
Rogoh Rp 452 M Caplok TIFA, Begini Rencana Besar KDB Korea

Jakarta, CNBC Indonesia - The Korea Development Bank (KDB), raksasa keuangan asal Korea Selatan (Korsel) resmi mencaplok 80,65% saham perusahaan pembiayaan PT Tifa Finance Tbk (TIFA) pada 8 September 2020 sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani dengan DSU Group (PT Dwi Satrya Utama) pada Desember 2020.
"Kedua belah pihak berhasil menyelesaikan prosedur setelah delapan bulan berkoordinasi meskipun COVID-19 menunda uji tuntas dan pembicaraanm" tulis manajemen KDB, dilansir Business Korea, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (9/9/2020).
Disebutkan bahwa Tifa Finance didirikan pada 1989, dan menjadi perusahaan multifinance dengan spesialisasi di bidang pembiayaan sewa guna usaha (leasing).
"Bahkan tanpa bank induk atau perusahaan induk yang berbasis manufaktur, namun telah berhasil melakukan bisnis di bidang pinjaman korporasi, pembiayaan sewa guna usaha, pembiayaan angsuran, keuangan syariah, dan masih banyak lagi," tulis KDB.
"Selain itu, merupakan platform multifinance yang mampu menangani pembiayaan pembangunan seperti pembiayaan proyek dan infrastruktur dengan modal minimal satu triliun rupiah. Saat ini, pembiayaan sewa guna usaha menyumbang 77% dari bisnisnya, diikuti oleh keuangan syariah (18 persen) dan pembiayaan konsumen (1 persen)," tulis penjelasan KDB.
Ke depan, dengan akuisisi ini, manajemen KBD mengungkapkan akan menggabungkan bisnis bank Indonesia dengan spesialisasinya, seperti korporasi, pengembangan infrastruktur, ventura dan pembiayaan pertumbuhan inovatif, secara bertahap sehingga Tifa Finance dapat menjadi pemimpin global dalam industri.
Mengacu data laporan keuangan Maret 2020, pemegang saham TIFA adalah PT Dwi Satrya Utama, Tan Chong Credit Pte Ltd Singapura, dan investor publik.
Business Times melaporkan bahwa Tan Chong International menyatakan pihaknya telah melepas saham TIFA dengan harga sekitar Rp 249,7 miliar (S$ 23,2 juta).
Tiga anak perusahaan Tan Chong yakni TCC, T8 Gallery, dan TC Auto World, juga telah menjual 44,5% saham mereka di Tifa ke KDB.
"Ketiga anak perusahaan tersebut, bersama dengan penjual lainnya, secara kolektif menandatangani perjanjian dengan KDB untuk menjual 80,7% kepemilikan ekuitas di Tifa dengan harga Rp 452,8 miliar," tulis laporan Business Times.
Pertimbangan agregat dibayarkan oleh KDB pada 8 September kepada masing-masing penjual. Akibat pelepasan tersebut, Tan Chong mencatatkan keuntungan sebesar Rp 78,2 miliar.
Per 30 Juni, nilai aset bersih Tifa mencapai Rp 384,6 miliar, sedangkan laba bersih setelah pajak pada 31 Desember 2019 sebesar Rp 33 miliar.
Direktur Tan Chong berpandangan bahwa "harga untuk pelepasan cukup sesuai" dan kesepakatan direalisasikan demi kepentingan perusahaan dan pemegang saham secara keseluruhan.
"Setelah menyelesaikan pelepasan pada 8 September, Tifa tidak lagi menjadi perusahaan asosiasi Tan Chong dan kinerja keuangannya tidak lagi dimasukkan dalam akun konsolidasi Tan Chong," kata grup tersebut.
Tan Chong fokus pada bisnis kendaraan bermotor dan peralatan industri. Bisnis utama grup ini juga mencakup pengembangan dan penyewaan properti, pembuatan kursi kendaraan, serta penyediaan transportasi kendaraan dan layanan manajemen sumber daya manusia.
Selasa kemarin (8/9/202020, transaksi penjualan ini pun tampak di data perdagangan. Terjadi transaksi di pasar negosiasi atas saham TIFA.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 9:47 WIB hingga 10:10 WIB, Selasa kemarin, investor asing melalui broker PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP) yang notabene adalah sekuritas asal Negeri Ginseng melakukan pembelian 8.7077.631 lot saham TIFA di harga Rp 520/saham.
Sementara pihak penjual adalah investor yang menggunakan broker PT BCA Sekuritas (SQ).
Pembelian kemungkinan besar dilakukan dari Dwi Satrya Utama dan Tan Chong Singapura yang ditunjukkan dengan investor asing yang menjual saham TIFA dengan broker SQ sebanyak 3,8 juta lot yang kemungkinan besar adalah Tan Chong Credit asal Negeri Singa.
Total dana yang dikeluarkan asing untuk menebus transaksi tersebut mencapai Rp 452 miliar. Harga saham TIFA ditutup terapresiasi 1,24% ke level harga Rp 490/saham pada perdagangan Selasa kemarin.
Namun pada penutupan perdagangan Rabu ini, saham TIFA minus 0,41% di level Rp 488/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 526 miliar.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Satu Lagi Emiten RI Dicaplok Perusahaan Korea, Saham Naik 19%
