Dow Futures Melesat di Awal Pekan, Sinyal Positif Buat Pasar?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
06 June 2022 18:38
In this photo provided by the New York Stock Exchange, trader Americo Brunetti works on the floor, Thursday, March 25, 2021. Stocks are wobbling in afternoon trading Thursday as a slide in technology companies is being offset by gains for banks as bond yields stabilize.(Courtney Crow/New York Stock Exchange via AP)
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) melesat di perdagangan hari ini, Senin (6/6/2022), di mana bursa saham berusaha bangkit dari penurunannya pekan lalu.

Kontrak futures indeks Dow Jones naik 261 poin atau 0,8%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat yang masing-masing sebesar 1,1% dan 1,4%.

Sentimen pasar mendapat dorongan setelah Beijing membatalkan beberapa pembatasan terkait Covid. Sementara itu, The Wall Street Journal melaporkan bahwa regulator China sedang menyelesaikan penyelidikan terhadap perusahaan Didi yang berpotensi menandakan bahwa tindakan keras negara itu terhadap sektor teknologinya mungkin akan segera berakhir.

Pergerakan pada hari ini terjadi setelah pekan lalu yang mengecewakan karena rata-rata indeks saham utama mengalami kerugian yang moderat.

Indeks blue-chip Dow Jones turun 0,9% dan memasuki zona negatif selama sembilan pekan. Sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq kehilangan masing-masing 1,2% dan 1% selama sepekan lalu.

Investor telah bergulat dengan kekhawatiran bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dapat menaikkan suku bunga terlalu cepat dan terlalu banyak, menyebabkan resesi.

Pernyataan terbaru dari anggota The Fed yang akan menetapkan suku bunga menunjukkan bahwa 50 basis poin kenaikan kemungkinan terjadi pada pertemuan Juni dan Juli.

Sebanyak 390.000 pekerjaan baru tercatat di Mei yang lebih baik dari yang diharapkan, meskipun ada kekhawatiran perlambatan ekonomi di tengah laju inflasi yang menderu. Beberapa analis percaya data perekrutan yang kuat dapat membuka jalan bagi The Fed untuk tetap agresif.

"Untuk saat ini, pasar melihat The Fed mencoba menavigasi jalan yang menyakitkan dan bergelombang. Namun, berusaha menemukan jalan keluar yang lembut. Pasar menemukan dirinya antara ingin percaya pada aksi unjuk rasa, tapi tidak percaya bahwa The Fed dapat menegosiasikan soft landing," tutur Kepala Strategi Ekuitas LPL Financial Quincy Krosby dikutip dari CNBC International.

Investor akan fokus pada rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) di Mei yang akan dirilis pada Jumat (10/6) pagi hari waktu setempat. IHK diperkirakan hanya sedikit lebih dingin dari April, yang dapat ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai konfirmasi bahwa inflasi telah mencapai puncaknya.

Pasar saham telah mengalami tahun yang bergejolak dengan mayoritas indeks utama menarik kembali dua digit dari rekor tertinggi mereka.

Indeks S&P 500 anjlok 14,7% dari level tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada bulan Januari. Patokan ekuitas secara singkat merosot ke wilayah bear market (zona penurunan) bulan lalu.

"Paruh kedua tahun 2022 akan menjadi perjalanan roller coaster bagi investor kecuali The Fed mampu mengendalikan inflasi tanpa pendaratan keras. Sebagian besar investor tampaknya bertaruh pada skenario crash-and-burn pada saat ini karena kekhawatiran resesi berlimpah dan pasar ekuitas gagal mengembangkan momentum positif apa pun," kata Kepala Manajemen Portfolio Commonwealth Financial Network Peter Essele.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular