Analisis

Saham Bank Mini Ngamuk! Jebakan Batman atau Waktunya Borong?

Putra, CNBC Indonesia
11 June 2021 07:30
Ilustrasi ATM (Image by Sebastian Ganso from Pixabay)
Foto: Infografis/Simak! Usai 'Mati Suri', 10 Bank Mini Bangkit dari 'Kubur'/Arie Pratama

Jakarta,CNBC Indonesia - Harga saham bank-bank mini alias bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun- Rp 5 triliun) kembali bergerak liar pada perdagangan Kamis kemarin (10/6/2020).

Menguatnya saham-saham tersebut didorong oleh sentimen akan segera dirilisnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) mengenai bank digital.

Juru Bicara OJK, Sekar Putih Djarot, mengatakan regulasi pembentukan bank digital akan segera rampung dan akan dirilis pada pertengahan tahun ini.

"Saat ini OJK tengah dalam proses penyusunan POJK Bank Umum yang mengakomodasi terbentuknya bank digital, baik itu bank digital by analog atau bank konvensional yang memberikan layanan digital, ataupun entitas yang terlahir sebagai bank digital (full digital bank). RPOJK Bank Umum ini diperkirakan akan terbit pertengahan tahun 2021," terang Sekar, dalam keterangan dikutip CNBC Indonesia.

Sebelumnya banyak investor berspekulasi bahwa saham-saham bank mini ini akan dicaplok oleh investor strategis dan ditransformasikan menjadi bank digital.

Adapun yang terbaru, OJK menyampaikan ada tujuh bank yang mengajukan izin menjadi bank digital. Ini merupakan respons atas semakin semaraknya transaksi perbankan melalui aplikasi di telepon selular (mobile apps).

Dalam pemaparan yang disampaikan Deputi Direktur Basel dan Perbankan Internasional OJK Tony, di sebuah webinar yang disiarkan melalui kanal Youtube, disebutkan bank yang tengah melakukan proses menjadi bank digital yaitu:

  1. Bank BCADigital,
  2. PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO)
  3. PT Bank Neo CommerceTbk (BBYB)
  4. PT Bank Capital Tbk (BACA)
  5. PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI)
  6. PT Bank QNB Indonesia Tbk dan (BKSW)
  7. PT Bank KEB Hana.

Dari pasar modal, saham-saham bank mini memang melesat pada perdagangan Kamis kemarin.

Berikut gerak saham bank mini pada perdagangan sesi II Kamis (10/6):

Dapat dilihat dari tabel di atas, kenaikan saham bank mini dipimpin oleh emiten-emiten yang namanya disebut oleh OJK seperti BKSWBBHI, BACA, BBYB serta AGRO yang terbang tinggi.

Selain kelima bank yang tersebut, sejatinya seluruh bank mini juga melesat karena menerima imbas positif efek segera dirilisnya POJK mengenai bank digital, karena para pelaku pasar masih berspekulasi nantinya bank-bank mini lain akan diakuisisi oleh investor strategis lalu ditransformasikan menjadi bank digital meski belum sekarang.

NEXT: Cermati Ini Sebelum Masuk

Tidak salah memang berspekulasi, akan tetapi ada baiknya spekulasi dilakukan dengan memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seberapa menariknya saham bank mini tersebut untuk mengurangi risiko.

Pertama, tentunya adalah valuasi.

Secara umum apabila perbankan dicaplok oleh perusahaan lain, harga akuisisi bank tersebut berada di kisaran 1,5 - 2 kali PBV (price to book value) atau rasio harga saham terhadap nilai bukunya. Biasanya apabila pembelian dilakukan di atas PBV 2,5 kali artinya akuisisi tergolong premium.

Berbekal dari angka ini maka para investor bisa memiliki safety net apabila membeli saham bank mini dengan PBV murah karena apabila akuisisi terjadi, maka perseroan yang mencaplok wajib membeli saham publik (tender offer) di harga pembelian atau rata-rata tertinggi 90 hari terakhir.

Dengan begitu, apabila saham perbankan mini sudah memiliki PBV di atas 3 kali, maka sudah tergolong mahal dan tidak ada lagi safety net ketika membeli saham tersebut.

Berikut PBV bank-bank mini yang masih belum confirm akan ditransformasikan menjadi bank digital.


Hal kedua yang perlu diperhatikan tentunya adalah apakah bank kecil tersebut memang membutuhkan injeksi dana untuk memenuhi POJK konsolidasi perbankan tahun ini. Ingat, OJK mewajibkan modal inti minimal tahun ini Rp 2 triliun dan tahun depan Rp 3 triliun.

Apabila bank tersebut sudah memiliki modal inti Rp 2 triliun maka bank tersebut boleh menunggu hingga tahun depan untuk mencari investor dan sejatinya kurang menarik tahun ini karena kemungkinan belum akan ada aksi korporasi.

Bahkan apabila bank tersebut sudah memiliki modal inti di atas Rp 3 triliun, maka bank tersebut sudah tidak wajib untuk mencari investor yang ingin menyuntik dana sehingga kemungkinan diakuisisi oleh investor strategis semakin kecil.

Beberapa bank yang sudah memiliki modal inti di atas Rp 3 triliun tetapi masih terbang padahal kemungkinan bank tersebut untuk dicaplok lebih kecil dibandingkan dengan bank lain menjadi tidak menarik untuk dilakukan spekulasi.

Ketiga, spekulator baiknya berspekulasi dengan mencari saham-saham yang tidak memiliki induk yang kuat.

Contohnya PT Bank National Nobu Tbk (NOBU) memang masih memiliki modal inti di bawah Rp 2 triliun akan tetapi NOBU memiliki induk yakni Lippo Group sehingga kemungkinan besar Lippo-lah yang akan menginjeksikan dana ke NOBU dan kecil kemungkinanya NOBU dicaplok institusi lain.

Jadi, keputusannya kembali ke Anda dalam mencermati saham bank mini mana yang pantas Anda beli sahamnya, tentu dengan pertimbangan matang sehingga bisa menghindari potensi kerugian jika saham tersebut justru ambruk.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular