
Data Ekonomi AS Oke Terus, Yakin Tak akan Ada Taper Tantrum?

The Fed di awal tahun ini dalam beberapa kesempatan menegaskan belum akan melakukan tapering di tahun ini, sebab inflasi yang masih rendah.
Selain itu, para anggota dewan The Fed sepakat akan terus menginformasikan ke pasar kapan program QE akan mulai dikurangi. Dengan demikian, artinya The Fed berusaha untuk meredam terjadinya taper tantrum, yang bisa membuat pasar finansial global bergejolak.
Apalagi, The Fed sudah merubah pendekatannya terkait inflasi. Sebelumnya, The Fed menetapkan target inflasi 2%, ketika inflasi mendekati target The Fed biasanya akan mengetatkan moneter. Kini bank sentral paling powerful di dunia ini menetapkan target inflasi rata-rata 2%. Yang perlu digarisbawahi adalah kata "rata-rata"
"Dengan perubahan tersebut, kita tidak akan mengetatkan kebijakan moneter meski pasar tenaga kerja sudah menguat," kata Powell dalam testimoninya di hadapan Komite Perbankan Senat, Kongres AS, Selasa (23/2/2021).
Artinya, meski inflasi nanti mencapai 2%, The Fed tidak akan langsung merubah kebijakannya, tetapi membiarkannya lebih tinggi dari 2% dalam beberapa waktu ke depan. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai rata-rata inflasi 2%, sebab inflasi saat ini masih jauh di bawahnya.
The Fed menggunakan inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE), yang saat ini berada di level 1,3%.
"Kami jujur saja bahwa tantangan masih berat. Kami tidak akan menaikkan suku bunga acuan sampai ada tanda-tanda inflasi menuju target 2%. Kita bisa mencapai itu, kita akan menuju ke sana. Namun mungkin butuh waktu lebih dari tiga tahun," ungkap Powell di hadapan Komite Jasa Keuangan House of Representative (DPR), sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (24/2/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]