
Ngaku Didekati Shopee, Ini Sepak Terjang Bank Aladin Syariah

Mengacu pada laporan tahunan 2019 Bank Net, NTI Global sebagai pemegang saham terbesar Bank Aladin didirikan dengan nama PT Sinar Mitra Investama berdasarkan Akta Pendirian No. 38 tanggal 27 April 2015. NTI sendiri beralamat di Jakarta Pusat.
Dalam prospektus IPO disebutkan bahwa di balik nama NTI Global, ada pemegang saham pengendali terakhir (PSPT) alias beneficial ownership yakni pengusaha bernama John Dharma J Kusuma. Nama John Dharma J Kusuma terkait dengan salah satu raksasa rokok Tanah Air asal Kudus, Jawa Tengah.
Dari beberapa literatur artikel dan situs resmi terkait, John adalah salah satu petinggi dari PT Nojorono Tobacco International (Nojorono), pabrik rokok dengan merek Minak Djinggo dan Class Mild. Saat ini perusahaan menduduki posisi kelima dalam industri rokok terbesar di Indonesia.
Situs resminya mencatat, Nojorono Kudus, merupakan salah satu perusahaan pelopor rokok kretek di Indonesia. Nojorono (baca: No-Yo-Ro-No) didirikan pada 14 Oktober 1932 oleh Ko Djee Siong dan Tan Djing Thay dan berpusat di Kudus, Jawa Tengah.
Secara berkala dimulai pada 1990, tongkat estafet dipercayakan kepada generasi ketiga keluarga Nojorono, yakni Stefanus JJ Batihalim, Harsono Djuhadi, John D Kusuma, Arifin Pamudji, dan L Surya Djuhadi.
Kini, John adalah pemegang saham terakhir NTI Global dan pengendali Bank Bank Aladin, kendati tidak disebutkan bahwa NTI adalah bagian dari Nojorono, tapi besar kemungkinan berasal dari singkatan Nojorono Tobacco International.
Adapun Alphaplus, pemegang minoritas (di bawah 5%) saham BANK, adalah perusahaan jasa dengan pemegang saham yakni PT Sinergi Optima Solusindo 60%, Simon Subrata 35% (mantan partner di EY) dan Andi Gunawan 5% (mantan partner di Kendall Court ESG Capital Asia, dan Cambridge Fund).
Ternyata beneficial ownership dari Alphaplus adalah anak muda bernama Anthony Pradiptya.
Antnohy merupakan partner dari Kaesang, putra bungsu Presiden Jokowi, di bisnis GK Hebat, perusahaan induk yang berkantor di Generali Tower, Jakarta Selatan, yang membawahi sejumlah bisnis di antaranya Sang Pisang, Yang Ayam, Ternakopi, Siap Mas, Let's Toast, dan Enigma Camp.
Anak muda yang baru 34 tahun ini adalah putra Gandi Sulistiyanto, Managing Director Sinarmas Grup.
Anthony masuk ke Bank Net Syariah lewat 'kendaraan' PT Gan Kapital. Mayoritas saham Alphaplus dipegang PT Sinergi Optima Solusindo, dan mayoritas saham Sinergi Optima dimiliki Gan Kapital, sementara Anthony punya 45% saham Gan Kapital.
Di jajaran direksi Gan Kapital, situs resmi mencatat, nama Anthony Pradiptya Gan sebagai CEO, Edwin Prasetya Gan sebagai Chief Operation Officer (COO), dan Wesley Harjono sebagai Chief Financial Officer (CFO).
Wesley juga menantu Gandi. Wesley, kepada CNBC Indonesia, mengatakan masuknya Gan Kapital di Bank Net Syariah dengan tujuan investasi di tengah tren digitalisasi.
Kini Bank Aladin juga ditopang sejumlah milenial dan eks petinggi OVO yang menjadi direktur dan tengah menunggu hasil fit and proper test dari OJK.
Ketiganya yakni Firdila Sari (mantan Head of Product OVO) sebagai Direktur Digital Banking, Willy Hambali (mantan Chief Product Officer OVO) sebagai Direktur Keuangan dan Strategi, dan Budi Kusmiantoro (mantan Chief Teknologi Officer OVO) sebagai Direktur Teknologi Informasi Bank.
Nama lain yang disorot yakni Dyota Marsudi yang menjadi dirut baru dan menunggu fit and proper. Dyota adalah putra dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi. Dyota menggantikan posisi Presiden Direktur BANK yakni Basuki Hidayat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
