Trio Saham BBRI, AGRO & BRIS Meroket Lagi, Apa Pemicunya?

tahir saleh, CNBC Indonesia
18 August 2020 12:05
Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham dua anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kembali menggeliat pada penutupan sesi I, Selasa (18/8/2020). Kedua saham tersebut yakni PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) dan PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS).

Data perdagangan mencatat saham AGRO ditutup melesat 10% di level Rp 308/saham, setelah sebelumnya di awal perdagangan sempat naik 11,43% di level Rp 312/saham dan berada di urutan kedua setelah saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) yang melesat 25% di level Rp 290/saham.

Dalam sepekan terakhir perdagangan, saham AGRO naik 29.41% dan sebulan terakhir naik 35% dengan kapitalisasi pasar Rp 6,57 triliun. Investor lokal yang melakukan beli bersih hari ini, sementara investor asing mencatatkan net sell Rp 398 juta.

Adapun saham BRIS naik 4,27% di level Rp 610/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 5,93 triliun. Sepekan terakhir saham BRIS naik 8,93% dan sebulan terakhir meroket 25%. Asing hari ini masuk ke saham BRIS Rp 803 juta.

Sementara itu saham BBRI juga masuk top gainer dengan penguatan pada penutupan sesi I sebesar 5,69% di level Rp 3.530/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 435 triliun. Sepekan saham BBRI naik 12,78% dan sebulan terakhir saham BBRI naik 13,87%. Hari ini asing masuk ke saham BBRI Rp 185 miliar.

Sentimen rencana merger bank-bank syariah BUMN tampaknya masih menjadi katalis pengerek saham AGRO, mengingat sentimen pembelian kembali saham (buyback) nilainya relatif kecil.

Direktur Utama Bank BRI Agroniaga Ebeneser Girsang mengatakan perseroan akan melakukan buyback saham yang direncanakan sebanyak-banyaknya Rp 2,5 miliar.

"Buyback ini dilakukan secara bertahap dalam periode 3 Juli sampai dengan 2 Oktober 2020," katanya, Senin (6/7/2020).

Selain itu, Bank Agroniaga ternyata tengah berencana melaksanakan program MESOP (Management Employee Stock Option Plan) Bank Agroniaga Tahap I dan II.

Pembagian saham dari manajemen ke karyawan dikenal dengan istilah MESOP ini lazimnya dilakukan emiten sebagai bentuk penghargaan atas kinerja karyawan dan juga jajaran manajemen.

Manajemen AGRO mengungkapkan ada dua tahapan program konversi MESOP menjadi saham bagi karyawan dan manajemen. Tahap MESOP I, yakni jumlah opsi yang akan dikonversi sebanyak 175.000.000 saham, dengan harga pelaksanaan Rp 285/saham. Periode pelaksanaan 30 hari bursa terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2020.

Sementara, Tahap MESOP II yakni jumlah opsi yang akan dikonversi menjadi saham yakni 105.000.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 295/saham, dengan periode yang sama dengan tahap I. Total Tahap I dan II konversi MESOP jadi saham mencapai 280 juta saham.

Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menilai sentimen buyback relatif rendah dalam mendorong saham perusahaan tersebut, sehingga kemungkinan besar penguatan saham AGRO masih bersifat spekulatif.

"Belum jelas [pendorongnya], karena rencana mereka buyback kan kecil dananya, floating [saham publik] juga rendah tapi mau buyback. Jadi tampaknya orang spekulasi," katanya di Jakarta.

Sebagai informasi, per Juni 2020, porsi investor publik di saham AGRO sebesar 6,57%, sementara saham AGRO dipegang oleh Bank BRI sebesar 87,10%, Dapenbun 6,32%, dan Direksi Ebeneser Girsang 0,01%.

Pada Juni 2020, pendapatan neto AGRO turun 2,8% menjadi Rp 323,31 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 332,93 miliar. Sementara laba tahun berjalan minus 74% menjadi Rp 20 miliar dari sebelumnya Rp 78,30 miliar.

Di sisi lain, Corporate secretary Division Head Bank BRISyariah Mulyatno Rachmanto juga menjawab pertanyaan Bursa soal volatilitas saham BRI beberapa hari terakhir.

"Bersama ini kami sampaikan bahwa kami tidak memberikan komentar terhadap informasi yang berada di luar pengetahuan atau kendali kami," katanya dalam keterbukaan informasi.

"Kami juga tidak dalam kapasitas memberikan penjelasan mengenai hak hal yang berkaitan dengan pemegang saham kami. Secara umum kami senantiasa menjalankan strategi bisnis dan operasional dan terus meningkatkan kinerja agar dapat menjadi bank syariah modern terkemuka dengan ragam layanan finansial.

Beberapa pekan sebelumnya, dua saham ini juga melesat setelah muncul wacana penggabungan bank-bank BUMN syariah oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.

"Kita coba sedang kaji bank-bank syariah kita ini nanti semua kita coba merger-in. Insya Allah Februari tahun depan jadi satu. Bank Syariah Mandiri, BNI, dan BRI," ujar Erick Thohir, mantan pemilik klub bola Inter Milan dalam sesi webinar Kingdom Business Community, Kamis (2/7/2020).

Alasan peleburan bank syariah BUMN sendiri karena potensi bank syariah di Indonesia sangat besar, lantaran mayoritas penduduknya Muslim.

"Lalu kenapa saya menginginkan merger syariah, karena Indonesia yang penduduk muslim terbesar tidak punya fasilitas itu. Nah, kalau syariah di-merger ia bisa menjadi top bank yang menjadi alternatif pilihan," tutur Erick.

"Dia bisa jadi top eight bank yang menjadi alternatif pilihan, karena yang namanya funding terbuka. Hal yang kita coba lakukan segmentasi, yang ada di Himbara juga supaya tidak kanibal dan supaya memperkaya market-nya."


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gaspol! Saham BRIS Terbang 12%, Survivor Bank BUMN Syariah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular