Berikut posisi kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 15:06 WIB kemarin:
Saat pasar keuangan Indonesia ijo royo-royo, tidak demikian dengan bursa saham Negeri Paman Sam. Wall Stret hari ini ditutup melemah, bahkan koreksinya lumayan parah.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik tipis 0,08%. Namun S&P 500 turun 0,67% dan Nasdaq Composite ambrol 1,88%.
Padahal banyak sentimen positif bertebaran di pasar. Pertama, Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo menetapkan sejumlah pembatasan sosial (social restriction) akan segera dilonggarkan. Misalnya, layanan kereta api bawah tanah alias subway akan kembali beroperasi 24 jam mulai 17 Mei 2020.
Kemudian jumlah mereka yang datang ke perkantoran dan salon tidak akan lagi dibatasi mulai 19 Mei 2021. Batasan jumlah orang yang berkumpul di luar ruangan pun tidak lagi dibatasi mulai 10 Mei 2021.
"New York telah membukukan kemajuan yang luar biasa. Sekarang saatnya untuk menyesuaikan kebijakan berdasarkan data yang ada," tegas Cuomo, seperti dikutip dari Reuters.
New York pernah menjadi negara bagian di Negeri Adidaya yang paling parah terdampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Namun kini kondisinya sudah jauh membaik.
US Centers for Disease Control and Prevention melaporkan, total pasien positif corona di New York per 2 Mei 2021 adalah 2.041.268 orang. Bertambah 2.200 orang dari hari sebelumnya.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata tambahan pasien baru adalah 3.714 orang per hari. Jauh lebih sedkit ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yaitu 6.590 orang. Terlihat kurva kasus mulai melandai.
Kedua, New York Times melaporkan bahwa US Food and Drug Administration akan segera memberikan lampu hijau untuk pembeian vaksin Pfizer-BioNTech kepada warga berusia 12-15 tahun. Sebelumnya, vaksin ini hanya boleh diberikan kepada mereka yang berusia di atas 16 tahun.
Artinya, vaksinasi anti-virus corona di Negeri Stars and Stripes bakal semakin masif. Our World ini data mencatat jumlah rakyat AS yang sudah mendapat vaksin dosis penuh mencapai 105,52 juta per 3 Mei 2021. Ini adalah yang terbanyak di dunia.
 Sumber: Our World in Data |
Vaksin, jika efektif, akan membentuk kekebalan tubuh untuk menghadapi serangan virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Semakin banyak penduduk yang divaksin, maka suatu negara akan semakin dekat dengan kekebalan kolektif (herd immunity). Ketika herd immunity sudah terbentuk, rantai penularan akan terputus sehingga pandemi bakal berakhir.
So, apa yang membikin Wall Street ambles? Kehidupan masyarakat AS yang perlahan mulai normal seperti masa sebelum pandemi akan membuat penggunaan bantuan teknologi menjadi berkurang. Selama masa pandemi, penggunaan teknologi sangat mendominasi kehidupan sehari-hari mulai dari bekerja, berbelanja, hingga mencari hiburan.
Dengan pandemi yang mulai terkendali, warga AS kini punya keberanian untuk tidak cuma #dirumahaja. Warga sudah bisa bekerja di kantor, makan-minum di restoran, ngopi-ngopi cantik, nonton bioskop, dan sebagainya.
Jadi, penggunaan teknologi diperkirakan bakal berkurang drastis. Akibatnya, saham-saham teknologi mengalami tekanan jual karena prospeknya yang suram.
Harga saham Facebook turun 1,31%, Amazon minus 2,2%, Apple anjlok 3,54%, dan Netflix berkurang 1,16% karena tekanan jual. Koreksi saham-saham teknologi ini yang membuat Wall Street secara keseluruhan terperosok ke jalur merah.
Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen yang berpotensi jadi penggerak pasar. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang kurang menggembirakan.
Dikhawatirkan merahnya Wall Street akan membuat mental pelaku pasar di Asia jadi kalah sebelum bertanding. Ini tentu bukan kabar baik buat IHSG dkk.
Sentimen kedua adalah perkembangan pandemi virus corona. Saat di AS situasinya relatif lebih terkendali, sebaliknya terjadi di Asia.
India tentu masih menjadi sorotan dunia. Organsasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di Negeri Bollywood per 4 Mei 2021 adaah 20.282.833 orang. Bertambah 357.229 orang dari hari sebelumnya.
Dalam dua minggu terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 354.410 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata dua pekan sebelumnya yakni 188.217 orang per hari.
Namun bukan cuma India, negara-negara tetangga di ASEAN juga mengalami tren kenaikan jumlah kasus positif. Misalnya di Malaysia, di mana per 3 April 2021 jumlah pasien positif tercatat 415.012 orang, Bertambah 3.418 orang dari hari sebelumnya.
Dalam sepekan hari terakhir, rata-rata tambahan pasien baru adalah 3.153 orang. Lebih tinggi dibandingkan rerata tujuh hari sebelumnya yaitu 2.555 orang. Peningkatan kasus terjadi dalam lima pekan berturut-turut.
Kasus aktif juga meningkat pesat. Per 2 Mei 2021, jumlah kasus aktif adalah 30.339 orang, tertinggi sejak 24 Februari 2021.
Oleh karena itu, Indonesia tidak bisa berleha-leha. Ancaman virus corona masih sangat nyata dan belum saatnya mengendurkan kewaspadaan.
Apalagi belum lama ini Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa virus corona varian baru yang ada di India sudah menembus benteng pertahanan Tanah Air. Tahu sendiri bagaimana kondisi India sekarang. Menyeramkan...
Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Sentimen ketiga, kali ini dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data pertumbuha ekonomi domestik periode kuartal I-2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami kontraksi atau tumbuh negatf 0,87% pada tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Artinya, kontraksi ekonomi akan terjadi dalam empat kuartal beruntun alias tepat setahun. Indonesia masih terjebak di 'jurang' resesi ekonomi.
Namun, data pertumbuhan ekonomi 'berjenis kelamin' lagging indicator. Sudah kejadian, sudah lampau, sudah basi, sudah berlalu karena sekarang sudah masuk kuartal II-2021 bahkan sudah hampir setengah jalan.
Oleh karena itu, ada baiknya menatap apa yang terjadi saat ini yaitu kuartal II-2021. Kemungkinan besar, hampir pasti, hakul yakin, Indonesia tidak lagi resesi mulai kuartal ini.
Kemenko Perekonomian punya proyeksi pertumbuhan ekonomi di 6,9-7,8% untuk kuartal II-2021. Sementara 'ramalan' Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) adalah 5,3%.
Pelaku pasar pun tidak kalah pede. Misalnya, Bahana Sekuritas punya perkiraan di 7,82% yoy sedangkan Mirae Asset punya proyeksi 6,25% yoy.
"Pembatasan aktivitas masyarakat masih akan berlangsung setidaknya hingga semester I-2020 sehingga menjadi tantangan dalam upaya pemulihan ekonomi. Namun ini akan menjadi fondasi bagi kebangkitan ekonomi. Oleh karena itu, kami memperkirakan ekonomi akan membaik secara signifikan pada semester II-2021," sebut Faisal Rachman, Ekonom Bank Mandiri, dalam risetnya.
So, Indonesia boleh masih berkubang di 'lumpur' resesi. Namun pada kuartal II-2021 dan seterusnya, kemungkinan besar resesi sudah pergi dan ekonomi Indonesia bakal tumbuh tinggi.
Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari Ini
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
- Rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) jasa Australia periode April 2021 (06:00 WIB).
- Rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal I-2021 (11:00 WIB).
- Rilis data PMI jasa India periode April 2021 (12:00 WIB).
- Rilis data PMI jasa Zona Euro periode April 2021 (15:00 WIB).
- Rilis data PMI jasa AS periode April 2021 (20:45 WIB).
- Rilis data stok minyak AS periode pekan yang berakhir 30 April 2021 (21:30 WIB).
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Untuk mendapatkan informasi terkini seputar data pasar, silakan klik di sini.
TIM RISET CNBC INDONESIA