Kapitalisasi Pasar Rp 100 T

BCA Masih Kokoh di Puncak, Market Cap 5 Emiten Melesat!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
07 September 2020 12:42
Gedung Bank BCA
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan lalu mengalami pelemahan. Pelemahan IHSG tersebut ternyata masih belum mempengaruhi perubahan 10 saham berkapitalisasi terbesar alias big cap (kapitalisasi pasar Rp 100 triliun). 

Secara mingguan, pekan lalu IHSG terkoreksi 2% dan ditutup di level 5.239,85. IHSG sempat mencatatkan penguatan 2 hari berturut-turut pada pekan lalu, tetapi pada perdagangan terakhir hari Jumat (4/9/2020) akhirnya IHSG melemah 0,78%.

Pada penutupan akhir pekan lalu, investor asing melakukan aksi jual bersih di seluruh pasar mencapai Rp 990 miliar.

Ternyata, IHSG ikut terdampak dari bursa AS (Wall Street) yang terkoreksi 2 hari berturut-turut. Bursa AS ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan lalu.

Indeks utama Wall Street, seperti Indeks Nasdaq turun 1,27% atau 144,97 poin dan berakhir di posisi 11.313,13. Lalu S&P 500 turun 0,81% atau 28,1 poin ke level 3.426,96. Sementara indeks Dow Jones turun 0,56% atau 159,42 poin menjadi 28.133,31.

Sentimen dalam negeri pada pekan lalu adalah terkait burden sharing yang rencananya masih akan dilakukan oleh Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) hingga tahun 2022 mendatang. 

Burden sharing ini akan tetap dilakukan jika pertumbuhan ekonomi tahun depan tidak tumbuh di kisaran 4,5%-5,5% seperti yang diutarakan oleh Presiden Jokowi kepada jurnalis media asing.

Burden sharing merupakan program di mana BI akan membeli obligasi pemerintah tanpa bunga alias zero coupon. Program tersebut sudah dilakukan mulai awal Juli lalu.

Pada pekan ini, sentimen negatif bagi pasar finansial juga datang dari risiko eskalasi ketegangan antara AS dengan China. 

Pemerintah AS dilaporkan mempertimbangkan mengenakan pembatasan ekspor untuk Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC), produsen semikonduktor terbesar di China.

Sedangkan sentimen dari global lainnya, China melaporkan data neraca dagang yang bisa menunjukkan bagaimana kinerja perekonomian China lebih lanjut pasca pandemi Covid-19.

Melansir data dari Trading Economics, ekspor di bulan Agustus tercatat meningkat 9,5% year-on-year (YoY), sementara impor turun 2,1% YoY.

Selanjutnya neraca perdagangan China pada Agustus turun menjadi $58,93 miliar dari sebelumnya bulan Juli sebesar $62,33 miliar. 

Namun, penurunan neraca perdagangan ini tidak sebesar pada periode Mei dan Juni, di mana saat itu neraca perdagangan China turun dari $62,93 pada Mei menjadi $46,42 pada Juni.

Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa (cadev) Indonesia akhir Agustus 2020 sebesar US$ 137 miliar, naik dibanding bulan sebelumnya yang sebesar US$ 135,1 miliar. 

Cadev Indonesia pada Agustus 2020 berhasil mencetak rekor tertinggi dari sebelumnya yang terjadi pada Januari 2018 sebesar US$ 132 miliar.

Dengan cadev yang meningkat ke rekor tertinggi, BI memiliki lebih banyak amunisi untuk menstabilkan rupiah. Sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi investor asing untuk berinvestasi. Ini merupakan salah satu sentimen positif bagi pasar finansial di dalam negeri. 

Mengacu data BEI, hingga akhir pekan lalu total kapitalisasi pasar saham-saham big cap mencapai Rp 2.834 triliun menguat tipis dari posisi sebelumnya Rp 2.824 triliun.

Emiten

7 September 2020 (Rp T)

Emiten

31 Agustus 2020 (Rp T)

Emiten

24 Agustus 2020 (Rp T)

BCA/BBCA

776

BCA/BBCA

766

BCA/BBCA

780

Bank BRI/BBRI

435

Bank BRI/BBRI

429

Bank BRI/BBRI

440

Unilever/UNVR

320

Unilever/UNVR

314

Unilever/UNVR

314

Telkom/TLKM

286

Telkom/TLKM

283

Telkom/TLKM

298

Bank Mandiri/BMRI

273

Bank Mandiri/BMRI

275

Bank Mandiri/BMRI

281

Astra/ASII

203

Astra/ASII

206

Astra/ASII

215

Sampoerna/HMSP

191

Sampoerna/HMSP

192

Sampoerna/HMSP

202

Chandra Asri/TPIA

123

Chandra Asri/TPIA

127

Chandra Asri/TPIA

130

Indofood CBP/ICBP

120

Indofood CBP/ICBP

119

Indofood CBP/ICBP

119

Sinarmas/SMMA

107

Sinarmas/SMMA

113

Sinarmas/SMMA

104

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Senin (7/9/2020)

Berdasarkan data di atas, rata-rata kapitalisasi pasar bervariasi, terdapat lima saham yang kapitalisasinya naik dan lima saham kapitalisasinya turun.

Sampai saat ini, belum terjadi perubahan posisi dari pekan ini dengan pekan sebelumnya. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih kokoh di puncak klasemen dengan kapitalisasi pasar Rp 776 triliun, naik Rp 10 triliun.

Sedangkan, kenaikan yang paling signifikan terjadi di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang sama-sama mengalami kenaikan sebesar Rp 6 triliun.

Sementara itu, penurunan kapitalisasi terbesar terjadi di PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA) yang turun Rp 6 triliun menjadi Rp 107 triliun.

Kapitalisasi pasar adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Market Cap Emiten Big Cap Tergerus, tapi ICBP Bisa Bertahan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular