Emas Disebut Menuju Kehancuran, Ini Alasannya!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 August 2021 13:15
Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Krisis finansial global tahun 2008 membuat The Fed menerapkan QE dalam 3 tahap. QE 1 dilakukan mulai November 2008, kemudian QE 2 mulai November 2010, dan QE 3 pada September 2012. Nilainya pun berbeda-beda, saat QE 1 The Fed membeli efek beragun aset senilai US$ 600 miliar, kemudian QE 2 juga sama senilai US$ 600 miliar tetapi kali ini yang dibeli adalah obligasi pemerintah (Treasury) AS.

QE 1 dan 2 tersebut membawa harga emas meroket dan menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa saat itu US$ 1.920/troy ons pada 6 September 2011. Setelahnya harga emas terkoreksi tajam hingga ke US$ 1.600an/troy ons dan akhirnya berkonsolidasi dengan batas atas di kisaran US$ 1.800an/troy ons, emas tidak pernah lagi mendekati rekornya.

idr

QE 3 yang dirilis The Fed pada September 2012 juga belum mampu membawa harga emas dunia kembali ke US$ 1.900/troy ons, bahkan berujung "petaka" bagi logam mulia. QE 3 berbeda dari dua stimulus moneter sebelumnya, kali ini sifatnya open-ended, artinya nilainya tidak terbatas sesuai kebutuhan. Pada satu titik ketika perekonomian AS sudah pulih maka QE tersebut akan dihentikan, tetapi sebelumnya dilakukan tapering. QE 3 saat itu senilai US$ 85 miliar per bulan.

Meski nilai QE tersebut besar, tetapi harga emas tidak begitu meresponnya sebab pasar tahu akan dilakukan tapering yang memicu taper tantrum.

Benar saja, The Fed yang saat itu dipimpin Ben Bernanke mengeluarkan wacana tapering pada pertengahan 2013 dan mulai mengurangi QE sebesar US$ 10 miliar per bulan dimulai pada Desember, hingga akhirnya dihentikan pada Oktober 2014.

Tidak sampai di situ, setelah QE berakhir muncul wacana normalisasi alias kenaikan suku bunga The Fed. Alhasil, harga emas terus merosot hingga ke titik terendah yang dicapai yakni US$ 1.045,85/troy ons pada 3 Desember 2015.

Artinya, jika dilihat dari rekor tertinggi tahun 2011 hingga ke level terendah tersebut, harga emas dunia ambrol 45,54% dalam tempo 4 tahun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular