Dow Futures Melemah Lagi Nih, Investor Masih Nungguin Inflasi

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
08 June 2022 18:24
Trader Gregory Rowe works on the floor of the New York Stock Exchange, Monday, Aug. 5, 2019. Stocks plunged on Wall Street Monday on worries about how much President Donald Trump's escalating trade war with China will damage the economy. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) melemah di perdagangan hari ini, Rabu (8/6/2022), setelah bursa saham AS menguat selama dua hari beruntun.

Kontrak futures indeks Dow Jones turun 160 poin atau 0,5%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah yang masing-masing sebesar 0,5% dan 0,4%.

Kemarin, investor mengabaikan beberapa tanda perlambatan ekonomi menjelang pembacaan inflasi utama. Indeks S&P 500 naik hampir 1%, melesat untuk dua hari beruntun, sedangkan indeks Dow Jones menguat 260 poin dan Nasdaq naik tipis 0,9%.

Target menurunkan pedoman keuangannya pada Selasa (7/6) untuk menyingkirkan kelebihan persediaan. Hal tersebut menyoroti risiko tentang pertumbuhan ekonomi di tengah melonjaknya inflasi.

Sementara itu, berdasarkan pelacak GDP bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), GDPNow Fed Atlanta, bahwa ekonomi AS akan tumbuh hanya 0,9% pada kuartal II-2022, turun dari prediksinya pada pekan lalu yang berada di 1,3%.

"Pasar terus mencerminkan kekhawatiran seputar pengetatan kondisi keuangan dan pertumbuhan pendapatan yang melambat," kata Analis Perencana Portofolio New York Life Investments Lauren Goodwin yang dikutip dari CNBC International.

Semua mata tertuju pada rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Mei yang dijadwalkan akan dirilis pada Jumat (10/6). Banyak yang percaya bahwa angka tersebut akan sangat penting untuk jalur kebijakan The Fed dan apakah The Fed akan terus menaikkan suku bunga dalam kenaikan 50 basis poin.

Pasar saham mengalami tahun seperti roller-coaster karena kenaikan suku bunga The Fed yang agresif memicu kekhawatiran resesi. Indeks S&P 500 anjlok hampir 14% dari level tertingginya sepanjang masa yang dicapai pada bulan Januari.

Indeks yang dijadikan acuan ekuitas itu, secara singkat turun ke wilayah bear market (zona penurunan) pada basis intraday bulan lalu.

"Pertanyaannya adalah apakah langkah pengetatan tersirat yang lebih lambat ini disebabkan oleh keyakinan bahwa The Fed akan memenuhi tujuan kebijakannya atau karena ekonomi akan mengarah ke resesi. Kami percaya AS akan menghindari resesi," tutur Kepala Strategi Investasi iShare Gargi Chaudhuri.

Hari ini, akan ada beberapa rilis kinerja keuangan dari perusahaan ritel, di antaranya Campbell Soup, Ollie's Bargain Outlet dan Five Below.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular