Mau Rights Issue, Saham Bank Aladin Syariah Drop! Asing Kabur

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
23 April 2021 11:18
IPO PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK), 1 Februari 2021
Foto: IPO PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK), 1 Februari 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK), bank yang baru saja mengganti namanya menjadi PT Bank Aladin Syariah Tbk, melemah di zona merah sejak awal perdagangan hari ini, Jumat (23/4/2021).

Pelemahan terjadi pascakabar terbaru soal rencana manajemen BANK untuk menambah modal lewat penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pukul 11.00 WIB, saham BANK ambles 1,88% ke Rp 3.660/saham. Pelemahan ini terjadi setelah BANK mengalami penguatan selama dua hari sebelumnya.

Adapun asing tercatat melakukan jual bersih sebesar Rp 33,58 juta di saham ini.

Tampaknya, pesona saham BANK dalam sepekan terakhir mulai memudar. Ini terlihat dari pertumbuhan saham ini yang tercatat minus 3,43%. Padahal dalam sebulan BANK melesat 38,11%. Sepekan asing juga jualan Rp 12 miliar.

Saham ini memang 'primadona' investor sejak awal penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada 1 Februari lalu.

Bagaimana tidak, sejak awal melantai di bursa, saham ini terus melesat, kendati diganjar suspensi sebanyak tiga kali oleh pihak bursa. Sejak IPO BANK sudah meroket setinggi 3.453,39%.

Kemarin, Kamis (22/4), dalam klarifikasi atas pemberitaan media terkait soal isu masuknya Sea Ltd, induk dari e-commerce Shopee yang berbasis di Singapura, ke Bank Aladin, manajemen BANK juga kembali menegaskan rencana penambahan modal lewat rights issue.

BANK memang berencana melakukan penambahan modal lewat rights issue yang rencananya akan disetujui lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 7 April lalu. Namun, rights issue tersebut diputuskan untuk ditunda.

Manajemen bank menjelaskan, perseroan tidak membahas rights issue, yang merupakan mata acara ketiga RUPSLB.

Ini lantaran pihak BANK mengikuti aturan OJK yang menyatakan pembahasan tersebut tidak dapat dapat dilakukan sebelum perseroan memenuhi POJK 32/2015, yaitu soal kewajiban penyampaian keterbukaan informasi.

Pihak BANK mengakui, perseroan belum dapat menyampaikan keterbukaan informasi terkait rights issue tersebut.

Akan tetapi, dalam keterbukaan informasi itu, manajemen menambahkan, BANK akan tetap melakukan rights issue dalam waktu dekat, atau setidaknya dalam 1 tahun ke depan.

Asal tahu saja, baru-baru ini, beredar kabar soal rencana masuknya induk Shopee, Sea Group, ke BANK.

Kabar tersebut pertama kali diembuskan dalam laporan The Straits Times, media asal Singapura, berdasarkan sumber yang mengetahui kabar pasar ini. Sumber tersebut menyebutkan Sea sedang mengincar Bank Aladin Syariah untuk menjadi partner online dari anak usahanya Shopee.

Sea yang tercatat di bursa Wall Street, NYSE (New York Stock Exchange), dengan kode saham SE ini sudah memiliki PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (Bank BKE). Bank ini kini sudah berubah nama menjadi Bank Seabank Indonesia.

Dalam penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen Bank Aladin menegaskan bahwa saat ini perseroan memang dalam tahap penjajakan dengan beberapa calon mitra strategis kendati tidak membantah kabar tersebut.

"Belum ada transaksi [masuknya Shopee], saat ini perseroan masih dalam tahap penjajakan dengan beberapa calon mitra strategis," kata Ali Akbar Hutasuhut, Head of Corporate Secretary Bank Aladin Syariah, dalam keterbukaan informasi di BEI, Kamis (22/4/2021).

BEI pun bertanya apakah sudah terjadi transaksi antara Bank Aladin Syariah dengan pihak Sea Ltd. sehingga perlu dijelaskan ruang lingkup dan bentuk kerja sama operasional serta pengaruh terhadap usaha Bank Aladin Syariah sebagai bank digital.

"Belum ada transaksi, saat ini perseroan masih dalam tahap penjajakan dengan beberapa calon mitra strategis," jelasnya.

Dia mengatakan, ruang lingkup kerja sama dengan mitra strategis (tanpa menyebut Shopee) dapat meliputi, namun tidak terbatas pada penyediaan layanan dan produk perbankan konvensional dan digital bagi calon mitra perseroan untuk menunjang bisnis calon mitra strategis.

"Kerja sama ini dapat meningkatkan bisnis Perseroan karena adanya ekosistem calon mitra strategis yang dapat digarap sehingga dapat meningkatkan portofolio kredit dan/atau dana pihak ketiga (DPK) perseroan," jelasnya.

Ali juga belum bisa menjelaskan porsi kepemilikan Sea Ltd dan pihak pengendali setelah akuisisi bila terjadi.

"Belum ada transaksi, saat ini perseroan masih dalam tahap penjajakan dengan beberapa calon mitra strategis. Saat ini perseroan berencana akan melakukan penambahan modal dengan menerbitkan saham baru [rights issue] dan saat ini perseroan sedang melakukan penjajakan dengan beberapa calon mitra strategis untuk mengembangkan bisnis perseroan."

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Aladin Dibanting, Batal Dicaplok Shopee?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular