Kapitalisasi Pasar Rp 100 T

Terjun Bebas! Market Cap UNVR Disalip Emtek-Chandra Asri

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
02 August 2021 12:25
unilever
Foto: unilever.co.id

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada perdagangan pekan lalu. Namun pelemahan IHSG masih lebih baik dibandingkan dengan negara tetangganya pada pekan lalu.

Pekan lalu, IHSG melemah 0,52% secara point-to-point. Dalam periode harian, hanya pada perdagangan Senin (26/7/2021) awal pekan lalu dan Kamis (29/7/2021) yang ditutup di zona hijau.

Selama sepekan (26-30 Juli), nilai transaksi IHSG mencapai Rp 64,98 triliun dan investor melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 1,04 triliun.

Dari data kapitalisasi pasar (market cap), Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total 10 besar saham berkapitalisasi terbesar (big cap) pada akhir pekan lalu kembali mengalami penurunan, yakni menjadi Rp 2.841 triliun, dari pekan sebelumnya sebesar Rp 2.862 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten30 Juli 2021No.Emiten23 Juli 2021No.Emiten16 Juli 2021
1.Bank Central Asia/BBCA7291.Bank Central Asia/BBCA7371.Bank Central Asia/BBCA746
2.Bank Rakyat Indonesia/BBRI4532.Bank Rakyat Indonesia/BBRI4732.Bank Rakyat Indonesia/BBRI469
3.Telkom/TLKM3213.Telkom/TLKM3143.Telkom/TLKM314
4.Bank Mandiri/BMRI2634.Bank Mandiri/BMRI2764.Bank Mandiri/BMRI271
5.Bank Jago/ARTO2465.Bank Jago/ARTO2245.Bank Jago/ARTO218
6.Astra/ASII1916.Astra/ASII2006.Astra/ASII198
7.Emtek/EMTK1687.Unilever/UNVR1837.Unilever/UNVR196
8.Chandra Asri/TPIA1688.Emtek/EMTK1588.Chandra Asri/TPIA171
9.Unilever/UNVR1619.Chandra Asri/TPIA1569.Emtek/EMTK154
10.DCI Indonesia/DCII14110.DCI Indonesia/DCII14110.DCI Indonesia/DCII141

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (30/7/2021)

Berdasarkan data di atas, secara mayoritas pergerakan big cap pada akhir pekan lalu mengalami penurunan, dan penurunannya juga cenderung besar.

Market cap saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada akhir pekan lalu kembali turun sebesar Rp 8 triliun menjadi Rp 729 triliun, dari sebelumnya pada pekan sebelumnya sebesar Rp 737 triliun.

Sedangkan market cap PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pada akhir pekan lalu juga turun signifikan sebesar Rp 20 triliun menjadi Rp 453 triliun.

Sedangkan untuk market cap saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berhasil mendepak market cap PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) hingga posisi ke-9 pada akhir pekan lalu.

Kini, Market cap EMTK berada di posisi ke-7 dengan jumlahnya mencapai Rp 168 triliun, naik Rp 10 triliun dan saham TPIA berada di posisi ke-8, yang totalnya juga sama dengan saham EMTK, yakni Rp 168 triliun atau naik Rp 12 triliun.

Sementara untuk market cap UNVR terdepak ke posisi 9 dengan jumlahnya mencapai Rp 161 triliun atau turun sebesar Rp 22 triliun. Penurunan market cap UNVR menjadi yang terbesar pada akhir pekan lalu.

Namun di balik terdepaknya saham UNVR ke posisi 9 oleh saham EMTK dan TPIA, market cap saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) malah melesat Rp 22 triliun menjadi Rp 246 triliun pada akhir pekan lalu.

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

NEXT: Analisis Sepekan

Pelemahan IHSG pada pekan lalu masih lebih baik dibandingkan dengan pasar saham negara tetangga seperti Malaysia yang ambruk 1,89%, Filipina anjlok hingga 3,84%, dan Thailand ambles 1,5%. IHSG hanya kalah dengan pasar saham Singapura yang menguat 0,73% pada pekan lalu.

Bahkan, IHSG masih lebih baik dengan pasar saham utama di Asia, di mana pasar saham Jepang ambles 1,27%, China ambruk 4,31%, Korea Selatan ambrol 1,6%, dan Hong Kong anjlok 4,98% pada pekan lalu.

Salah satu sentimen yang memperberat kinerja pasar saham regional pada pekan lalu adalah terkait perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) di global, termasuk di Asia yang kembali mengganas.

Pada pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mencatat jumlah pasien positif Covid-19 di wilayah Asia Selatan dan Timur per 30 Juli 2021 adalah 38.145.433 orang. Bertambah 124.250 orang dari hari sebelumnya.

Dalam sepekan terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 119.672 orang per hari. Lebih tinggi dibandingkan rerata seminggu sebelumnya yakni 111.530 orang setiap harinya.

corona

Kehadiran virus varian Delta yang lebih menular dari sebelumnya membuat angka kasus positif melonjak di berbagai negara. Akibatnya, sejumlah negara Asia kembali mengetatkan aktivitas dan mobilitas masyarakat.

Pada Jumat (30/7/2021), Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyetujui rencana karantina wilayah (lockdown) di wilayah ibukota Manila dan sekitarnya. Kebijakan ini akan berlaku pada 6-20 Agustus 2021.

"Ini adalah keputusan yang sangat menyakitkan. Namun terpaksa harus ditempuh untuk kebaikan semua orang," kata Harry Roque, Juru Bicara Presiden Filipina, seperti dikutip dari Reuters.

Dibayangi oleh pengetatan mobilitas masyarakat, prospek ekonomi pun menjadi samar-samar. Pemerintah Thailand merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 dari 2,3% menjadi 1,3%.

"Kami sudah mengurangi proyeksi cukup dalam. Namun setidaknya belum sampai negatif," ujar Kulaya Tantitemit, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Thailand, sebagaimana diwartakan Reuters.

Indonesia sebelumnya telah melakukan hal serupa dengan Thailand. Bank Indonesia (BI) menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2021 dari 4,1-5,1% menjadi 3,5-4,3%.

"Pada triwulan III 2021, pertumbuhan ekonomi diprakirakan akan lebih rendah sehubungan dengan kebijakan pembatasan mobilitas yang harus ditempuh oleh pemerintah untuk mengatasi peningkatan penyebaran varian delta Covid-19."

"Penurunan pertumbuhan terutama terjadi pada konsumsi rumah tangga karena terbatasnya mobilitas, di tengah peningkatan stimulus bantuan sosial oleh pemerintah, dan tetap kuatnya kinerja ekspor," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Juli 2021.

Perkembangan ini membuat investor ragu untuk menanamkan modal di pasar keuangan Asia. Hasilnya, bursa saham Benua Kuning 'karam' pada pekan lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular