PPnBM 0% Bikin Mobil Laris Manis, Saham Otomotif Siap Ngamuk?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
15 March 2021 07:58
Calon pembeli melihat mobil baru di Showroom Suzuki di Kawasan Gading Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (16/2/2021). Pemerintah memutuskan untuk memberikan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) atau pajak 0%. Insentif tersebut terbagi menjadi tiga tahap yang akan dievaluasi per tiga bulan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Calon pembeli melihat mobil baru di Showroom Suzuki di Kawasan Gading Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (16/2/2021). Pemerintah memutuskan untuk memberikan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) atau pajak 0%. Insentif tersebut terbagi menjadi tiga tahap yang akan dievaluasi per tiga bulan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten otomotif dan komponennya ditutup di zona hijau pada perdagangan akhir pekan Jumat (12/3/2021). Penjualan mobil, berdasarkan wawancara dari dealer mobil, mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya.  

Sentimen aturan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 0% untuk pembelian mobil baru yang berlaku mulai 1 Maret lalu kembali menjadi pendorong saham otomotif dan komponennya kembali menguat pada Jumat akhir pekan lalu.

Setidaknya ada enam saham otomotif dan komponennya yang menguat pada perdagangan akhir pekan lalu. Adapun pergerakan saham otomotif dan pendukungnya pada perdagangan akhir pekan lalu.

Pada akhir pekan lalu, penguatan yang paling besar terjadi di saham emiten komponen radiator mobil, PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) yang ditutup melesat 3,54% ke level Rp 1.315/unit. Dalam sepekan, saham SMSM masih ambles hingga 6,07%.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham SMSM pada akhir pekan lalu mencapai Rp 285 juta, sedangkan dalam sepekan, nilai transaksi SMSM sudah mencapai Rp 8,1 miliar. Investor asing memborong saham ASII di pasar reguler sebanyak Rp 68,6 juta pada akhir pekan lalu.

Selanjutnya di posisi kedua terdapat saham PT Indo Kordsa Tbk (BRAM) yang ditutup melesat 3,19% ke Rp 4.850/unit pada perdagangan akhir pekan lalu. Dalam sepekan, saham BRAM masih cukup eksis, yakni menguat 2,11%.

Tercatat nilai transaksi saham BRAM pada akhir pekan lalu mencapai Rp 1,5 juta, sedangkan dalam sepekan, nilai transaksi BRAM telah mencapai Rp 9,5 juta. Namun, investor asing pada akhir pekan lalu hingga sepekan belum ada yang masuk atau keluar di saham BRAM.

Adapun penguatan paling minor yang terjadi pada perdagangan akhir pekan lalu terjadi di saham 'raja otomotif indonesia', PT Astra International Tbk (ASII).

Saham ASII ditutup menguat 0,92% ke posisi Rp 5.475/unit pada perdagangan akhir pekan lalu. Walaupun saham ASII berhasil menutupi pekan lalu dengan positif, namun dalam sepekan, saham ASII masih terkoreksi 1,79%.

Adapun nilai transaksi saham ASII pada akhir pekan lalu mencapai Rp 536,7 miliar dan dalam sepekan, nilai transaksi ASII telah mencapai Rp 1,9 triliun.

Investor asing tercatat juga masih melepas saham ASII di pasar reguler sebanyak Rp 89 miliar pada akhir pekan lalu dan sebanyak Rp 290,8 miliar di seluruh pasar pada pekan lalu.

Namun pada akhir pekan lalu, asing membeli saham ASII melalui pasar tunai dan negosiasi sebesar Rp 2,68 miliar.

Sebelumnya, pemerintah melakukan relaksasi terhadap Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 0% untuk kendaraan baru yang dimulai 1 Maret 2021.

Berdasarkan keputusan Menteri Perindustrian Nomor 169 Tahun 2021, ada 21 mobil yang pajaknya digratiskan mulai dari Toyota Avanza hingga Wuling Confero.

Dalam kebijakan ini, tidak semua kendaraan akan mendapatkan relaksasi tersebut.

Aturan tersebut menyebutkan kendaraan yang mendapatkan keringanan PPnBM adalah mobil yang memiliki penggunaan komponen dalam negeri (TKDN) minimal 70%.

Relaksasi ini juga disetujui Menteri Keuangan Sri Mulyani lewat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 20/PMK.010/2021.

Sementara itu relaksasi akan terbagi ke dalam tiga periode, yaitu insentif 100 persen dari tarif pada Maret-Mei 2021, kemudian 50 persen dari tarif pada Juni-Agustus 2021, dan 25 persen tarif pada September-Desember 2021.

Pasal 2 PMK tersebut menjelaskan insentif PPnBM mobil akan berlaku untuk jenis sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel atau semi-diesel) berkapasitas hingga 1.500 cc.

Sejak berlakunya kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) pada 1 Maret lalu, agen pemegang merk (APM) melaporkan sudah ada peningkatan penjualan secara signifikan.

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengklaim selama empat hari berlakunya relaksasi PPnBM, permintaan mobil Suzuki naik 100 persen dibanding periode yang sama bulan Februari 2021.

"Sejauh ini dari data yang kami pantau, permintaan mobil Suzuki naik 100 persen," kata Marketing Director PT SIS Donny Ismi Saputra dalam keterangan resmi, Sabtu (13/3/21).

Suzuki memiliki dua model yang mendapatkan relaksasi PPnBM nol persen, yakni Suzuki Ertiga dan Suzuki XL7.

"Kami memperkirakan kenaikan penjualan untuk kedua model itu sekitar 20 persen. Tetapi bisa saja terus berkembang," ujarnya.

Toyota mengalami peningkatan yang lebih tajam lagi, Marketing Director PT Toyota Astra Motor, Anton Jimmy mengatakan penjualan mobil Toyota yang mendapatkan insentif PPnBM mengalami peningkatan signifikan. Ini terlihat dari total surat pembelian kendaraan (SPK) yang dikeluarkan.

"Dari data 1-8 Maret 2021, untuk Avanza, Sienta, Rush, dan Yaris, SPK-nya naik sekitar 94-155% kalau dibandingkan dengan SPK bulan Februari di tanggal yang sama," ungkapnya.

Sementara untuk Vios, yang mendapatkan diskon terbesar hingga Rp 65 juta imbas dari insentif ini, penjualannya naik lebih besar lagi karena sebelumnya permintaannya memang tidak banyak. Anton mengatakan bahwa pihaknya sudah meminta pabrik untuk meningkatkan produksinya.

"Sekarang kami sedang memonitor kondisi stok, karena tidak mudah juga pabrik menambah produksi dalam waktu singkat," ujarnya.

Dari Honda, Business Innovation and Sales Marketing PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy mengungkapkan kenaikan penjualan sekitar 40-50% dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya.

"Khususnya untuk model yang mendapatkan insentif pajak, peningkatan naik lebih dari 60% dibanding seminggu pertama bulan Februari lalu, growth tertinggi ada di HRV 1,5 liter," tuturnya.

Billy mengatakan animo masyarakat sangat baik dalam memanfaatkan relaksasi pajak ini. "Kami akan terus mengamati perkembangan permintaan mobil ke depannya untuk memenuhi supply dengan demand yang ada," imbuhnya.

Daihatsu mencatatkan kenaikan SPK terjadi dalam seminggu saat berlakunya insentif pajak pembelian mobil baru tersebut. Tidak hanya pada model-model yang mendapatkan insentif ini, tetapi juga model yang tidak mendapatkan insentif.

Untuk model yang mendapatkan insentif seperti Xenia, Terios, Luxio, dan Gran Max MB, SPK-nya melonjak sekitar 40%. Sedangkan model-model lainnya seperti Ayla, Sigra, Sirion, Gran Max PU, Gran Max Blindvan penjualannya naik sekitar 20%.

"Untuk stok model yang mendapat insentif PPnBM khususnya di bulan-bulan periode relaksasi tersebut tentunya akan kami atur seoptimal mungkin agar seimbang antara demand dan supply yang ada," kata Marketing and Customer Relation Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation Hendrayadi.

Tidak ketinggalan, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales (MMKSI) juga mengalami hal serupa. Tercatat ada dua produk Mitsubishi yang mendapatkan Insentif PPnBM, yaitu Xpander dan Xpander Cross.

"Jumlah SPK minggu pertama Maret 2021 terjadi peningkatan yang cukup signifikan untuk Xpander, jika dibandingkan periode yang sama di Februari 2021," kata Irwan Kuncoro, Director of Sales Marketing Division MMKSI.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular