
Rupiah Ambrol Di Benua Biru, Jelang Rilis Suku Bunga ECB

Jakarta, CNBC Indonesia- Kurs rupiah terkoreksi cukup tajam terhadap euro, poundsterling, dan dolar franc swiss pada perdagangan Kamis (9/6). Keperkasaan ketiga mata uang tersebut ditopang oleh prediksi bahwa bank sentral Eropa (ECB) dan Bank of England (BOE) akan menaikkan suku bunga acuannya pada bulan ini.
Melansir Refinitiv, pukul 12:00 WIB, rupiah terkoreksi terhadap euro sebanyak 0,53% ke 15.607,33/EUR dan rupiah melemah terhadap poundsterling 0,34% di Rp 18.230,14/GBP.
Hal serupa terjadi, dolar franc swiss yang menyandang status sebagai salah satu aset lindung, terapresiasi terhadap Mata Uang Ibu Pertiwi sebesar 0,51% ke Rp 14.880,89/CHF.
Investor masih menunggu rilis keputusan suku bunga acuan dari ECB yang dijadwalkan akan dirilis sore hari ini waktu Indonesia.
ECB diprediksikan akan menghentikan stimulus dan memberi sinyal serangkaian kenaikan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, sehingga membuat pasar menebak ukuran dan kecepatan pengetatan kebijakan.
Pasar memperkirakan setidaknya kenaikan suku bunga sebanyak 135 basis poin pada akhir tahun ini atau kenaikan pada setiap pertemuan mulai Juli dengan beberapa kenaikan lebih dari 25 basis poin.
Sementara itu, Bank of America bertaruh bahwa ECB akan menaikkan suku bunganya sebanyak 50 basis poin pada Juli dan September.
Di wilayah Inggris, Royal Institution of Chartered Surveyors (RICS) melaporkan bahwa ukuran pembeli rumah baru turun ke -7 dari +8 di April dan untuk pertama kalinya berubah ke arah negatif dalam sembilan bulan.
Riset tersebut menunjukkan bahwa inflasi yang tinggi membuat suku bunga acuan terus naik dan membebani pasar karena pembeli harus membayar lebih tinggi pada hipotek rumah.
"Kenaikan biaya pembiayaan hipotek di tengah kekhawatiran yang berkembang tentang prospek ekonomi, memiliki dampak meskipun relatif kecil pada saat ini," Kepala Analis RICS Simon Rubinson dikutip dari Reuters.
Bahkan, Organisasi Kerjasama Ekonomi memprediksikan bahwa ekonomi Inggris akan tumbuh sebesar 3,6% tahun ini dan 0% pada tahun depan. Perkiraan pertumbuhan ekonomi di 2023 tersebut menjadi yang terlemah jika di bandingkan dengan kelompok negara di G20 kecuali Rusia.
Pekan depan, BOE akan merilis keputusan terhadap suku bunga acuannya yang dijadwalkan akan dirilis pada Kamis (16/6).
Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas Amerika Serikat (AS) memprediksikan bahwa BOE akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 145 basis poin sepanjang tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Eropa Diprediksi Melambat, Tapi Euro Cs Masih Menguat