Sri Mulyani Beri PPnBm 0% Mobil 2.500cc, Lirik Saham Otomotif

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
16 March 2021 14:13
Audi Q5 parts are seen on a assembly line of the German car manufacturer's plant during a media tour in San Jose Chilapa, Mexico April 19, 2018. REUTERS/Henry Romero
Foto: REUTERS/Henry Romero

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten otomotif dan komponennya mulai kembali bergeliat pada perdagangan sesi kedua Selasa (16/3/2021), setelah pada perdagangan sesi I hari ini saham otomotif dan komponennya cenderung lesu dan bergerak di zona merah

Kabar baik yang membuat saham otomotif dan komponennya kembali bergeliat adalah pengkajian kembali penerapan relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sebesar 0% untuk mobil dengan kapasitas silinder di atas 1.500 cc atau lebih tepatnya untuk mobil bersilinder 2.500 cc.

Setidaknya ada enam saham otomotif dan komponennya yang menguat dari 1% hingga 6% lebih pada perdagangan sesi II hari ini. Adapun pergerakan keenam saham otomotif dan komponennya pada perdagangan sesi kedua hari ini .

Di posisi pertama diduduki oleh saham emiten produsen ban kendaraan yang dimiliki oleh investor kawakan Lo Kheng Hong, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) yang berhasil melesat hingga 6,25% ke level Rp 935/unit pada pukul 13:40 WIB.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham GJTL pada perdagangan sesi kedua hari ini mencapai Rp 112 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 120 juta lembar saham. Investor asing tercatat membeli saham GJTL sebanyak Rp 740,5 juta di pasar reguler.

Sedangkan untuk saham emiten 'raja otomotif Indonesia', PT Astra International Tbk (ASII) pada perdagangan sesi kedua hari ini menduduki posisi ke-4, di mana saham ASII melesat 1,81% ke posisi Rp 5.625 pada perdagangan sesi II hari ini.

Tercatat nilai transaksi saham ASII mencapai Rp 202 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 35 juta lembar saham. Namun, investor asing kembali melepas saham ASII sebanyak Rp 18,3 miliar di pasar reguler.

Adapun untuk saham emiten otomotif bermerek Nissan dan Suzuki, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) juga melesat 1,61% ke Rp 1.260/unit dan menduduki posisi ke-5 pada pukul 13:40 WIB.

Nilai transaksi saham IMAS siang ini sudah mencapai Rp 17 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 14 juta lembar saham. Seperti saham Astra, investor asing juga tercatat menjual saham IMAS sebesar Rp 1,2 miliar di pasar reguler pada perdagangan sesi kedua hari ini.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan dalam pembaruan kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan baru dengan spesifikasi tertentu.

Teranyar, Jokowi memerintahkan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang untuk mengkaji kebijakan tersebut agar ada penerapan yang lebih luas dan lebih dalam.

Presiden menyampaikan hal ini ketika menerima menperin dalam kaitan laporan kunjungan kerja ke Jepang.

"Formulasi perluasan dan pendalaman akan didasari oleh kenaikan tingkat kapasitas silinder kendaraan dikombinasikan dengan local purchase, atau hanya didasari local purchase, dan kemungkinan perubahan time frame-nya," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi, Selasa (16/3/2021).

Rencana perluasan relaksasi pajak karena ada jenis kendaraan yang kapasitas silindernya di atas 1500 cc dan memiliki local purchase tinggi (di atas 50-60%). Namun karena aturan saat ini hanya mobil yang memiliki batas 1500 cc, maka mobil tersebut belum menikmati kebijakan relaksasi ini.

"Kami akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan," katanya.

Sebelumnya, Presiden menyampaikan keinginan agar kendaraan bermotor (KBM) roda empat dengan kapasitas 2.500 cc juga bisa mendapatkan insentif pajak dalam masa pandemi ini, asalkan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 70%.

"Selain itu, Pemerintah menyambut baik animo masyarakat dalam menikmati fasilitas relaksasi ini, terbukti dengan kenaikan tingkat purchase order sebesar 140,8% (per 12 Maret 2021) setelah ada relaksasi PPnBM kendaraan bermotor," sebut Agus.

Pemerintah meminta agar produsen meningkatkan utilisasi, agar bisa cepat melayani permintaan konsumen yang jauh meningkat ini.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani juga sedang mengkaji perluasan cakupan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk penjualan mobil baru. Di mana saat ini berlaku pajak 0% yang dimulai sejak 1 Maret 2021 lalu.

Sri Mulyani menjelaskan, perluasan ini terutama untuk kapasitas isi silinder mobil tersebut. Tadinya, yang bisa memanfaatkan insentif 0% hanya mobil hingga 1.500 cc, saat ini dinaikkan akan menjadi maksimal 2.500 cc.

"Jadi sedang melakukan penyempurnaan, yang di atas 1.500 cc mungkin bisa sampai 2.500 cc. Ini yang nanti bisa meng-address isu mengenai beberapa permintaan terhadap mobil di atas 1.500 cc di dalam relaksasi PPnBM yang diberikan," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI, DPR RI, Senin (15/3/2021).


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Relaksasi PPnBM & DP 0% Kurang Nendang, Saham Otomotif Boncos

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular