
Josss! Harga Batu Bara Meroket Nyaris 30% dalam Sebulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga baru bara kembali melesat sepanjang pekan ini. Bahkan harga sudah berada di atas US$ 80 per ton, level tertinggi sejak Mei 2019.
Sepanjang minggu ini, harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) naik 2,09% secara point-to-point. Pada perdagangan akhir pekan, harga si batu hitam mencapai US$ 84,25 per ton. Dalam sebulan terakhir, harga komoditas ini meroket hampir 30%.
Lonjakan harga batu bara tidak lepas dari impor China yang terus naik. Hingga pekan ini, impor batu bara oleh Negeri Tirai Bambu mencapai 101,41 juta ton sepanjang Desember 2020. Ini adalah yang tertinggi sejak Januari 2020.
Konsumsi listrik di China terus tumbuh positif sejak April 2020 setelah tiga bulan beruntun mencatat kontraksi (pertumbuhan negatif). Pada September 2020, pertumbuhan permintaan listrik naik 7,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Peningkatan konsumsi listrik otomatis mendongkrak permintaan batu bara. Sebab, batu bara masih menjadi energi primer utama untuk pembangkit listrik di China.
Pada 2019, konsumsi batu bara China mencapai 1,09 miliar ton setara minyak. Jauh lebih tinggi ketimbang India yang berada di peringkat kedua dengan 452,2 juta ton setara minyak.
