
Rupiah Juara vs Euro Tapi Tertekan Oleh 2 Mata Uang Ini...

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terkoreksi di hadapan poundsterling dan dolar franc swiss pada perdagangan Kamis (28/7/2022). Namun, Mata Uang Garuda berhasil menguat terhadap euro.
Melansir Refinitiv, pukul 11:20 WIB, euro terkoreksi terhadap rupiah 0,61 % ke 15.255,21/EUR.
Sedangkan, poundsterling menguat cukup tajam terhadap rupiah sebanyak 1,15% ke Rp 18.238,65/GBP. Dolar franc swiss yang termasuk mata uang dengan nilai lindung, menguat terhadap rupiah sebanyak 0,4% ke Rp 15.633,79/CHF.
JPMorgan memprediksikan bahwa krisis gas zona Eropa yang membayangi bersama dengan masalah politik baru di Italia, akan mendorong blok tersebut ke dalam zona resesi ringan pada awal tahun depan dan membatasi kenaikan suku bunga bank sentral Eropa (ECB).
Analis JPMorgan memangkas perkiraan ekonomi mereka menjadi 0,5% pada PDB Eropa kuartal II-2022 dan kemudian berkontraksi 0,5% pada kuartal keempat tahun ini dan kuartal pertama tahun depan. Penurunan ekonomi selama dua kuartal beruntun merupakan definisi resesi.
Mereka menambahkan bahwa harga gas yang tinggi juga akan mendorong inflasi utama sebesar 1,2 poin persentase dalam waktu dekat, meskipun akan turun lagi tahun depan karena reaksi negatif ekonomi.
"Kami memperkirakan ECB akan memberikan kenaikan 50 basis poin (bps) lagi pada akhir tahun," kata JPMorgan, memotongnya dari perkiraan sebelumnya di 75 bps.
Hari ini, investor zona Eropa akan disuguhkan dengan rilis indeks sentimen ekonomi di Juli. Konsensus analis Trading Economics memprediksikan akan turun ke 102 dari sebelumnya 104 di Juni.
Sementara itu, di zona Inggris, bank sentral Inggris (BOE) merupakan bank sentral pertama di antara rekan-rekan utamanya yang mulai menaikkan suku bunga acuannya. Sejak Desember 2021, BOE telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 5 kali hingga ke kisaran 1,25%.
Polling analis Reuters periode 13-25 Juli memprediksikan BOE akan menghindari kenaikan suku bunga acuan yang lebih besar di Agustus karena data ekonomi menunjukkan adanya perlambatan pada ekonomi.
Sebanyak 29 orang dari 54 analis mengatakan setidaknya ada kenaikan 25 bps pada 4 Agustus 2022 menjadi 1,5%. Sementara sisanya, memperkirakan 50 bps.
"Data untuk bulan Juli mengkonfirmasi perlambatan permintaan riil dan itu mungkin membuat pengumuman kebijakan (BoE) menjadi lebih seimbang," kata Stephen Gallo, kepala strategi FX Eropa di BMO Capital Markets dikutip Reuters.
Keagresifan BOE dalam mengetatkan kebijakan moneternya, tentu saja dapat membuat poundsterling menjadi menguat sehingga rupiah pun tertekan.
Sementara itu, dolar franc swiss merupakan aset safe haven, sehingga kian menarik bagi investor di tengah potensi perlambatan ekonomi. Meski begitu, rupiah masih menguat tipis di hadapan dolar franc swiss sebanyak 0,04% di sepanjang pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
Next Article Ekonomi Eropa Diprediksi Melambat, Tapi Euro Cs Masih Menguat


Pendaftaran Internet Murah 100 Mbps Dibuka, Cek Pengumuman Komdigi

Chaos Demo Harga BBM, Penjarahan Massal Pecah-Korban Jiwa Berjatuhan

Serangan Harimau Teror Warga Jakarta, 800 Orang Pemburu Turun Tangan

Tanda-Tanda Anak Psikopat, Gejalanya Bisa Dikenali sejak Usia 2 Tahun

Potret Sederet Tokoh & Pejabat Melayat ke Rumah Duka Kwik Kian Gie

Panas Ekstrem Serang Gaza, Jutaan Pengungsi Makin Menderita

3 Jenis Makanan yang Dapat Meningkatkan Fungsi Ginjal
