
Terjun Bebas! Market Cap UNVR Disalip Emtek-Chandra Asri

Pelemahan IHSG pada pekan lalu masih lebih baik dibandingkan dengan pasar saham negara tetangga seperti Malaysia yang ambruk 1,89%, Filipina anjlok hingga 3,84%, dan Thailand ambles 1,5%. IHSG hanya kalah dengan pasar saham Singapura yang menguat 0,73% pada pekan lalu.
Bahkan, IHSG masih lebih baik dengan pasar saham utama di Asia, di mana pasar saham Jepang ambles 1,27%, China ambruk 4,31%, Korea Selatan ambrol 1,6%, dan Hong Kong anjlok 4,98% pada pekan lalu.
Salah satu sentimen yang memperberat kinerja pasar saham regional pada pekan lalu adalah terkait perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) di global, termasuk di Asia yang kembali mengganas.
Pada pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mencatat jumlah pasien positif Covid-19 di wilayah Asia Selatan dan Timur per 30 Juli 2021 adalah 38.145.433 orang. Bertambah 124.250 orang dari hari sebelumnya.
Dalam sepekan terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 119.672 orang per hari. Lebih tinggi dibandingkan rerata seminggu sebelumnya yakni 111.530 orang setiap harinya.
![]() |
Kehadiran virus varian Delta yang lebih menular dari sebelumnya membuat angka kasus positif melonjak di berbagai negara. Akibatnya, sejumlah negara Asia kembali mengetatkan aktivitas dan mobilitas masyarakat.
Pada Jumat (30/7/2021), Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyetujui rencana karantina wilayah (lockdown) di wilayah ibukota Manila dan sekitarnya. Kebijakan ini akan berlaku pada 6-20 Agustus 2021.
"Ini adalah keputusan yang sangat menyakitkan. Namun terpaksa harus ditempuh untuk kebaikan semua orang," kata Harry Roque, Juru Bicara Presiden Filipina, seperti dikutip dari Reuters.
Dibayangi oleh pengetatan mobilitas masyarakat, prospek ekonomi pun menjadi samar-samar. Pemerintah Thailand merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 dari 2,3% menjadi 1,3%.
"Kami sudah mengurangi proyeksi cukup dalam. Namun setidaknya belum sampai negatif," ujar Kulaya Tantitemit, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Thailand, sebagaimana diwartakan Reuters.
Indonesia sebelumnya telah melakukan hal serupa dengan Thailand. Bank Indonesia (BI) menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2021 dari 4,1-5,1% menjadi 3,5-4,3%.
"Pada triwulan III 2021, pertumbuhan ekonomi diprakirakan akan lebih rendah sehubungan dengan kebijakan pembatasan mobilitas yang harus ditempuh oleh pemerintah untuk mengatasi peningkatan penyebaran varian delta Covid-19."
"Penurunan pertumbuhan terutama terjadi pada konsumsi rumah tangga karena terbatasnya mobilitas, di tengah peningkatan stimulus bantuan sosial oleh pemerintah, dan tetap kuatnya kinerja ekspor," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Juli 2021.
Perkembangan ini membuat investor ragu untuk menanamkan modal di pasar keuangan Asia. Hasilnya, bursa saham Benua Kuning 'karam' pada pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
