REVIEW EMITEN

Lawan Tren Industri, Bank Mega Kian Untung di Tahun Pandemi

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
18 February 2021 09:20
Bank Mega bersama Bank Indonesia mengadakan sosialisasi QRIS. (CNBC Indonesia/Yuni Astutik)
Foto: Bank Mega bersama Bank Indonesia mengadakan sosialisasi QRIS. (CNBC Indonesia/Yuni Astutik)

Berbeda dari DPK yang tumbuh double digit, kinerja kredit perbankan secara nasional tahun lalu masih tertekan, dengan kontraksi sebesar -2,41%. Secara bersamaan, perbankan harus berkutat dengan restrukturisasi kredit senilai Rp 971 triliun-setara 18% dari total kredit.

Dampak buruk pandemi memang nyata. Menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, aktivitas pinjam-meminjam tertekan karena pelaku usaha belum berani berekspansi sementara pelaku rumah tangga memilih mengerem konsumsi.

Sejak pecah pandemi, Bank Mega mengantisipasi situasi yang menantang tersebut dengan mematok target kredit 2020 secara konservatif, di angka Rp 53,3 triliun. Angka tersebut tumbuh tipis jika dibandingkan dengan realisasi penyaluran kredit 2019 sebesar Rp 53 triliun.

Dari target yang ditetapkan di Rencana Bisnis Bank (RBB) tersebut, Bank Mega berhasil mencapai 91%, dengan menyalurkan kredit sebesar Rp 48,5 triliun. Target tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek manajemen risiko dan kehati-hatian (prudent).

Tidak heran, perseroan masih bisa mengucurkan kredit baru, yang tak lantas dibarengi lonjakan kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dan sebaliknya malah membukukan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang besar.

Tatkala industri perbankan mencatatkan NPL kotor sebesar 3,06%, Bank Mega hanya membukukan NPL kotor di angka 1,39%. Angka yang sehat, menurut ketentuan Bank Indonesia (BI), adalah di bawah 5% (untuk NPL gross).

Dengan minimnya kredit bermasalah, NIM perseroan pun masih terjaga, yakni di angka 4,42% atau di atas capaian industri yang sebesar 4,32% (per Desember). NIM adalah selisih antara pendapatan bunga (dari pinjaman yang dikucurkan ke debitur) dan beban bunga (yang dibayarkan ke nasabah).

Sektor korporasi yang merupakan tulang punggung (backbone) penyaluran kredit perseroan masih melesat 13,4% ke Rp 26,2 triliun. Bagi Bank Mega, porsi kredit korporasi mencapai 54% dari total kredit yang dikucurkan pada 2020.

Artinya, perseroan jeli mencari pelaku usaha yang masih ekspansif meski menghadapi pandemi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular