
Siap-Siap! Emas Akan Bikin Kejutan di Tahun Ini, Baca nih...

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia jeblok 1,8% sepanjang pekan lalu dan hingga perdagangan hari ini Senin, (10/1) masih tertahan di bawah US$ 1.800/troy ons. Rilis notula Bank sentral Amerika Serikat (AS) yang mengejutkan pasar membuat harga emas dunia terpuruk, bahkan masa depannya juga diragukan.
Namun, peluang emas memberikan kejutan balik juga tidak bisa dikesampingkan. Beberapa analis masih memberikan proyeksi bullish, bahkan salah satu analis melihat probabilitas emas memberikan kejutan dengan meroket 20% dan memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa di tahun ini.
Pada pekan lalu, dalam notula rapat kebijakan moneter bulan Desember terungkap, beberapa pejabat The Fed melihat nilai neraca (balance sheet) bisa segera dikurangi setelah suku bunga dinaikkan.
"Peserta rapat kebijakan moneter secara umum mencatat bahwa, melihat outlook individual terhadap perekonomian, pasar tenaga kerja dan inflasi, mungkin diperlukan kenaikan suku bunga lebih awal atau dengan laju yang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Beberapa peserta juga mencatat akan tepat jika segera mulai mengurangi nilai neraca setelah suku bunga dinaikkan," tulis notula The Fed yang dikutip Reuters, Kamis (6/1).
Artinya, The Fed jauh lebih agresif dari perkiraan pasar. Sebelumnya, pelaku pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun ini, dan paling awal di bulan Maret.
Normalisasi kebijakan moneter The Fed merupakan musuh utama emas. Kenaikan suku bunga dan pengurangan nilai neraca dapat memicu kenaikan yield obligasi (Treasury) AS.
Yield Treasury tenor 10 tahun sepanjang pekan lalu melesat 25,3 basis poin ke 1,7655% yang merupakan level tertinggi sejak Januari 2020, atau sebelum terjadi pandemi Covid-19.
Emas dan Treasury sama-sama dianggap aset aman (safe haven), kenaikan yield Treasury membuat emas menjadi tidak menarik. Sebab, emas merupakan aset tanpa imbal hasil. Opportunity cost dalam berinvestasi emas juga akan meningkat.
Namun, emas sebenarnya masih mampu menguat hingga menyentuh US$ 1.830/troy ons pada pekan lalu, saat The Fed santer diperkirakan akan menaikkan suku bunga di bulan Maret.
Artinya emas sudah menakar atau price in terhadap kenaikan tersebut. Yang belum ditakar adalah pengurangan nilai neraca. Proyeksi tersebut dikatakan sebagai puncak hawkish The Fed sehingga jika emas bisa bertahan dari penurunan bahkan perlahan naik, maka kejutan akan terjadi.
"Emas akan pulih dari aksi jual. Kita menggunakan koreksi harga untuk kembali membeli emas. Saat ini, emas diperdagangkan di level terendah dari rentang harganya. Cukup layak untuk membeli emas saat ini, tetapi kita masih belum memiliki katalis besar untuk membuat harganya naik signifikan. Kita berada di puncak pemikiran hawkish," kata Philip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (7/1).
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Kejutan Emas Bisa Tembus US$ 2.160/Troy Ons Tahun Ini