
Gaspol! Saham BRIS Terbang 12%, Survivor Bank BUMN Syariah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah pada perdagangan Senin kemarin meroket dan memimpin top gainers di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa pagi ini (7/7/2020), harga saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) melanjutkan reli lagi merespons rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggabungkan (merger) semua bank syariah milik pemerintah.
Pada perdagangan pagi ini hingga pukul 09.55 WIB, berdasarkan data BEI, harga saham BRIS melompat 12,12% ke level Rp 444/saham. Nilai transaksi mencapai Rp 311,45 miliar.
Kemarin, saham BRIS ditutup melesat 24,5% di level Rp 396, dengan nilai transaksi Rp 202,5 miliar.
Dalam 5 hari perdagangan terakhir, saham anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) ini melesat 44,16% dan sebulan terakhir naik 41,40%.
Pekan lalu, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan rencana menggabungkan seluruh bank-bank syariah milik BUMN. Rencana penggabungan ini akan dilakukan secara bertahap.
Penggabungan bank syariah ini ditujukan untuk membuka opsi-opsi pendanaan yang lebih luas di dalam negeri. Penggabungan ini akan dilakukan rencananya pada kuartal pertama 2021.
"Untuk beberapa bank, kita juga sedang kaji, bank-bank syariah ini jadi satu. Insya Allah Februari tahun depan jadi satu, bank syariah Mandiri, BRI supaya juga ada opsi-opsi pendanaan bagi yang percaya bisnis syariah," kata Erick, di Jakarta (2/72020).
Nantinya merger ini akan menghasilkan satu entitas bank syariah baru dengan total aset sebesar Rp 207 triliun dan bisa menjadi bank terbesar nomor delapan di Indonesia.
"Kita coba sedang kaji bank-bank syariah kita ini nanti semua kita coba merger-in. Insya Allah Februari tahun depan jadi satu. Bank Syariah Mandiri, BNI, dan BRI," ujar Erick, Kamis (2/7/2020).
Alasan peleburan ini sendiri karena potensi bank syariah di Indonesia sangat besar, lantaran mayoritas penduduknya Muslim.
"Lalu kenapa saya menginginkan merger syariah, karena Indonesia yang penduduk muslim terbesar tidak punya fasilitas itu. Nah, kalau syariah di-merger ia bisa menjadi top bank yang menjadi alternatif pilihan," tutur dia.
Seperti diketahui, saat ini ada tiga bank umum syariah yang merupakan anak usaha BUMN. Ketiga bank itu adalah, PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk (BRIS), PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri. Sedangkan untuk Bank BTN masih berupa unit syariah yaitu Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).
BRIS merupakan satu-satunya bank syariah milik BUMN yang melantai di BEI. Maka ada kemungkinan BRIS lah yang akan menjadi entitas baru dari bank syariah gabungan ini.
Jika skenario ini terjadi maka total kepemilikan publik akan terdilusi, sebagai catatan total kepemilikan saham publik di BRIS saat ini sebesar 18,33%.
Akan tetapi jika melihat besaran total aset dan total ekuitas, bisa saja Bank Syariah Mandiri yang memiliki total aset dan total ekuitas paling besar yang menjadi induk bank syariah gabungan ini.
Pada skenario ini, Bank BRI sebagai induk usaha BRIS harus melakukan tender offer terlebih dahulu pada pemegang saham publik BRIS untuk membeli saham-saham yang beredar di publik baru BRIS dapat melakukan voluntary delisting dari Bursa Efek Indonesia.
Saham AGRO
Selain saham BRIS, saham anak usaha BRI lainnya yakni PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) juga melesat lagi, melajutkan reli kemarin.
Jika kemarin saham AGRO sempat melejit 14,40% di level Rp 143/saham dan ditutup di level Rp 151/saham, maka hari ini saham AGRO naik 3,31% di level Rp 156/saham.
Manajemen perseroan mengungkapkan akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham di pasar sekunder seiring dengan kondisi pasar yang berfluktuasi tajam dan berpengaruh ke harga saham perusahaan.
Direktur Utama Bank BRI Agroniaga Ebeneser Girsang mengatakan perseroan akan melakukan buyback saham yang direncanakan sebanyak-banyaknya Rp 2,5 miliar.
"Buyback ini dilakukan secara bertahap dalam periode 3 Juli sampai dengan 2 Oktober 2020," katanya dalam keterbukaan informasi di BEI, Senin (6/7/2020).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pendapatan Naik, Laba BRISyariah 2019 Malah Turun 31%
