Saham Bank Mini Masih Loyo, Bagaimana Prospeknya Tahun Ini?

Market - Tim Riset, CNBC Indonesia
27 January 2022 11:30
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja saham-saham bank mini dengan modal inti di bawah Rp 5 triliun masih belum memuaskan di awal 2022 ini. Kendati demikian, aksi korporasi berupa penambahan modal, seperti rights issue, dan penguatan ekosistem bisnis pada tahun ini diprediksi bisa menjadi katalis positif bagi sejumlah saham-saham tersebut.

Sebagaimana diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan bank untuk memiliki modal inti minimal Rp 2 triliun pada 2021 dan meningkat menjadi sebesar Rp 3 triliun per Desember 2022. Hal ini sesuai dengan tenggat waktu  yang ditetapkan dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut kinerja saham-saham bank mini sejak awal tahun (year to date/ytd).

Kinerja Saham-Saham Bank Mini di Awal 2022

No

Kode Ticker

% Harian

% Ytd

1

AMAR

0.86

50.77

2

BBHI

0.88

41.62

3

BBSI

-1.82

25.58

4

BBMD

0.76

0

5

ARTO

-6.88

-0.63

6

MASB

0.29

-1.41

7

BANK

0.45

-3.06

8

BINA

2.51

-3.67

9

DNAR

0

-4.11

10

BEKS

0

-7.41

11

BGTG

4.67

-8.2

12

AGRS

1.34

-9.04

13

BMAS

3

-10.69

14

INPC

0

-11.02

15

BKSW

-0.61

-14.58

16

BCIC

0.6

-18.45

17

BNBA

0

-19.44

18

BABP

-2.61

-19.89

19

BACA

-3.74

-22.56

20

BVIC

0

-24.02

21

AGRO

-0.79

-30.39

22

BBYB

-1.64

-31.56

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI) | Per 26 Januari 2022

Apabila mengacu pada data di atas, dari 22 saham bank mini yang diamati, hanya ada 3 saham yang berhasil tumbuh positif dan bahkan melesat hingga dua digit pada awal tahun ini.

Ketiganya adalah saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), dan PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI).

Harga saham AMAR melesat 50,77% sejak hari pertama di tahun 2022 terjadi di tengah rencana perusahaan untuk menggelar aksi korporasi penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue senilai Rp 1 triliun.

Dana hasil rights issue akan digunakan AMAR seluruhnya akan dipergunakan oleh AMAR untuk memperkuat struktur permodalan dan sebagai tambahan modal kerja perseroan dalam rangka pemberian kredit kepada nasabah yang akan direalisasikan secara bertahap.

Kemudian, saham bank digital milik pengusaha nasional Chairul Tanjung BBHI juga melejit 41,62% secara ytd.

Seperti diketahui, Allo Bank sedang menggelar aksi korporasi penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue senilai Rp 4,80 triliun. Rights issue tersebut akan diserap tujuh investor strategis.

Ketujuh investor besar yang dimaksud adalah CT Corp, Grup Salim, Growtheum Capital Partners, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Traveloka, dan Carro. Empat nama terakhir adalah pemain besar di sektor teknologi dan ekonomi digital RI alias unicorn.

Terlepas dari ketiga saham di atas yang moncer sejak awal tahun ini, secara umum saham-saham bank mini lain masih menunggu momentum dan sejumlah aksi korporasi yang material yang pada gilirannya bisa menjadi petunjuk bagi investor terkait strategi bisnis bank ke depannya.

Seperti sedikit disinggung di atas, sejumlah emiten bank mini masih akan dikejar oleh kewajiban modal inti dari OJK Rp 3 triliun pada tahun ini.

Karenanya, aksi korporasi, baik rights issue atau private placement, para emiten bank mini perlu disimak oleh para investor. Terutama, apabila penggunaan dana rights issue untuk meningkatkan modal bank, memperkuat ekosistem digital, dan penyaluran kredit yang nantinya akan menopang kinerja laba bank ke depan.

Sejumlah emiten bank mini sendiri sudah menyatakan komitmennya untuk memenuhi ketentuan modal inti Rp 3 triliun pada tahun ini. Untuk menyebut beberapa, ada PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR), PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), dan PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS).

Singkatnya, untuk tahun ini, investor patut mencermati kemungkinan aksi korporasi lanjutan dari bank mini, termasuk yang sedang bertransformasi menjadi bank digital.

Investor juga dapat memilih saham-saham bank digital yang memiliki ekosistem dan dibekingi oleh investor strategis yang kuat.

Ekosistem yang besar, apalagi di sektor digital, akan menjadi modal penting bank mini, terutama yang mau bertransformasi ke bank digital, untuk mengarungi lautan ekonomi internet atawa digital RI yang kian tumbuh saat ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Masih Belum Kendor, Saham Bank Mini Ramai-Ramai Ngacir Lagi


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading