Minyak Sawit Bikin Bos Makin Kaya, Mencekik Rakyat Jelata!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 April 2022 08:49
[DALAM] CPO
Foto: Arie Pratama

Kenaikan harga CPO memberikan keuntungan yang besar bagi Indonesia, neraca perdagangan Indonesia mampu mencatat surplus hingga 22 bulan beruntun. Sepanjang 2021, nilai ekspor CPO yang termasuk dalam ekspor lemak dan minyak hewan/nabati senilai US$ 32,8 miliar, meroket lebih dari 58% dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor tersebut berkontribusi 14,97% dari total tahun 2021, dan menjadi yang terbesar kedua setelah ekspor bahan bakar mineral.

Pendapatan negara pun mengalami lonjakan signifikan hingga melampaui target akibat kenaikan komoditas, tidak hanya CPO tetapi juga batu bara dan lainnya. Sepanjang 2021 pendapatan negara mencapai Rp 2.003,1 triliun atau 114,9% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 1.743,6 triliun.

Selain negara, perusahaan CPO juga tentunya mendapat keuntungan yang semakin besar. Ini terlihat dari kinerja lima emiten yang telah melaporkan rapor keuangan 2021 yang sukses membukukan kenaikan pendapatan dan laba bersih.

Berikut beberapa emiten yang mengalami lonjakan pendapatan dan laba bersih pada 2021.

Sejalan dengan kenaikan laba bersih tersebut, para bos atau manajemen kunci-direksi dan komisaris-perusahaan tersebut juga menerima berkah dalam bentuk kenaikan gaji dan kompensasi lainnya.

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), memberikan total kompensasi, berupa imbalan jangka pendek, kepada personil manajemen kunci yang berjumlah 35 orang sebesar Rp 51,23 miliar pada 2021. Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 37,99 miliar

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) memberikan gaji dan imbalan jangka pendek kepada personil manajemen kunci, yakni direktur dan komisaris, sebesar Rp 53,55 miliar, naik dari tahun 2020 yang sebesar Rp 49,03 miliar.

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) membayarkan imbalan kerja jangka pendek kepada manajemen kunci (termasuk dewan komisaris dan direksi) Perusahaan dan entitas anaknya sebesar Rp 55,68 miliar pada tahun lalu, naik dari tahun 2020 sebesar Rp 40,53 miliar.

PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), memberikan imbalan kerja jangka pendek kepada manajemen kunci (termasuk dewan komisaris dan direksi) Kelompok Usaha senilai Rp 170,89 miliar pada 2021.Jumlah tersebut meningkat dari total yang dibayarkan pada tahun 2020 sebesar Rp 117,95 miliar.

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) membayarkan total kompensasi bruto kepada manajemen kunci (termasuk dewan komisaris dan direksi) Grup sebesar Rp 38,65 miliar pada tahun lalu, bertambah dari periode tahun sebelumnya Rp 37,16 miliar.

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR), memberikan kompensasi kepada dewan komisaris dan direksi perusahaan sebesar Rp 77,13 miliar pada 2021. Sebelumnya, pada 2020, dewan komisaris dan direksi perseroan menerima kompensasi Rp 63,60 miliar.

PT. Triputra Agro Persada Tbk (TPAG), membayarkan imbalan kerja jangka pendek kepada manajemen kunci sebesar Rp 50,41 miliar untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2021, meningkat dari periode sebelumnya sebesar Rp 44,79 miliar.

Belum lagi jika melihat kinerja saham emiten-emiten tersebut.

Sepanjang kuartal I-2022, AALI paling cuan diantara emiten sawit tersebut dengan kenaikan lebih dari 32%. Sementara SIMP yang paling rendah, tetapi tetap saja kenaikan sahamnya nyaris 10% dalam 3 bulan pertama tahun ini. Hal ini tentunya membuat kekayaan para pemegang sahamnya meningkat signifikan. 

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Harga Minyak Goreng Mencekik Rakyat Jelata

(pap/pap)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular