
Ekonomi Eropa Diprediksi Melambat, Tapi Euro Cs Masih Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terkoreksi terhadap euro, poundsterling dan dolar franc swiss pada perdagangan hari ini, Kamis (21/4/2022). Padahal, ekonomi di wilayah Eropa sedang terancam karena ketergantungannya pada energi Rusia.
Melansir Refinitiv, pukul 11:50 WIB, euro menguat terhadap rupiah sebanyak 0,48% di Rp 15.566/EUR.
Hal yang serupa terjadi pada poundsterling terapresiasi terhadap rupiah 0,68% di Rp 18.756,24/GBP dan dolar franc swiss menguat terhadap Mata Uang Tanah Air sebesar 0,50% ke Rp 15.132,83/CHF.
Fundamentalnya, wilayah Eropa masih diterpa oleh sentimen negatif. Awal pekan ini, analis ekonomi Jerman memperingatkan bahwa jika Jerman menghentikan impor gas dan minyak Rusia akan memicu resesi tajam pada ekonominya pada tahun 2023.
"Mematikan pasokan gas Rusia akan menghancurkan ekonomi Jerman. Jika kita akan menerapkan embargo gas sepenuhnya sekarang, akan ada kemungkinan yang sangat, sangat tinggi kita harus merasakan akibatnya. Kita akan meminta (gas) kembali musim dingin mendatang. Dan itu akan menjadi kemenangan bagi Putin," tulis CNBC International mengutip Menteri Negara Tobias Lindnen, Rabu (20/4/2022).
Menurut Agora Energiwede bahwa Jerman bergantung 55% pada gas dan 34% pada minyak Rusia. Menurut data Center for Research on Energy and Clean Air (CREA), Uni Eropa sendiri telah membayar US$ 23,3 miliar untuk setiap energi fosil yang diimpor dari Rusia.
Tidak hanya itu, International Monetary Fund (IMF) kemarin juga telah memprediksi adanya perlambatan ekonomi dunia dan ekonomi wilayah Eropa, serta menurunkan perkiraannya pada pertumbuhan ekonomi Eropa.
IMF memangkas perkiraannya untuk PDB di wilayah Eropa tahun ini menjadi 2,8% yang turun sebanyak 1,1% dari perkiraan sebelumnya. Sedangkan, pada tahun berikutnya, tingkat pertumbuhan menjadi 2,3% dari 2,6%.
Berbeda dengan Eropa, Inggris justru menawarkan untuk membantu India mengurangi ketergantungan minyak dan persenjataan terhadap Rusia.
Melansir Reuters, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson hari ini dijadwalkan akan mengunjungi India untuk pertama kali setelah dirinya menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris. Dia juga ingin mempererat relasinya dengan India bersama Perdana Menteri India Narendra Modi.
Sebelumnya, sekutu negara Barat telah mendesak India untuk berbicara untuk menekan perang di Ukraina. India merupakan importir minyak Rusia dan pembeli senjata terbesar di dunia.
Inggris merupakan mitra dagang terbesar ketiga di India, tapi tahun lalu menurun ke angka 17. Mitra dagang India didominasi oleh Amerika Serikat, China, dan Uni Emirat Arab.
Apabila hubungan dagang tersebut membaik, maka akan membantu memulihkan perekonomian Inggris, di tengah gejolak ekonomi karena inflasi yang tinggi.
Investor di zona Eropa akan disibukkan oleh rilis data inflasi di bulan Maret yang dijadwalkan akan dirilis hari ini pukul 4 sore waktu Indonesia. Sementara itu, pejabat Bank of England Sweeney akan memberikan pernyataannya hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sudah 4 Hari Rupiah Terkoreksi di Eropa, Ternyata Gegara Ini