Kabar Pasar: Setoran PTBA Hingga Usul Pembekuan Bappebti

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka setelah kemarin libur sejalan dengan hari peringatan kebangkitan Isa Almasih. Sebelum memulai transaksi hari ini, Jumat (27/5/2022), ada sejumlah kabar pasar yang perlu dicermati.
Berikut kabar pasar yang telah Tim CNBC Indonesia rangkum.
Top! PTBA Setor Dividen Paling Gede ke MIND ID
Emiten tambang pelat merah ramai-ramai melakukan pembagian dividen untuk tahun buku 2021. Tiga anak usaha MIND ID sebagai holding BUMN tambang nasional yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (TINS) telah menyepakati pembagian dividen atas capaiannya di tahun lalu.
Pada Selasa (24/5/2022), dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) ANTM diputuskan bahwa perseroan akan membagikan dividen sebesar Rp 930,87 miliar atau setara dengan 50% laba bersih 2021.
Nilai dividen yang akan dibagikan oleh ANTM bahkan dua kali lebih besar dari besaran dividen di tahun 2020 yang hanya Rp 402 miliar. Hal ini disebabkan karena kenaikan laba bersih ANTM yang sangat tinggi.
Sebagai informasi, laba bersih ANTM di tahun 2021 mencapai Rp 1,86 triliun. Laba bersih ANTM tercatat naik 62% dari 2020 yang mencapai Rp 1,15 triliun.
Selanjutnya ada TINS yang memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp 455 miliar atau setara dengan 35% dari laba 2021. Keputusan ini diambil pada RUPST yang juga diselenggarakan kemarin, Selasa (24/5/2022).
TINS sukses mencetak laba bersih senilai Rp 1,3 triliun tahun lalu. Asal tahu saja, pada 2020 TINS mencatatkan kerugian sebesar Rp 340,6 miliar.
Menyusul ANTM dan TINS, PTBA juga melakukan pembagian dividen untuk kinerja tahun buku 2021. Nilai dividen yang disetorkan oleh PTBA terbilang sangat jumbo.
Bahkan setoran dividen PTBA merupakan yang terbesar dibanding dua emiten tambang BUMN lain baik dari sisi nominal dan rasio payout.
PTBA memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp 7,91 triliun atau 100% dari laba bersihnya tahun 2021.
AMAR Right Issue Incar Rp 1 Triliun Demi Penuhi Modal Inti
Bank Amar Indonesia (AMAR) mengumumkan akan segera melaksanakan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan menerbitkan 3,59 miliar saham baru atau sebesar 20,6% dari modal ditempatkan disetor penuh perseroan dengan nominal Rp 100/saham.
Aksi korporasi tersebut dilakukan untuk memperkuat permodalan dan memenuhi aturan OJK terkait bank digital. Hingga akhir kuartal pertama tahun ini, AMAR diketahui baru memiliki modal inti sejumlah Rp 2 triliun.
Adapun harga pelaksanaan dipatok senilai Rp 280/saham. Sehingga, melalui aksi korporasi tersebut, perusahaan menargetkan perolehan dana segar hingga Rp 1 triliun.
"Dana hasil PMHMETD II setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan digunakan oleh perseroan untuk memperkuat struktur permodalan dan sebagai tambahan modal kerja perseroan dalam rangka pemberian kredit kepada nasabah, yang akan direalisasikan secara bertahap," sebut prospektus Bank Amar, dikutip CNBC Indonesia pada Rabu (25/5).
Deretan Emiten Batu Bara Sebar Dividen Jumbo Triliunan Rupiah
Sederet emiten yang bergerak di sektor pertambangan batu bara telah mengumumkan sebagian atau seluruh alokasi laba yang akan disebar ke pemegang saham dalam bentuk dividen.
Dengan laba bersih yang meningkat fantastis ditopang oleh reli harga batu bara dunia yang tidak henti-hentinya, investor pada emiten batu bara dapat mengharapkan dividen tunai dengan nilai yang lebih besar.
Berikut adalah daftar beberapa emiten batu bara raksasa yang telah mengumumkan besaran alokasi laba untuk dividen.
Pertama adalah emiten pertambangan batu bara milik taipan Dato Low Tuck Kwong, Bayan Resources (BYAN) yang akan menyebar dividen US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 14,6 triliun (kurs Rp 14.600) atau US$ 0,3 per saham. Dana itu diambil dari laba ditahan yang tidak dicadangkan perseroan sampai akhir 2021.
Selanjutnya ada emiten milik Garibaldi 'Boy' Thohir, Adaro Energy Indonesia (ADRO), yang mengumumkan akan menyebar dividen senilai US$ 650 juta atau sekitar Rp 9,49 triliun untuk tahun buku 2021.