
Update Kabar Pasar, Ini 8 Informasi Penting untuk Disimak

5. Moncer! Perusahaan Kimia Prajogo Pangestu Cetak Laba Rp 730 M
Emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencetak kinerja positif pada 2020. Emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini membukukan laba bersih sebesar US$ 51,35 juta atau setara dengan Rp 729,56 miliar (Kurs US$ 1 = Rp 14.207) sepanjang tahun lalu.
Angka tersebut melesat 124,42% dari perolehan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 22.882.000 atau Rp 325,08 miliar. Namun sayang, peningkatan laba bersih tersebut dibarengi dengan penurunan pendapatan bersih TPIA pada periode yang sama. TPIA mencatatkan pendapatan bersih US$ 1,80 miliar atau Rp 25,66 triliun pada 2020, merosot 3,96% dari US$ 1,88 miliar atau Rp 26,72 triliun pada tahun sebelumnya.
Pendapatan bersih pada tahun lalu tersebut disumbang oleh penjualan lokal sebesar US$ 1,3 miliar atau Rp 18,48 triliun, kemudian penjualan luar negeri US$ 496,31 juta atau Rp 7,05 triliun. Selain itu, kontribusi lainnya dari sewa tangki dan dramaga senilai US$ 9,4 juta atau Rp 133,63 miliar.
Selain itu, beban pokok pendapatan tercatat merosot US$ 1,64 miliar atau Rp 23,31 triliun pada tahun 2020, turun 4,00% dari US$ 1,7 miliar atau Rp 24,29 triliun pada tahun 2019.
6. Masih Berdarah-darah, FREN di 2020 Rugi Rp 1,52 T
Emiten telekomunikasi Grup Sinarmas, PT Smartren Telecom Tbk (FREN), masih membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,52 triliun sepanjang tahun 2020.
Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan Smartfren, Kamis (4/3/2021), perolehan kerugian bersih tersebut sedikit membaik dari tahun 2019 yakni sebesar Rp 2,18 triliun. Perolehan tersebut membuat rugi per saham dasar perseroan berkurang menjadi minus 4,92 per saham dari sebelumnya minus Rp 7,07 per saham.
Sepanjang tahun lalu, emiten bersandi FREN ini mencatatkan pendapatan usaha senilai Rp9,40 triliun, meningkat 34,63% dibanding tahun 2019 sebesar Rp 6,98 triliun.
Kenaikan pendapatan tersebut diiringi oleh meningkatnya beban usaha FREN menjadi Rp 10,16 triliun, lebiih tinggi 9,36% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 9,29 triliun. Dengan demikian, rugi usaha FREN membaik menjadi Rp 784,67 miliar dari tahun sebelumnya Rp 2,30 triliun.
7. Terungkap! Rupanya Ini Investor Pemborong Rp 2 T Saham CENT
Jelang pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) terungkap siapa pembeli saham CENT di transaksi jumbo di pasar negosiasi yang terjadi pada perdagangan, Rabu (24/2/2021).
Melalui keterbukaan informasi, tercatat perusahaan asal Singapura EP ID Holdings Pte Ltd menggunakan UOB Kay Hian sebagai Bank Kustodian melakukan pembelian saham CENT sebanyak 11,9 miliar lembar.
Pembelian dilakukan di harga Rp 168/unit sehingga dana yang digelontorkan mencapai Rp 2 triliun dengan tujuan investasi. Jumlah ini sendiri merupakan 38,3% saham CENT. Selain itu, tercatat Northstar Group besutan Patrick Walujo dan Glenn Sugita yang menjadi pengendali CENT melalui Clover Universal Enterprise, juga menambah kepemilikan saham CENT dari sebelumnya 41,8% menjadi 45,69%.
8. 7 Saham Bank Mini Kena Suspensi, Ini Daftarnya
Bursa Efek Indonesia (BEI) serempak menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham sebanyak tujuh bank mini (bank umum dengan modal antara Rp 1-5 triliun) setelah harga saham bank-bank tersebut bergerak secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Sebanyak tujuh bank tersebut yang disuspensi mulai perdagangan sesi I, Kamis ini (4/3/2021) di pasar reguler dan tunai ialah PT Bank Harda Internasional Tbk. (BBHI), PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW), PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS), PT Bank Maspion Indonesia Tbk. (BMAS), dan PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA).
Lainnya yakni PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) dan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC). Di hari sebelumnya, Rabu (3/3), BEI melakukan suspensi terhadap saham PT Bank Ganesha Tbk (BGTG). Khusus untuk Bank Artha Graha dan BACA juga dilakukan suspensi untuk warannya.
"Bursa menghimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan," tulis BEI, Kamis (4/3).
(hps/hps)[Gambas:Video CNBC]
