusahaan Tercatat ke-41 dan ke-42 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2023 (09:00 WIB)
* Tanggal cum Dividen Tunai PT Bali Towerindo Sentra (BALI)
* Tanggal cum Dividen Tunai PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO)
* Tanggal cum Dividen Tunai PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)
* Tanggal cum Dividen Tunai Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC)
* Tanggal cum Dividen Tunai PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA)
* Tanggal cum Dividen Tunai PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
* Tanggal ex Dividen Tunai PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK)
* Tanggal ex Dividen Tunai PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL)
* Tanggal ex Dividen Tunai Metrodata Electronics Tbk (MTDL)
* Tanggal ex Dividen Tunai PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
* Tanggal ex Dividen Tunai PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
* Tanggal ex Dividen Tunai PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID)
* RUPS Rencana PT Megapower Makmur Tbk/MPOW
* RUPS PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk/(BDKR (09:00 WIB)
* RUPS Rencana PT Barito Pacific Tbk/BRPT (14:00 WIB)
Berikut indikator ekonomi Indonesia:
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]