
Saham Bank Mini Ngamuk! Jebakan Batman atau Waktunya Borong?

Tidak salah memang berspekulasi, akan tetapi ada baiknya spekulasi dilakukan dengan memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seberapa menariknya saham bank mini tersebut untuk mengurangi risiko.
Pertama, tentunya adalah valuasi.
Secara umum apabila perbankan dicaplok oleh perusahaan lain, harga akuisisi bank tersebut berada di kisaran 1,5 - 2 kali PBV (price to book value) atau rasio harga saham terhadap nilai bukunya. Biasanya apabila pembelian dilakukan di atas PBV 2,5 kali artinya akuisisi tergolong premium.
Berbekal dari angka ini maka para investor bisa memiliki safety net apabila membeli saham bank mini dengan PBV murah karena apabila akuisisi terjadi, maka perseroan yang mencaplok wajib membeli saham publik (tender offer) di harga pembelian atau rata-rata tertinggi 90 hari terakhir.
Dengan begitu, apabila saham perbankan mini sudah memiliki PBV di atas 3 kali, maka sudah tergolong mahal dan tidak ada lagi safety net ketika membeli saham tersebut.
Berikut PBV bank-bank mini yang masih belum confirm akan ditransformasikan menjadi bank digital.
Hal kedua yang perlu diperhatikan tentunya adalah apakah bank kecil tersebut memang membutuhkan injeksi dana untuk memenuhi POJK konsolidasi perbankan tahun ini. Ingat, OJK mewajibkan modal inti minimal tahun ini Rp 2 triliun dan tahun depan Rp 3 triliun.
Apabila bank tersebut sudah memiliki modal inti Rp 2 triliun maka bank tersebut boleh menunggu hingga tahun depan untuk mencari investor dan sejatinya kurang menarik tahun ini karena kemungkinan belum akan ada aksi korporasi.
Bahkan apabila bank tersebut sudah memiliki modal inti di atas Rp 3 triliun, maka bank tersebut sudah tidak wajib untuk mencari investor yang ingin menyuntik dana sehingga kemungkinan diakuisisi oleh investor strategis semakin kecil.
Beberapa bank yang sudah memiliki modal inti di atas Rp 3 triliun tetapi masih terbang padahal kemungkinan bank tersebut untuk dicaplok lebih kecil dibandingkan dengan bank lain menjadi tidak menarik untuk dilakukan spekulasi.
Ketiga, spekulator baiknya berspekulasi dengan mencari saham-saham yang tidak memiliki induk yang kuat.
Contohnya PT Bank National Nobu Tbk (NOBU) memang masih memiliki modal inti di bawah Rp 2 triliun akan tetapi NOBU memiliki induk yakni Lippo Group sehingga kemungkinan besar Lippo-lah yang akan menginjeksikan dana ke NOBU dan kecil kemungkinanya NOBU dicaplok institusi lain.
Jadi, keputusannya kembali ke Anda dalam mencermati saham bank mini mana yang pantas Anda beli sahamnya, tentu dengan pertimbangan matang sehingga bisa menghindari potensi kerugian jika saham tersebut justru ambruk.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
