Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil rapat Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan menjadi sentimen yang mewarnai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kemarin, IHSG melemah tipis 0,15% ke 6.864,13.
Pelemahan itu sejalan dengan keputusan suku bunga acuan tetap 3,5%. Sentimen ini masih menjadi penggerak IHSG.
Meski begitu, bunga acuan bukan satu-satunya kabar pasar yang mewarnai pergerakan indeks. Berikut kabar pasar yang perlu dicermati sebelum memulai transaksi hari ini, Jumat (22/7/2022).
Ramayana Akan Buyback Saham, Siapkan Duit Rp 200 M
Emiten ritel pemilik gerai Ramayana, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) berencana melakukan pembelian kembali saham atau buyback saham dengan dana yang disiapkan Rp 200 miliar. Dana yang disiapkan tersebut termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya yang sehubungan dengan pembelian kembali saham perusahaan.
Dalam keterbukaan informasi kepada pemegang saham perusahaan, Kamis (21/7), RALS berencana membeli kembali sebanyak-banyaknya 5% dari modal disetor perseroan atau maksimum sebanyak 360 juta saham.
Rencana ini akan dilaksanakan setelah pihak RALS memperoleh persetujuan dari para pemegang saham pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 29 Agustus 2021. Sementara, periode pelaksanaan buyback akan dilakukan dalam waktu paling lama 18 bulan setelah tanggal persetujuan RUPSLB.
Edwin Soeryadjaya & Winato Tender Offer Saham TBIG Rp 7,95 T
Bersama Digital Infrastructure Asia PTE LTD, yang sebelumnya dikenal sebagai Provident Consolidated Holdings PTE LTD melakukan penawaran tender sukarela atas sebanyak-banyaknya sebesar 2,48 miliar saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Edwin Soeryadjaya dan Winato Kartono secara tidak langsung bersama-sama mengendalikan 67,04% saham dalam Bersama Digital.
Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah saham tersebut mewakili 10,97% dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh di dalam PT Tower Bersama Infrastructure Tbk.
Harga penawaran tender sukarela atau tender offer itu sebesar Rp 3.200 per saham. Sehingga, total nilai penawaran tender sukarela tersebut sebesar Rp 7,95 triliun.
Global Sukses Solusi Telah Gunakan Dana IPO Sebesar 57,5%
PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS) melaporkan dana hasil Initial Public Offering (IPO) telah terpakai Rp25,03 miliar atau mencapai 57,57% hingga semester 1 tahun 2022. Hal tersebut disampaikan RUNS dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Sebagai informasi, saat IPO RUNS telah melepas sebanyak 196,8 juta saham atau setara 20,01% dari modal disetor dengan harga penawaran RP254 per saham. Dengan demikian, melalui aksi korporasi tersebut, perseroan meraih dana segar hingga Rp49,98 miliar.
Mengutip keterangan yang dipublikasi perusahaan, Kamis (21/7/2022), rincian penggunaan dana hasil IPO tersebut, setelah dikurangi biaya-biaya IPO, digunakan untuk research and development sebesar Rp1,33 miliar, untuk capital expenditure (Capex) sebesar Rp1,04 miliar dan untuk market acquisition & working capital sebesar Rp22,67 miliar.
Catat! Baba Rafi yang IPO Beda Dengan yang Sedang Berkasus
Entitas pemegang merek waralaba Baba Rafi tengah menghelat initial public offering (IPO). Di belahan yang berbeda, merek berbau Baba Rafi juga tengah menghadapi kasus hukum.
Meski serupa, namun keduanya tak sama. Baba Rafi yang tengah menghelat IPO berada di bawah bendera PT Sari Kreasi Boga (SKB) Food. Sedang Baba Rafi yang tengah menjalani proses hukum adalah PT Baba Rafi Udang Vaname.
Hendy Setiono merupakan petinggi perusahaan udang tersebut. Ia juga merupakan pengelola merek Kebab Turki Baba Rafi wilayah timur. Sedang di wilayah barat, Baba Rafi dikelola oleh Nilamsari yang juga merupakan mantan istri Hendy Setiono.
Founder sekaligus Direktur Pengembangan Bisnis SKB Food, Nilamsari menuturkan ihwal pecahnya merek Baba Rafi ke kutub yang berbeda. Semula, merek Baba Rafi memang ia dirikan bersama mantan suami Hendy Setiono. Keduanya mendirikan PT Babarafi Indonesia dengan porsi kepemilikan saham masing-masing 50%.
Pada perjalanan membangun usaha Baba Rafi sehingga terus berkembang, Nilamsari lebih banyak memainkan peran di balik layar sebagai konseptor dan innovator. Sebaliknya, Hendy muncul di depan sehingga lebih banyak dikenal publik.
Gak Cuma Rokok, Grup Djarum Juga Cuan Dari Bisnis Properti
Duo Hartono masih berada di posisi puncak orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes. Nilai kekayaan Robert Budi Hartono mencapai US$ 23,2 miliar atau setara dengan Rp 333,15 triliun. Sementara, Michael Bambang Hartono memiliki kekayaan sekitar US$ 22,3 miliar atau setara Rp 320,23 triliun.
Selain Bank BCA yang berasal dari sektor keuangan, kekayaan Hartono bersaudara juga berasal dari sejumlah sektor lain seperti rokok Djarum, sektor elektronik melalui Polytron, startup teknologi, agrobisnis. Namun, belum banyak yang tahu kalau Keluarga Hartono juga rupanya memiliki bisnis properti.
Kata Bos Panin Soal Kabar Diakusisi Induk Danamon
Grup keuangan asal Jepang Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. (MUFG), dikabarkan sedang mempertimbangkan tawaran untuk membeli saham Bank Panin. Bahkan, MUFG disebut sedang bekerja sama dengan penasihat keuangan untuk menjajaki kesepakatan terkait akuisisi saham Bank Panin.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Panin Bank Herwidayatmo mengungkapkan jika rencana aksi korporasi ini belum ada pembahasan. "Kita sebagai perusahaan publik tahu diri, kalau sudah ada (rencana) harus dipenuhi unsur keterbukaanya," kata Herwidayatmo.
Herwid menjelaskan jika belum ada informasi apapun dari pemegang saham terkait hal tersebut. "Karena kita belum ada apa-apa (rencana aksi korporasi dengan MUFG)," jelasnya.
Laba Bersih Bank Jago Rp 29 M Pada Kuartal II
Emiten bank digital PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan pertumbuhan positif hingga kuartal II 2022. Pendapatan bunga dan pendapatan syariah Bank Jago meningkat 340% menjadi Rp 705 miliar pada kuartal II-2022. Pendapatan bunga bersih tercatat Rp 641 miliar atau tumbuh 361% secara yoy.
Pendapatan bunga dan pendapatan syariah ini didorong oleh penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tumbuh 234% menjadi Rp 7,26 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,17 triliun.
Secara year to date, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah meningkat Rp 1,89 triliun atau tumbuh 35% dibandingkan akhir 2021 yang tercatat Rp 5,37 triliun.
Terbang 80%, Saham Emiten Wulan Guritno Masuk Radar Bursa
Emiten resto dan bar PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY) berada dalam pantauan Bursa Efek Indonesia (BEI) karena terjadinya peningkatan harga saham yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).
Mengutip keterbukaan informasi BEI, pengumuman UMA tertanggal 20 Juli 2022 itu tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham LUCY tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," tulis pengumuman BEI, dikutip Kamis (21/7/2022).
Oleh karena itu para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa, mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS.
Krisis Kripto Makan Korban Lagi! Kali Ini Bursa Kripto Zipmex
Krisis kripto kembali makan korban, di mana kali ini bursa kripto yang berbasis di Asia Tenggara, Zipmex resmi menangguhkan sementara penarikan dana oleh nasabah.
Hal ini dikonfirmasi dalam tweet dari Twitter Zipmex pada Rabu (20/7/2022) malam seperti dilaporkan Reuters, di mana perusahaan mengalami kesulitan likuiditas akibat krisis yang ditimbulkan di Babel Finance dan Celsius.
Zipmex yang beroperasi di Singapura, Thailand, Indonesia dan Australia menjadi perusahaan kripto terbaru yang terdampak dari kejatuhan pasar kripto yang dimulai pada Mei akibat runtuhnya koin digital buatan Terraform Labs yakni Terra Luna dan TerraUSD.
Kondisi pasar yang bergejolak dan kesulitan keuangan yang diakibatkan oleh mitra bisnis utamanya menjadi alasan Zipmex melakukan suspensi penarikan dana oleh nasabah, menyusul langkah Celsius dkk yang sudah terlebih dahulu melakukan langkah serupa.
CEO Zipmex Thailand, Akalarp Yimwilai mengatakan bahwa kesulitan afiliasi lokal berasal dari masalah di Zipmex Global yang berbasis di Singapura, di mana mitranya yakni Babel Finance dan Celsius mengalami masalah likuiditas.
Selain itu, hubungan antara cabang Zipmex memang sedang tidak baik, di mana ada perbedaan kondisi antara Zipmex Global dan Zipmex Thailand. Akalarp mengatakan Zipmex Thailand telah kembali beroperasi selain dari transaksi yang terkait dengan satu produk investasi.
Sementara itu, Celsius yang berbasis di Amerika Serikat (AS) tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dikirim. Celsius sebelumnya telah mengajukan perlindungan Chapter 11 pada 13 Juli lalu, mencatat defisit sebesar US$ 1,19 miliar di neracanya.
Sedangkan, Babel Finance sudah menerapkan langkah serupa lebih dahulu pada bulan lalu. Manajemen Babel juga tidak mengindahkan pertanyaan dari Reuters terkait krisis yang terjadi antara Zipmex dengan Babel.