
Gegara IHSG Drop, Market Cap Emiten Ambles! BRI Kejar BCA

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu masih melemah seiring dengan banyaknya katalis (sentimen) negatif yang datang di pasar global maupun domestik.
Secara mingguan, pekan lalu IHSG melemah 2,24%, kendati di Jumat (25/9) indeks acuan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) ini ditutup naik di level 4.945,79.
Padahal pada pekan sebelumnya, IHSG berhasil rebound dan menguat hampir 1% secara mingguan (weekly).
Pada penutupan akhir pekan lalu, investor asing melakukan aksi jual bersih di seluruh pasar mencapai Rp 829,6 miliar.
Sentimen yang membuat IHSG kembali ke zona merah adalah terkait dengan dari kabar Indonesia akan jatuh ke jurang resesi dan rilis data global yang kurang cantik yang memberikan sinyal pemulihan ekonomi akan lebih lambat dari perkiraan.
Dari dalam negeri sentimen negatif datang dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati yang meramal, untuk kuartal III ini, perekonomian Indonesia akan berada di kisaran minus 2,9% hingga minus 1%.
Artinya perekonomian Nasional terkontraksi dua kuartal berturut-turut setelah pada kuartal II terkontraksi 5,32% sehingga Indonesia secara sah dan meyakinkan jatuh ke jurang resesi.
Adapun sepanjang tahun atau full year perekonomian juga diprediksi akan tetap minus 1,7% hingga minus 0,6%. Hal ini lantaran kontraksi akibat pandemi Covid-19 masih akan berlanjut di semester II tahun ini.
"Ini artinya, negatif territory kemungkinan terjadi pada kuartal III dan mungkin juga masih berlangsung untuk kuartal IV yang kita upayakan bisa dekat 0 atau positif," ujarnya melalui konferensi pers virtual, Selasa (22/9/2020).
Dari outlook Kementerian Keuangan, hampir semua sektor penopang pertumbuhan ekonomi di tahun ini mengalami kontraksi. Hanya konsumsi pemerintah yang tumbuh positif karena berbagai bantuan yang diberikan pada masa pandemi Covid-19 ini.
Mulai dari Konsumsi Rumah Tangga -3% hingga -1,5%, konsumsi Pemerintah 9,8% hingga 17%, Investasi -8,5% sampai -6,6%, Ekspor -13,9% sampai -8,7% dan Impor -26,8% sampai -16%.
Sedangkan di sentimen global muncul dari IHS Markit yang melaporkan purchasing managers' index (PMI) gabungan jasa dan manufaktur bulan September untuk Zona Euro sebesar 50,1, turun tajam dari bulan Agustus sebesar 51,9.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya artinya ekspansi.
Pelambatan tajam ekspansi di bulan September terjadi karena sektor jasa. PMI jasa Zona Euro dilaporkan sebesar 47,6, turun dari bulan Agustus 50,5.
Sektor jasa kembali mengalami kontraksi setelah 2 bulan beruntun berekspansi. Sementara itu PMI sektor manufaktur dilaporkan sebesar 54,3, turun dari bulan sebelumnya 55,2.
Mengacu data BEI, hingga akhir pekan lalu total kapitalisasi pasar saham-saham big cap mencapai Rp 2.605 triliun, melemah dari posisi sebelumnya Rp 2.651 triliun.
Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap (RP T)
No. | Emiten | 25 Sept 2020 | No. | Emiten | 18 Sept 2020 | No. | Emiten | 11 Sept 2020 |
1. | Bank Central Asia/BBCA | 685 | 1. | Bank Central Asia/BBCA | 687 | 1. | Bank Central Asia/BBCA | 721 |
2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 386 | 2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 393 | 2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 397 |
3. | Unilever/UNVR | 302 | 3. | Unilever/UNVR | 306 | 3. | Unilever/UNVR | 317 |
4. | Telkom/TLKM | 266 | 4. | Telkom/TLKM | 286 | 4. | Telkom/TLKM | 278 |
5. | Bank Mandiri/BMRI | 247 | 5. | Bank Mandiri/BMRI | 258 | 5. | Bank Mandiri/BMRI | 253 |
6. | Astra/ASII | 197 | 6. | Astra/ASII | 194 | 6. | Astra/ASII | 187 |
7. | Sampoerna/HMSP | 169 | 7. | Sampoerna/HMSP | 176 | 7. | Sampoerna/HMSP | 186 |
8. | Chandra Asri/TPIA | 128 | 8. | Chandra Asri/TPIA | 125 | 8. | Chandra Asri/TPIA | 121 |
9. | Indofood CBP/ICBP | 117 | 9. | Indofood CBP/ICBP | 119 | 9. | Indofood CBP/ICBP | 120 |
10. | Sinarmas/SMMA | 107 | 10. | Sinarmas/SMMA | 107 | 10. | Sinarmas/SMMA | 107 |
Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (25/9/2020)
Berdasarkan data di atas, mayoritas kapitalisasi pasar atau market cap emiten-emiten big cap (dengan market cap di atas Rp 100 triliun) mengalami pelemahan, hanya dua saham yang mengalami penguatan dan satu saham yang cenderung stagnan.
Sampai saat ini, belum terjadi perubahan posisi dari pekan ini dengan pekan sebelumnya, di mana PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih kokoh di puncak klasemen dengan kapitalisasi pasar Rp 685 triliun, walaupun market cap-nya turun Rp 2 triliun.
Sedangkan, penurunan yang terbesar terjadi di saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mengalami penurunan sebesar Rp 20 triliun, disusul PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang turun Rp 11 triliun.
Sementara itu, jumlah market cap-nya cenderung stagnan masih dibukukan oleh PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA).
Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.
Sebagai catatan, pada sesi I Senin ini (28/9), IHSG ditutup minus 0,45% di level 4.923.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BCA Masih Kokoh di Puncak, Market Cap 5 Emiten Melesat!