
Kabar KDB Korea Jadi Pengendali, Saham Emiten Ini Melesat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Transaksi di pasar negosiasi atas saham emiten pembiayaan PT Tifa Finance Tbk (TIFA) yang ditengarai dilakukan oleh bank asal Korea Selatan, Korean Development Bank (KDB), berhasil mengerek harga saham multifinance tersebut di awal perdagangan Rabu ini, di tengah kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), mencatat, saham multifinance yang fokus pada pembiayaan infrastruktur ini naik 1,63% di level Rp 498/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 537 miliar. Dalam sepekan terakhir secara akumulatif saham TIFA naik 9,78% dan sebulan terakhir juga melesat 22,89%.
Tercatat pada pukul 9:47 WIB hingga 10:10 WIB, Selasa kemarin, investor asing melalui broker PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP) yang notabene adalah sekuritas asal Negeri Ginseng melakukan pembelian 8.7077.631 lot saham TIFA di harga Rp 520/saham.
Sementara pihak penjual adalah investor yang menggunakan broker PT BCA Sekuritas (SQ).
Pembelian kemungkinan besar dilakukan dari PT Dwi Satrya Utama dan Tan Chong Credit Pte Ltd Singapura yang ditunjukkan dengan investor asing yang menjual saham TIFA dengan broker SQ sebanyak 3,8 juta lot yang kemungkinan besar adalah Tan Chong Credit asal Negeri Singa.
Total dana yang dikeluarkan asing untuk menebus transaksi tersebut mencapai Rp 452 miliar. Harga saham TIFA ditutup terapresiasi 1,24% ke level harga Rp 490/saham pada perdagangan Selasa kemarin.
Sebelumnya diberitakan, KDB akan mengambilalih mayoritas kepemilikan saham TIFA dari pemegang saham eksisting sebesar 80,65% dari total modal yang ditempatkan dan disetor perseroan.
Akuisisi ini akan menyebabkan perubahan pengendalian dalam perseroan oleh KDB, perusahaan yang didirikan dan tunduk kepada hukum negara Republik Korea yang kantor pusatnya terdaftar berada di 14 Eunhaeng-ro, Yeongdeungpo-Seoul, Korea Selatan.
Dalam pengumumannya di BEI, Senin (6/7/2020), manajemen Tifa Finance mengungkapkan rencana pengambilalihan akan dilaksanakan dengan memperhatikan segala pemenuhan izin maupun persetujuan yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"Dalam jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal pengumuman ini, pihak-pihak yang berkepentingan termasuk kreditor atau pihak ketiga lainnya dapat mengajukan keberatan secara tertulis disertai alasan kepada perseroan atas rencana pengambilalihan ini," tulis manajemen.
Mengacu data laporan keuangan Maret 2020, pemegang saham TIFA adalah PT Dwi Satrya Utama, Tan Chong Credit Pte Ltd Singapura, dan investor publik.
Rencana akuisisi ini sebetulnya pertama kali ramai pada September 2018 ketika itu diberitakan oleh media Korsel bahwa KDB diprediksi akan menghabiskan dana 10 miliar won atau setara Rp 118,16 miliar.
The Korea Times memberitakan bahwa dana tersebut diprediksi akan menjadi harga yang harus dibayar untuk membeli saham TIFA dari pengendalinya yaitu PT Dwi Satrya Utama.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Satu Lagi Emiten RI Dicaplok Perusahaan Korea, Saham Naik 19%
