
Awas, Saham CPO Rontok! Kecuali Punya Taipan RI Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham di sektor minyak kelapa sawit atau CPO terkoreksi pada perdagangan sesi satu Jumat (28/7/2023). Penurunan didorong oleh harga CPO yang terseret oleh ringgit yang lebih kuat.
Pada perdagangan Kamis (27/7/2023) harga CPO berakhir terkoreksi 0,89% ke posisi MYR 4.026 per ton. Dengan ini, dalam empat hari perdagangan harga CPO terpantau melemah 0,22%, sementara secara bulanan naik 6,25%, dan masih mengalami koreksi 3,55% secara tahunan.
Penurunan harga minyak kelapa sawit atau CPO sejak awal tahun 2023 berdampak pada beberapa kinerja harga saham CPO yang memburuk bahkan secara year to date.
Dari 15 emiten minyak kelapa sawit, 12 terkoreksi, satu bergerak stagnan, dan dua menguat hingga perdagangan pukul 10.50 WIB hari ini.
Harga minyak sawit atau CPO makin melemah karena terseret oleh ringgit yang lebih kuat dan kargo asal Indonesia yang lebih murah, meskipun kerugian dibatasi oleh minyak kedelai Dalian dan minyak mentah yang lebih kuat.
Permintaan pengemas berkurang karena penawaran bersaing dari Indonesia, di mana harganya US$30-40 lebih rendah dari kargo asal Malaysia.
Banyak trader bull spread yang akhirnya melepas posisi mereka pada perdagangan Kamis, dimana kontrak Juli akan segera berakhir.
Pada perdagangan kemarin, ringgit Malaysia (MYR) mata uang perdagangan sawit, terapresiasi 0,64% terhadap dolar. Ringgit yang lebih kuat membuat minyak sawit kurang menarik bagi pemegang mata uang asing.
Sementara dari sisi minyak saingannya, kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik tipis 0,91%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 mendatar. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 juga stabil.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
Dari emiten CPO, emiten milik Boy Tohir PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) menguat pada perdagangan sesi pertama hari ini, dengan mengalami kenaikan 0,81% ke posisi Rp 620 per saham. Belum lama ini melalui entitas anak usahanya yakni Provident Warehouse Pte Ltd telah melepas kepemilikan saham di PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) sebanyak 234.442.700 saham di harga Rp500 per lembar saham. Nilai transaksi penjualan saham MMLP tersebut mencapai Rp117,22 miliar.
Provident Warehouse Pte Ltd merupakan entitas usaha PT Provident Investama Bersama Tbk (PALM).
Aksi jual tersebut dilakukan pada 7 Juli 2023 berdasarkan surat kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penjualan saham membuat kepemilikan Provident atas MMLP turun dari 12,3% menjadi 8,9%.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Harga Minyak Dunia, CPO Berbalik Cerah