Newsletter

Sudah Setahun Indonesia Resesi, Kapan Kelarnya???

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 May 2021 06:00
Financial Markets Wall Street
Ilustrasi Bursa Saham AS (AP/Courtney Crow)

Saat pasar keuangan Indonesia ijo royo-royo, tidak demikian dengan bursa saham Negeri Paman Sam. Wall Stret hari ini ditutup melemah, bahkan koreksinya lumayan parah.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik tipis 0,08%. Namun S&P 500 turun 0,67% dan Nasdaq Composite ambrol 1,88%.

Padahal banyak sentimen positif bertebaran di pasar. Pertama, Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo menetapkan sejumlah pembatasan sosial (social restriction) akan segera dilonggarkan. Misalnya, layanan kereta api bawah tanah alias subway akan kembali beroperasi 24 jam mulai 17 Mei 2020.

Kemudian jumlah mereka yang datang ke perkantoran dan salon tidak akan lagi dibatasi mulai 19 Mei 2021. Batasan jumlah orang yang berkumpul di luar ruangan pun tidak lagi dibatasi mulai 10 Mei 2021.

"New York telah membukukan kemajuan yang luar biasa. Sekarang saatnya untuk menyesuaikan kebijakan berdasarkan data yang ada," tegas Cuomo, seperti dikutip dari Reuters.

New York pernah menjadi negara bagian di Negeri Adidaya yang paling parah terdampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Namun kini kondisinya sudah jauh membaik.

US Centers for Disease Control and Prevention melaporkan, total pasien positif corona di New York per 2 Mei 2021 adalah 2.041.268 orang. Bertambah 2.200 orang dari hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata tambahan pasien baru adalah 3.714 orang per hari. Jauh lebih sedkit ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yaitu 6.590 orang. Terlihat kurva kasus mulai melandai.

Kedua, New York Times melaporkan bahwa US Food and Drug Administration akan segera memberikan lampu hijau untuk pembeian vaksin Pfizer-BioNTech kepada warga berusia 12-15 tahun. Sebelumnya, vaksin ini hanya boleh diberikan kepada mereka yang berusia di atas 16 tahun.

Artinya, vaksinasi anti-virus corona di Negeri Stars and Stripes bakal semakin masif. Our World ini data mencatat jumlah rakyat AS yang sudah mendapat vaksin dosis penuh mencapai 105,52 juta per 3 Mei 2021. Ini adalah yang terbanyak di dunia.

coronaSumber: Our World in Data

Vaksin, jika efektif, akan membentuk kekebalan tubuh untuk menghadapi serangan virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Semakin banyak penduduk yang divaksin, maka suatu negara akan semakin dekat dengan kekebalan kolektif (herd immunity). Ketika herd immunity sudah terbentuk, rantai penularan akan terputus sehingga pandemi bakal berakhir.

So, apa yang membikin Wall Street ambles? Kehidupan masyarakat AS yang perlahan mulai normal seperti masa sebelum pandemi akan membuat penggunaan bantuan teknologi menjadi berkurang. Selama masa pandemi, penggunaan teknologi sangat mendominasi kehidupan sehari-hari mulai dari bekerja, berbelanja, hingga mencari hiburan.

Dengan pandemi yang mulai terkendali, warga AS kini punya keberanian untuk tidak cuma #dirumahaja. Warga sudah bisa bekerja di kantor, makan-minum di restoran, ngopi-ngopi cantik, nonton bioskop, dan sebagainya.

Jadi, penggunaan teknologi diperkirakan bakal berkurang drastis. Akibatnya, saham-saham teknologi mengalami tekanan jual karena prospeknya yang suram.

Harga saham Facebook turun 1,31%, Amazon minus 2,2%, Apple anjlok 3,54%, dan Netflix berkurang 1,16% karena tekanan jual. Koreksi saham-saham teknologi ini yang membuat Wall Street secara keseluruhan terperosok ke jalur merah.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular