Awal Tahun, Saham Bank Mini Ngacir Berjamaah

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
04 January 2022 10:01
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten bank mini (dengan modal inti di bawah Rp 5 triliun) melaju di zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Selasa (4/1/2021). Kenaikan ini terjadi di tengah kabar masuknya investor strategis di salah satu emiten bank bermodal cekak tersebut.

Berikut saham-saham bank mini yang menguat, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 09.41 WIB.

  1. Bank Bumi Arta (BNBA), saham +6,29%, ke Rp 3.380/saham

  2. Allo Bank Indonesia (BBHI), +6,01%, ke Rp 8.375/saham

  3. Bank Oke Indonesia (DNAR), +2,05%, ke Rp 298/saham

  4. Bank Aladin Syariah (BANK), +1,69%, ke Rp 2.400/saham

  5. Bank Amar Indonesia (AMAR), +1,54%, ke Rp 396/saham

  6. Bank Jago (ARTO), +1,44%, ke Rp 17.575/saham

  7. Bank IBK Indonesia (AGRS), +1,20%, ke Rp 168/saham

  8. Bank MNC Internasional (BABP), +1,08%, ke Rp 188/saham

  9. Bank Neo Commerce (BBYB), +0,78%, ke Rp 2.590/saham

  10. Bank Artha Graha Internasional (INPC), +0,77%, ke Rp 131/saham

  11. Bank Ina Perdana (BINA), +0,53%, ke Rp 3.770/saham

  12. Bank QNB Indonesia (BKSW), +0,52%, ke Rp 194/saham

  13. Bank Bisnis Internasional (BBSI), +0,46%, ke Rp 4.360/saham

  14. Bank Maspion Indonesia (BMAS), +0,28%, ke Rp 1.775/saham

Menurut data di atas, saham BNBA memimpin 'klasemen' dengan persentase kenaikan 6,29% ke Rp 3.380/saham, rebound dari koreksi 1,85% pada Senin (3/1).

Di bawah saham BNBA, ada saham bank digital milik pengusaha nasional Chairul Tanjung BBHI yang melompat 6,01% ke Rp 8.375/saham, setelah melonjak 11,66% pada Senin kemarin.

Kabar teranyar, dua calon pemodal baru akan masuk sebagai pemegang saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) melalui penambahan modal dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Dua pemegang saham baru ini adalah emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan Grup Salim melalui PT Indolife Investama Perkasa.

Berdasarkan prospektus yang disampaikan oleh bank milik pengusaha nasional Chairul Tanjung ini, Bukalapak akan mengempit saham Allo Bank sebanyak 2.497.816.903 saham atau 11,49%.

Sementara, Indolife akan menyerap sebanyak 1.303.815.386 saham atau setara dengan 6,00%.

Pemegang saham pengendali Allo Bank saat ini, yakni Mega Corpora yang menguasai 90% saham, hanya akan menyerap 2.712.777.020 HMETD atau sekitar 30% dari seluruh HMETD.

Adapun, hak lainnya akan dialihkan kepada calon pemodal lainnya, termasuk Bukalapak dan Indolife.

Dalam aksi korporasi ini perusahaan rencananya menerbitkan sebanyak 10.047.322.871 saham baru yang setara 46,24% dari modal disetor perusahaan.

Harga pelaksanaan dari rights issue ini adalah Rp 478/saham. Dengan demikian, dari aksi korporasi ini perusahaan akan mendapatkan Rp 4,80 triliun dana segar.

Sebagai informasi, OJK mewajibkan bank untuk memiliki modal minimal Rp 2 triliun per akhir tahun 2021 jika tak mau turun kasta menjadi BPR alias Bank Perkreditan Rakyat.

Sementara, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa keuangan (OJK) Heru Kristiyana menjelaskan, proses bank-bank tersebut meningkatkan modal inti terus berjalan.

Heru menambahkan, upaya meningkatkan modal inti tersebut dilakukan oleh bank dengan melakukan konsolidasi atau mencari partner strategis. "Semua bank itu sudah mengarah ke sana, saya yakin benar, pasti mereka akan memenuhi aturan kita. Kalau tidak penuhi sanksi berat, turun kelas menjadi BPR," kata Heru Kristiyana, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (25/11/2021).

Adapun, untuk tahun 2022 ini, modal minimal bank harus mencapai Rp 3 triliun sebagaimana termaktub dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.

Narasi bank digital yang terus berkembang sejak awal tahun lalu dan ketentuan regulator soal pemenuhan modal minimum bank menjadi katalis utama melonjaknya saham-saham bank mini.

Memang, tahun 2021 menjadi momentum yang menjanjikan bagi bank digital seiring dengan tren digitalisasi dan ramainya akuisisi sejumlah investor global untuk masuk ke bank digital.

Bukan hanya investor perbankan, investor korporasi non-bank, konglomerat hingga perusahaan rintisan alias startup berlomba-lomba masuk berinvestasi ke bank digital.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ssst... 3 Saham Bank Mini Ini Gerak 'Liar' saat IHSG Rebound

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular