
Kabar Pasar: Setoran PTBA Hingga Usul Pembekuan Bappebti

Ini Penyebab Laba Tower Bersama Naik 56% Jadi Rp 415 M
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membukukan peningkatan pendapatan dan laba bersih sepanjang tiga bulan pertama 2022 ditopang oleh kontribusi sewa operator telekomunikasi besar. Berdasarkan laporan keuangan perseroan dikutip Kamis (26/5/2022), pendapatan Tower Bersama meningkat 15,43% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1,64 triliun.
Pada periode yang sama tahun sebelumnya, TBIG hanya membukukan pendapatan Rp 1,42 triliun. Pendapatan TBIG ini ditopang oleh sewa menara dari sejumlah operator seperti PT Indosat Tbk. (ISAT) sebesar Rp 579,5 miliar, naik 85,27% yoy dari Rp 312,6 miliar. Kemudian, dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang naik 5,36% dari Rp 537,5 miliar, menjadi Rp 566,3 miliar.
Kemudian, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) yang meningkat 10,02% menjadi Rp 258,4 miliar, dari Rp 234,8 miliar secara yoy. Kemudian PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) meningkat 18,8% menjadi Rp125,2 miliar, dari Rp 105,4 miliar yoy.
Adapun pendapatan dari PT Hutchison 3 Indonesia berkurang signifikan menjadi Rp 7,5 miliar dari Rp 233,3 miliar atau turun 96,76% yoy. Sementara itu, pendapatan dari lainnya turun 39,37% menjadi Rp3,2 miliar, dari Rp 5,4 miliar yoy.
Selain pendapatan, laba kotor perseroan juga meningkat menjadi Rp 1,23 triliun di kuartal I/2022, dari Rp 1,08 triliun di kuartal I/2021. Laba kotor ini meningkat 13,78% secara tahunan.
TBIG mampu melakukan sejumlah efisiensi. Diantaranya, penurunan beban keuanhan menjadi Rp 37,48 miliar dari sebelumnya Rp 54,79 miliar. Beban pajak penghasilan juga turun menjadi Rp 53,42 miliar dari sebelumnya Rp 106,65 miliar. Nah, efisiensi ini yang membuat perolehan laba bersih lebih optimal dari laba kotor.
TBIG mencatat laba bersih Rp 415,72 miliar. Angka ini naik 56,34% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 265,9 miliar.
Semen Indonesia Mampu Cetak Kenaikan Laba Bersih 10%
Industri semen yang belum sepenuhnya kondusif tak menghalangi perfoma keuangan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Meski tipis, produsen semen beserta solusi turunannya mampu membukukan pertumbuhan kinerja keuangan.
Sepanjang kuartal pertama tahun ini, SMGR mencatat pendapatan Rp 8,14 triliun. Angka ini naik kurang dari 1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 8,08 triliun.
Beban pokok naik 3,17% secara tahunan menjadi Rp 5,88 triliun. Akibatnya, laba kotor mengalami penurunan 5,13% secara tahunan menjadi Rp 2,25 triliun.
Beruntung, SMGR mampu menurunkan beban penjualan jadi Rp 647,64 miliar dari sebelumnya Rp 671,86 miliar. Beban umum dan adminsitrasi juga turun jadi Rp 596,81 miliar dari sebelumnya Rp 659,16 miliar.
Beban keuangan juga berhasil diturunkan jadi Rp 327,3 miliar dari sebelumnya Rp 443,64 miliar. Semua efisiensi itu membuat SMGR mampu mengerek laba sebelum pajak penghasilan 8,66% secara tahunan menjadi Rp 728,75 miliar.
Kenaikan itu juga yang membuat SMGR mampu mencatat laba bersih Rp 498,57 miliar. Angka ini naik 10,67% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 450,36 miliar.
Merck Bagikan Dividen Rp 107,5 M
PT Merck Tbk , perusahaan sains dan teknologi, menerima persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) atas Laporan Keuangan untuk tahun buku 2021, yang membukukan kinerja positif di tengah tantangan pandemi yang masih dihadapi pada 2021 dan membagikan dividen sejumlah Rp 107,5 miliar atau Rp 240 per unit saham.
Presiden Direktur PT Merck Tbk Evie Yulin mengatakan, capaian positif dan rebound yang membanggakan pada 2021 merupakan hasil kolaborasi bersama dengan pemangku kepentingan. Perseroan berupaya agar tetap bertumbuh menjadi perusahaan sains dan teknologi di bidang kesehatan yang unggul dan berkontribusi optimal bagi tercapainya tujuan keberlanjutan (Sustainable Development Goals).
"Untuk itu, Perseroan menjalankan banyak inisiatif strategis yang terbukti berhasil mempertahankan pangsa pasar, khususnya selama masa pandemi yang memaksa dunia melakukan transformasi digital lebih cepat," ungkap Evie dalam siaran pers, Kamis (26/5/2022).
Merck mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang kuat di tahun 2021. Perseroan mencatatkan lonjakan pendapatan 62% menjadi sebesar Rp 1 triliun dari Rp656 miliar di tahun 2020. Kenaikan pendapatan tersebut diimbangi dengan membaiknya efisiensi operasional, sehingga di akhir 2021.
Perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih 83% menjadi sebesar Rp 132 miliar. RUPST menyetujui bahwa Perseroan membagikan final dividen untuk tahun buku 2021 sejumlah Rp107,5 miliar atau sejumlah Rp 240 per unit saham.
DPR Usulkan Bappebti Dibekukan Sementara, Ada Apa Nih?
Wakil Ketua Komisi VI dari Fraksi PDI-Perjuangan Aria Bima mengusulkan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dibekukan sementara. Hal itu agar Kementerian Perdagangan dapat melakukan audit kinerja secara menyeluruh.
"Saya mengusulkan bagaimana kita akan meminta kepada Menteri Perdagangan untuk membekukan sementara Bappebti agar dapat melakukan audit kinerja menyeluruh terhadap sistemnya, regulasinya dan mungkin juga sumber daya manusianya," kata Aria Bima dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Bappebti di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI, Rabu (25/5/2022).
Selama dibekukan itu, Aria Bima berharap Kementerian Perdagangan dapat mengevaluasi pelayanan terhadap masyarakat dan mengembalikan tujuan dibentuknya Bappebti. Salah satunya yakni untuk mengawasi komoditas berjangka pasar keuangan agar tak ada penyimpangan.
"Ini bukan tanpa alasan (usulan Bappebti dibekukan sementara), agar bagaimana ada perbaikan yang menyeluruh dan mendasar terhadap semua hal yang terkait dengan Bappebti," imbuhnya.
(RCI/dhf)[Gambas:Video CNBC]