Big Stories 2022

Larangan Ekspor Batu Bara: Mustahil!

Maesaroh, CNBC Indonesia
26 December 2022 07:05
Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)
Foto: Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)

Batu bara kembali dicari pada tahun ini dengan alasan dan faktor yang berbeda. Berikut sejumlah faktor yang membuat harga batu bara melejit pada tahun ini:

1. Indonesia melarang ekspor batu bara

Pada 1 Januari 2022, Indonesia sudah membuat pasar komoditas panik dengan kebijakan larangan ekspor batu bara. Larangan tersebut diumumkan secara mendadak sehingga membuat banyak negara protes, terutama Jepang dan Korea Selatan.

Larangan ekspor dilakukan karena menipisnya pasokan batu bara untuk PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Produsen batu bara banyak yang memilih untuk ekspor ke luar negeri daripada memasok ke PLN karena harga di pasar internasional sedang melambung.

Indonesia adalah negara eksportir terbesar untuk batu bara thermal sehingga kebijakan Indonesia berdampak besar kepada pasar komoditas dunia.

Harga batu bara langsung melejit dari kisaran US$ 150 pada akhir 2021 menjadi US$ 170 bahkan US$ 200 per ton begitu larangan ekspor keluar.

Larangan ekspor dicabut akhirnya dicabut pada 1 Februari 2022.

Kebijakan larangan tersebut memang hanya bertahan sebulan. Banyaknya prrotes dari negara importir, mulai membaiknya pasokan ke, serta tingginya harga batu bara membuat Indonesia mau tidak mau membuka kran ekspor batu bara.

2. Perang Rusia-Ukraina dan banjir Australia

Perang Rusia-Ukraina yang meletus pada 24 Februari 2022 tidak hanya melambungkan harga batu bara tetapi juga mengubah peta perdagangan komoditas tersebut.
Rusia merupakan eksportir terbesar ketiga batu bara dunia setelah Indonesia dan Australia.  Rusia juga memasok sumber energi lain dalam jumlah besar mulai dari minyak mentah hingga gas.

Perang pun membuat pelaku pasar khawatir akan pasokan energi, terutama pasir hitam. 

Harga batu bara langsung terbang dari kisaran US$ 237 per ton pada 23 Februari menjadi US$ 300 bahkan mencetak rekor pada 2 Maret di posisi US$ 446.
Tak tanggung-tanggung, harga batu bara meloncat 21,45% sehari pada 1 Maret dan terbang 46% sehari pada 2 Maret.

Kekhawatiran pasokan batu bara semakin meningkat karena banjir bandang yang melanda Australia.

Australia merupakan eksportir terbesar untuk batu bara metalurgi dan terbesar kedua untuk batu bara thermal. Banjir bandang terburuk selama satu dekade terakhir pada Maret membuat produksi dan distribusi batu bara terganggu.

(mae/mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular