
Ada Ramalan Jokowi, Cek Fakta Saham Batu Bara-CPO-Nikel!

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis energi yang sedang menimpa sejumlah negara yang berbarengan dengan kenaikan harga komoditas unggulan Indonesia, termasuk batu bara, sawit, nikel, tembaga, turut menarik perhatian Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Sebelumnya, Jokowi menyinggung soal krisis energi akhir-akhir ini saat menghadiri peresmian pembukaan Apkasi Otonomi Expo Tahun 2021 yang digelar di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/10/2021).
Di tengah krisis energi saat ini, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut tidak menampik bahwa Indonesia diuntungkan karena harga komoditas naik.
"Saya kira daerah yang memiliki kelapa sawit [CPO, crude palm oil], yang memiliki batu bara seneng semuanya atau yang memiliki nikel atau yang memiliki tembaga semuanya seneng karena ekonomi di daerah penghasil komoditas itu pasti akan merangkak naik. Insya Allah akan merangkak naik," ujar Jokowi dalam forum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) itu.
Lantas, pertanyannya, bagaimana dengan kinerja saham emiten di bursa RI yang memiliki bisnis di ketiga sektor tersebut?
Di bawah ini, Tim Riset CNBC Indonesia akan membahas secara ringkas kinerja 5 besar saham masing-masing emiten dari ketiga sektor di atas dalam sebulan terakhir, mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Kamis (21/10) pukul 10.45 WIB.
5 Saham Batu Bara dengan Kenaikan Tertinggi Sebulan
Emiten | Kode Ticker | Harga Terakhir (Rp) | % 1 Bulan |
Bayan Resources | BYAN | 26275 | 72.86 |
Indika Energy | INDY | 2140 | 56.20 |
Perdana Karya Perkasa | PKPK | 134 | 55.81 |
Harum Energy | HRUM | 8125 | 50.93 |
Bumi Resources | BUMI | 78 | 47.17 |
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI) | Harga terakhir per 21 Oktober 2021, pukul 10.45 WIB
Apabila menilik data di atas, saham batu bara milik taipan Dato Low Tuck Kwong BYAN menjadi yang paling melonjak dalam sebulan terakhir, yakni mencapai 72,86% ke Rp 26.275/saham.
Namun, perlu dicatat, harga saham BYAN sudah ambles selama 4 hari beruntun, lantaran dilanda aksi ambil untung investor. Tren koreksi ini juga dialami saham-saham batu bara setidaknya selama sepekan ini.
Kedua, ada saham INDY yang melejit 56,20% dalam sebulan. Namun, saham INDY anjlok hingga menyentuh batas auto reject bawah (ARB) 6,96% hingga perdagangan siang ini.
Saham Grup Bakrie BUMI juga melejit 47,17% dalam sebulan belakangan. Lalu, sama seperti saham batu bara lainnya, hingga siang ini turun 6,02%.
Saham batu bara menjadi yang paling melonjak dibandingkan dengan CPO dan nikel lantaran reli kenaikan komoditas batu bara menjadi yang paling tinggi sepanjang tahun ini.
5 Saham CPO dengan Kenaikan Tertinggi Sebulan
Emiten | Kode Ticker | Harga Terakhir (Rp) | % 1 Bulan |
Sawit Sumbermas Sarana | SSMS | 1175 | 45.06 |
Eagle High Plantations | BWPT | 99 | 39.44 |
Sampoerna Agro | SGRO | 2480 | 37.40 |
PP London Sumatra Indonesia | LSIP | 1445 | 33.95 |
Cisadane Sawit Raya | CSRA | 408 | 30.77 |
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI) | Harga terakhir per 21 Oktober 2021, pukul 10.45 WIB
Kemudian, di antara saham CPO lainnya, saham SSMS menjadi yang paling melesat, yakni sebesar 45,06%, dalam sebulan ini. Hari ini, saham SSMS naik 2,64%, berbarengan dengan mayoritas saham CPO raksasa lainnya.
Kedua, saham milik BUMN Malaysia Felda dan Grup Rajawali BWPT yang berhasil melejit 39,44% dalam 30 hari terakhir. Siang ini, saham BWPT terkerek 1,02%.
Saham Grup Samporna SGRO dan Grup Salim LSIP juga sama-sama menanjak dalam sebulan, yakni masing-masing sebesar 37,40% dan 33,95%.
NEXT: Masih Ada Analisis Saham Nikel!