Minggu Ini Naik, Tapi Harga Batu Bara Diramal Ambrol!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 August 2020 10:09
FILE PHOTO: A tug boat pulls a coal barge along the Mahakam River in Samarinda, East Kalimantan province, Indonesia, March 2, 2016. REUTERS/Beawiharta/File Photo
Ilustrasi Pengangkutan Batu Bara (REUTERS/Beawiharta)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga baru bara melesat sepanjang pekan ini. Namun dalam jangka menengah-panjang, sepertinya prospek harga si batu hitam agak suram.

Pada minggu ini, harga batu bara naik 3,86% secara point-to-point. Dalam sebulan terakhir, harga naik 1,48%.

Akan tetapi, harga komoditas ini masih dalam tren turun. Selama setahun terakhir, harga baru bara masih anjlok 19,01%.

Ke depan, bukan tidak mungkin harga terus berada dalam kecenderungan koreksi. Sebab, dunia sedang mencoba beralih ke sumber energi yang lebih bersih.

Misalnya BHP, perusahaan tambang batu bara terbesar dunia. Bulan lalu, BHP mengumumkan rencana untuk mengurangi produksi batu bara termal.

Produksi batu bara di tambang New South Wales (Australia) milik BHP tahun depan diperkirakan turun 18% menjadi 15-17 juta ton. "Penurunan in bertujuan agar kami bisa fokus ke produk yang lebih berkualitas," sebut laporan tahunan BHP.

India juga berencana untuk mengurangi impor batu bara. Pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2020, India mengimpor 247 juta ton batu bara, di mana 197 juta ton berbentuk batu bara termal.

"Berdasarkan kajian kami, sangat mungkin untuk menurunkan impor batu bara sekitar 110-120 juta ton. Tentu tidak bisa dilakukan tahun ini, tetapi bisa dalam beberapa tahun ke depan," kata M Nagaraju, Menteri Batu Bara India, seperti dikutip dari Reuters.

Bank Dunia memperkirakan harga batu bara akan berada dalam tren turun. Kalau tahun ini rata-rata harga diperkirakan di US$ 65/ton, maka pada 2030 tinggal US$ 60/ton.

"Harga batu bara diperkirakan turun 17% sebelum pulih pada 2021. Penurunan aktivitas karena pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) membuat konsumsi batu bara ikut menurun. Risiko utama bagi komoditas ini adalah seberapa lama pandemi akan berlangsung, yang akan menentukan durasi upaya mitigasi dan resesi ekonomi global," sebut laporan Bank Dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Corona Bikin Gara-gara, Harga Batu Bara Anjlok Nyaris 13%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular