
Josss! Harga Batu Bara Meroket Nyaris 30% dalam Sebulan

Kenaikan harga batu bara berdampak positif terhadap kinerja ekspor Indonesia. Maklum, batu bara adalah komoditas andalan ekspor Tanah Air, selain minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).
Tren kenaikan harga batu bara menjadi salah satu faktor pendongkrak kinerja ekspor Indonesia. Pada November 2020, ekspor tumbuh 9,54% YoY, tertinggi sejak Februari 2020.
Ke depan, bukan tidak mungkin tren ini bakal berlanjut. Bank Dunia memperkirakan rata-rata harga batu bara tahun depan berada di US$ 57,8 per ton dan pada 2022 naik ke US$ 58 per ton. Naik dibandingkan proyeksi tahun ini yaitu US$ 57,2 per ton.
Akan tetapi, Bank Dunia memberi catatan bahwa ke depan batu bara akan menghadap tantangan besar. Perubahan paradigma kebijakan ke arah ramah lingkungan di berbagai negara akan membuat batu bara lambat laun ditinggalkan.
"Dalam jangka menengah, upaya pemerintahan di berbagai negara untuk mewujudkan energi hijau akan mengarahkan keberpihakan ke energi terbarukan dibandingkan batu bara. Biaya energi terbarukan sudah semakin murah dalam satu dekade terakhir, terutama energi surya.
"Beberapa negara telah menyusun target nol emisi. Uni Eropa menargetkan ini terwujud pada 2050, sementara China adalah 2060," sebut laporan berjudul Commodity Markets Outlook terbitan Oktober 2020.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)