Minyak Sawit Bikin Bos Makin Kaya, Mencekik Rakyat Jelata!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 April 2022 08:49
Minyak Goreng Kemasan di Lotte Grosir
Foto: Pengunjung melihat minyak goreng kemasan yang dijual di Lotte Grosir, Alam Sutera, Tagerang Selatan, Jumat (18/3/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Analis CPO ternama James Fry, dalam beberapa bulan ke depan harga minyak sawit mentah akan kembali meroket dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Jika itu terjadi, tidak menutup kemungkinan harga minyak goreng akan semakin naik.

Fry menyoroti anjloknya stok minyak nabati secara global, salah satunya akibat perang Rusia dengan Ukraina. "Satu bulan yang lalu, kami memperkirakan ekspor minyak biji bunga matahari dari wilayah Laut Hitam akan meningkat 2 juta ton menjadi 13,5 juta ton pada musim 2021/2022. Sekarang yang menjadi pertanyaan, berapa dari jumlah tersebut yang hilang akibat perang Rusia dengan Ukraina?" kata Fry, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (9/3/2022).

Fry memprediksi sekitar 60% dari ekspor dari Laut Hitam terhambat, hal ini akan memicu permintaan CPO yang merupakan produk substitusinya. Ia memprediksi harga CPO bisa mencapai MYR 8.100/ton atau sekitar US$ 1.938/ton.

Harga CPO juga diperkirakan akan bergerak di kisaran MYR 6.600-8.100/ton hingga bulan Juli nanti, dan menurun menjadi MYR 6.200-7.000/ton pada semester II-2022 akibat tingkat produksi yang mulai meningkat dan permintaan yang melambat.

Jika harga CPO mencapai US$ 1.938/ton, berarti harga per kilogramnya US$ 1,938/kg. Jika dikonversi ke rupiah menjadi sekitar Rp 27.810/kg (kurs Rp 14.350/US$).

Dengan demikian, harga keekonomian minyak goreng hitungannya menjadi 100/68,28 x 0,8 x Rp 27.810 sama dengan Rp 32.538/liter. Itu belum termasuk tambahan margin 10%, begitu juga dengan biaya tenaga kerja, operasional dan lainnya.

Ilustrasi tersebut menggunakan harga CPO acuan di Bursa Derivatif Malaysia, harga di dalam negeri tentunya bisa berbeda. Harga KPB Dumai misalnya, pada 31 Maret Rp 15.963/kg, sementara harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia MYR 5.705/ton atau sekitar US$ 1.375/ton dengan harga per kilogramnya US$ 1,375. Jika dirupiahkan menjadi Rp 19.487/kg, ada selisih sekitar Rp 3.500/kg dengan KPB Dumai.

Namun intinya, ketika harga CPO mengalami kenaikan signifikan dalam periode waktu yang cukup lama, maka ada risiko harga minyak goreng akan semakin mencekik.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular