Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
20 April 2022 20:03
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) cenderung bergerak beragam pada perdagangan Rabu (20/4/2022), di mana investor masih mencerna neraca keuangan Netflix yang mengecewakan dan masih menunggu gelombang baru dari musim rilis kinerja keuangan.

Kontrak futures indeks Dow Jones menguat tipis 14 poin atau 0,1%. Namun, indeks S&P 500 dan Nasdaq bergerak melemah yang masing-masing sebesar 0,1% dan 0,82%.

Saham Netflix anjlok lebih dari 26% di pra-pembukaan perdagangan setelah melaporkan kehilangan 200.000 pelanggan pada kuartal I-2022. Berita tersebut menyebabkan saham perusahaan streaming lainnya seperti Disney, Roku, Warner Bros Discovery dan Paramount jatuh karena investor khawatir membeli saham emiten teknologi menjelang musim rilis kinerja keuangan. Sejumlah analis juga memangkas peringkat Netflix, setelah Netflix merilis kinerja keuangannya.

Sementara itu, saham IBM melesat lebih dari 1% setelah melaporkan kinerja keuangan yang baik.

Semua indeks telah menguat kemarin dan menjadi hari terbaik sejak 16 Maret. Indeks Nasdaq naik 2,15% dan indeks Dow Jones melesat 499,51 poin atau 1,45%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 yang lompat 1,61%.

Reli pasar saham kemarin berbasis luas, di mana 10 dari 11 sektor berakhir di zona positif. Beberapa saham yang untung besar yakni Microsoft dan Alphabet naik yang masing-masing sebesar 1,7% dan 1,8%. Saham maskapai penerbangan TSA melonjak, setelah TSA mencabut mandat masker di pesawat sebagai tanggapan atas putusan pengadilan Florida.

Sisi lainnya, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mencapai lebih dari 2,94% dan menjadi level tertinggi sejak Desember 2018. Harga minyak anjlok 5% setelah International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dan memperingatkan resiko akan inflasi yang lebih tinggi.

"Saya berpikir hari ini kita berada di pasar yang di mana hal-hal berbeda bersinar. Musim rilis kinerja keuangan bagus sejauh ini dan pasar fokus pada hal tersebut. Mereka fokus pada harga minyak, dan penurunan harga minyak membantu sejarah inflasi," tutur Kepala Pasar dan Ahli Strategi Uang di Ally Invest Lindsey Bell dikutip dari CNBC International.

Investor masih menunggu rilis kinerja keuangan dari beberapa kelompok, di antaranya dari Procter & Gamble yang akan melaporkan kinerja keuangan sebelum perdagangan dibuka, disusul oleh Tesla dan United Airlines setelah perdagangan ditutup hari ini.

Selain itu, investor juga menunggu rilis data penjualan rumah AS hari ini

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Yield Treasury AS Naik Lagi, Dow Futures Kompak Terkoreksi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular