Joss! Market Cap Allo Bank (BBHI) Masuk Jajaran 10 Besar

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
24 January 2022 12:30
Allo Bank
Foto: Allo Bank

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan kinerja positifnya pada pekan lalu dan juga berhasil mencetak rekor tertinggi barunya pada perdagangan akhir pekan lalu. Saham PT Allo Bank Tbk (BBHI) berhasil masuk jajaran 10 besar.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pekan lalu, IHSG menguat 0,49% secara point-to-point. Pada perdagangan Jumat (21/1/2022) akhir pekan lalu, IHSG ditutup melesat 1,5% ke level 6.726,37.

Selama sepekan, nilai transaksi IHSG cenderung turun menjadi Rp 57,58 triliun. Namun, investor asing masih mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 1,24 triliun di pasar reguler.

Dari total 10 besar kapitalisasi pasar terbesar (big cap), per Jumat akhir pekan lalu naik menjadi Rp 3.446 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 3.402 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten21 Jan 2022No.Emiten14 Jan 2022No.Emiten7 Jan 2022
1.BCA/BBCA9701.BCA/BBCA9581.BCA/BBCA934
2.Bank BRI/BBRI6262.Bank BRI/BBRI6272.Bank BRI/BBRI629
3.Telkom/TLKM4293.Telkom/TLKM4153.Telkom/TLKM413
4.Bank Mandiri/BMRI3374.Bank Mandiri/BMRI3314.Bank Mandiri/BMRI326
5.Bank Jago/ARTO2615.Bank Jago/ARTO2555.Bank Jago/ARTO258
6.Astra/ASII2276.Astra/ASII2326.Astra/ASII231
7.Chandra Asri/TPIA1747.Chandra Asri/TPIA1627.Unilever/UNVR161
8.Unilever/UNVR1588.Unilever/UNVR1618.Chandra Asri/TPIA157
9.Bank BNI/BBNI1329.Bank BNI/BBNI1319.Emtek/EMTK151
10.Allo Bank/BBHI13210.Emtek/EMTK13010.Bank BNI/BBNI131

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (21/1/2022)

Berdasarkan data di atas, hampir kesepuluh saham big cap di atas Rp 100 triliun mengalami kenaikan. Hanya tiga saham yang market cap-nya mengalami penurunan.

Saham yang mengalami penurunan market cap pada akhir pekan lalu yakni saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang turun menjadi Rp 626 triliun, saham PT Astra International Tbk (ASII) yang juga turun menjadi Rp 227 triliun, dan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang menurun menjadi Rp 158 triliun.

Sedangkan dari saham yang mengalami kenaikan market cap, saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi saham yang paling besar kenaikan market cap-nya pada pekan lalu, yakni naik sebesar Rp 14 triliun menjadi Rp 429 triliun.

Sedangkan untuk saham bank digital yakni PT Allo Bank Tbk (BBHI), pada akhir pekan lalu berhasil menduduki 10 besar saham big cap di atas Rp 100 triliun dengan market cap-nya mencapai Rp 132 triliun.

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

IHSG berhasil mencetak all time high (ATH) barunya pada penutupan perdagangan Jumat akhir pekan lalu, di mana level ATH terakhir IHSG pernah dicetaknya pada 22 November 2021, yakni di level 6.720,263. Sedangkan pada Jumat akhir pekan lalu, level ATH baru IHSG berada di 6.726,37.

Meski sentimen pasar pada pekan lalu masih cenderung negatif, tetapi IHSG mampu mencatatkan rekor barunya pada akhir pekan lalu. Pergerakan IHSG pada pekan lalu juga cenderung volatil.

Pada pekan lalu, sentimen yang mewarnai pasar global masih terkait kekhawatiran pasar akan pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).

Alhasil sepanjang pekan lalu atau lima hari beruntun, tiga indeks utama di bursa saham AS, Wall Street mencatatkan koreksi dan parahnya tidak mencetak penguatan.

Sepanjang pekan lalu, indeks Dow Jones ambles 4,58%, kemudian S&P 500 ambruk 5,68%. Paling parah, Nasdaq Composite yang terjungkal dengan koreksi 7,55%.

Pemicu utama koreksi dalam pasar ekuitas AS adalah meningkatnya kekhawatiran ekonomi dan memaksa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga lebih awal.

"Pasar dinilai terlalu tinggi secara signifikan, ketika suku bunga berada pada rekor terendah," kata Mark Zandi, kepala ekonom di Moody's Analytics.

"Tetapi ketika suku bunga naik, valuasi menjadi masalah nyata, sehingga pasar menyesuaikan dengan realitas suku bunga yang baru," tambahnya.

Saat suku bunga naik, biaya untuk berbagai jenis pinjaman terancam akan lebih mahal. Dikhawatirkan ini akan menghambat ekspansi perusahaan setelah fase pemulihan ekonomi awal.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular