Emas Disebut Menuju Kehancuran, Ini Alasannya!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Kamis, 26/08/2021 13:15 WIB
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca meroket 1,4% di awal pekan ini, harga emas dunia justru melempem. Pada perdagangan Kamis (26/7/2021), harga logam mulai ini kembali menurun, bahkan ada yang memprediksi menuju kehancuran.

Pada pukul 11:12 WIB, harga emas dunia turun 0,21% ke US$ 1,786/troy ons, setelah merosot 0,66% kemarin dan 0,14% hari sebelumnya, melansir data Refinitiv.

Adalah Wang Tao, Analis Komoditas Reuters yang memprediksi emas menuju kehancuran, seandaianya gagal menembus ke resisten US$ 1.800/troy ons, akan terus mengalami penurunan.


"Lebih dari itu, kegagalan menembus US$ 1.800/troy ons akan membawa kehancuran," tegas Wang dalam risetnya.

Wang kini ragu harga emas bisa naik ke US$ 1.828-1.861/troy ons. Dia menilai mungkin tren kenaikan harga emas sudah selesai. Sepertinya pola penurunan harga sudah terbentuk secara teknikal.

Level US$ 1.800/troy ons memang menjadi krusial bagi emas, banyak analis menetapkan level psikologis tersebut sebagai area resisten. Pada perdagangan Senin lalu, ketika meroket 1,4%, emas mengakhiri perdagangan di US$ 1.805/troy ons, di atas level resisten, tetapi tidak lama kemarin langsung balik lagi ke bawahnya.

Jika melihat ke belakang, pada 6 Agustus lalu harga emas dunia jeblok 2,3% ke US$ 1.762/troy ons dari posisi penutupan hari sebelumnya US$ 1.804/troy ons. Jebloknya harga emas tersebut terjadi setelah menembus ke bawah US$ 1.800/troy ons.

Sehari setelah jeblok, emas bahkan mengalami flash crash atau ambrol nyaris 4,5% dalam tempo kurang dari 15 menit. Pergerakan tersebut menunjukkan aksi jual emas meningkat ketika sudah berada di bawah US$ 1.800/troy ons.

Apalagi saat ini isu tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed sedang menghangat lagi. Tidak sekedar isu, tetapi The Fed sendiri melalui risalah rapat kebijakan moneter edisi Juli menyatakan jika mayoritas anggota dewan melihat kemungkinan tapering dilakukan tahun ini.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Berkaca 2011, Tapering Bikin Emas Ambrol 45%


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel, Saham Emas Kembali Jadi Incaran Pasar

Pages