
Saham Bank Digital Terbang 5 Hari Beruntun, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham bank digital melonjak tinggi pada Jumat (9/6/2023). Investor sedang kembali melirik saham tersebut akhir-akhir ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (9/6/2023), saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) ditutup melambung 18,50% secara harian ke posisi Rp1.505/saham. Dengan ini, saham bank milik CT Corp sudah reli selama 5 hari beruntun.
Alhasil, dalam sepekan saham BBHI terbang 47,55%.
Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) juga melejit 8,50% pada Jumat ke posisi Rp3.190/saham. Mirip dengan BBHI, saham ARTO sudah menghijau selama 5 hari tanpa henti.
Hal tersebut membuat kinerja sepekan saham emiten besutan bankir Jerry Ng dan rekan tersebut melonpat tinggi 34,03%.
Demikian pula, saham BBYB melanjutkan tren kenaikan menjadi 5 hari berturut-turut dengan menguat 4,00% hari ini. Selama seminggu belakangan, saham bank milik Akulaku tersebut melejit 15,56%.
Kinerja Saham Bank Digital
Ticker | Harga | Kinerja 9 Juni 2023 | Kinerja Sepekan |
BBHI | Rp1.505 | 18,50% | 47,55% |
ARTO | Rp3.190 | 8,50% | 34,03% |
BBYB | Rp520 | 4,00% | 15,56% |
BANK | Rp1.420 | 8,40% | 10,51% |
BACA | Rp134 | 2,29% | 2,29% |
Data per penutupan pasar 9 Juni 2023 |
Melesatnya saham bank digital terjadi seiring pulihnya sektor teknologi global dalam beberapa hari terakhir, di mana saham teknologi terutama di Amerika Serikat (AS) kembali unjuk gigi setelah selama setahun terakhir merana karena kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Saham bank digital cenderung mengikuti pergerakan saham teknologi global, setelah adanya optimisme pasar terkait teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang makin berkembang pesat.
Dengan semakin pesatnya AI, maka sektor keuangan juga dapat diuntungkan seperti mempermudah kebutuhan perbankan dalam memenuhi kebutuhan nasabah, meningkatkan keamanan, mengurangi risiko kesalahan manusia, dan tentunya memangkas biaya operasional.
Terbaru, indeks S&P 500 yang menjadi acuan di pasar saham AS masuk ke bull market per Kamis (8/6) waktu setempat. Artinya, indeks tersebut sudah melonjak 20% dari level terendah pada Oktober lalu.
Saham teknologi besar, termasuk pembuat chip Nvidia yang terbang gegara sentimen AI beberapa waktu lalu hingga Tesla dan Amazon.com, menjadi pendorong kenaikan S&P 500 index pada Kamis.
Sentimen utamanya yakni terkait pelaku pasar yang memproyeksikan bank sentral AS The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada rapat FOMC tengah Juni ini.
Menurut alat CME FedWatch, pasar saat ini melihat adanya 74% kemungkinan The Fed tidak menaikkan suku bunga pada pekan depan.
Hal tersebut turut membawa optimisme jangka pendek di pasar saham.
Para pelaku pasar memang bertaruh bahwa The Fed akan mengakhiri kenaikan suku bunga pada tahun ini dan bahkan berharap adanya kemungkinan pemangkasan suku bunga ke depan.
Bank digital menjadi sektor yang sangat berkorelasi dengan likuiditas global dan juga sektor saham teknologi RI (IDXTECHNO). Karenanya, ekspektasi pengurangan laju kenaikan suku bunga The Fed bisa menjadi katalis positif untuk sektor tersebut.
Sebagaimana diketahui, suku bunga tinggi adalah musuh untuk perusahaan yang mengejar pertumbuhan macam perusahaan teknologi. Begitu pula, likuiditas yang ketat di pasar saham akibat kebijakan moneter ketat ikut menghantam sektor tech.
Secara prospek, potensi bank digital Indonesia juga terbilang cerah.
Populasi Indonesia yang besar, kelas menengah yang berkembang, dan tingkat penetrasi perbankan yang relatif rendah memberikan peluang besar bagi bank digital untuk mengakses segmen yang belum terlayani (unbanked) dan mendapatkan pangsa pasar.
Pertumbuhan potensial ini didorong oleh adopsi layanan digital yang semakin meningkat, terutama di kalangan yang mahir dalam teknologi dan generasi muda.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Digital Bank Vs Bank Digital, Apa Sih Bedanya?