Roundup

Fitch Waspadai Non-Bank RI, Ini Kabar Pengakuan Bos Jiwasraya

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
07 July 2020 09:15
Sidang kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero) di PN Jakarta Pusat, Jakarta, Senin (6/7/2020). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Sidang kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero) di PN Jakarta Pusat, Jakarta, Senin (6/7/2020). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa ini (7/7/2020) diperkirakan melanjutkan tren penguatan dan menembus level psikologis 5.000 poin. Penguatan ini tak terlepas dari sentimen menguatnya indeks Dow Jones hingga 1,78% pada perdagangan kemarin.

Tidak hanya itu, penguatan bursa saham domestik juga didorong sentimen mengenai optimisme masih adanya ruang penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.

Senin kemarin (6/7/2020), IHSG ditutup menguat 0,30% ke posisi 4.988,86 dengan nilai transaksi harian Rp 6,73 triliun dan volume sebanyak 7,91 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan sebanyak 596,758 kali.

Sebelum memulai perdagangan Selasa ini (7/7/2020), cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia:

1.Banyak Kasus Gagal Bayar, Fitch Soroti Industri Keuangan RI

Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menyoroti industri keuangan di Tanah Air pasca terkuaknya beberapa kasus gagal bayar yang menjadi perhatian publik, akhir-akhir ini.

Dalam riset terbarunya, Fitch menyebut, risiko gagal bayar justru banyak terjadi di industri keuangan non bank (IKNB). Kegagalan terkait tata kelola telah menghasilkan kerugian hingga USD3,5 miliar bagi investor sejak 2018.

"Serangkaian kasus gagal bayar baru-baru ini akibat kegagalan tata kelola perusahaan di industri keuangan di Indonesia," tulis Fitch Ratings, dikutip Senin (6/7/2020).

2.Bank Asal Korea Caplok Lagi Emiten RI, Kali Ini Tifa Finance

The Korea Development Bank (KDB), bank asal Korea Selatan, akan mengambilalih mayoritas kepemilikan saham emiten pembiayaan PT Tifa Finance Tbk (TIFA) dari pemegang saham eksisting sebesar 870.763.100 saham yang mewakili 80,65% dari total modal yang ditempatkan dan disetor perseroan.

Akuisisi ini akan menyebabkan perubahan pengendalian dalam perseroan oleh KDB, perusahaan yang didirikan dan tunduk kepada hukum negara Republik Korea yang kantor pusatnya terdaftar berada di 14 Eunhaeng-ro, Yeongdeungpo-Seoul, Korea Selatan.

Dalam pengumumannya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (6/7/2020), manajemen Tifa Finance mengungkapkan rencana pengambilalihan akan dilaksanakan dengan memperhatikan segala pemenuhan izin maupun persetujuan yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Bos Garuda Tawarkan Pensiun Dini ke Karyawan

Garuda Indonesia mengambil sejumlah kebijakan dalam rangka efisiensi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan roda operasional di tengah dampak pandemi Covid-19.

Salah satu yang diambil yakni penawaran pensiun dini bagi para karyawannya. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menegaskan bahwa tawaran ini bersifat sukarela.

"Secara sukarela kita menawarkan kepada teman-teman untuk mengambil pensiun dini. Sukarela ya, tidak ada paksaan," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Senin (6/7/20).

4.Mega Skandal Makin Terungkap, Ini Pengakuan Bos Jiwasraya

Sidang kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) terus bergulir. Kali ini menghadirkan saksi Direktur Utama Jiwasraya, Hexana Tri Sasongko.

Ada yang menarik, dalam kesempatan itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU), mencecar sejumlah pertanyaan kepada Hexana, salah satunya terkait dengan keputusan direksi untuk melakukan strategi penempatan dana investasi yang dikelola Jiwasraya.

"Transaksi-transaksi dikendalikan direksi, oleh Direktur Keuangan," tutur Hexana, saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (6/7/2020).

Saat itu, jaksa penuntut umum juga mempertanyakan, status perusahaan manajer investasi yang terlibat apakah dalam posisi gagal bayar saat Jiwasraya mengajukan pengembalian dana (redemption) secara penuh Rp 22 triliun, nilai investasi Jiwasraya yang ditempatkan di reksa dana maupun saham.

Namun, Hexana melanjutkan, saat itu, nilai yang investasi Jiwasraya yang kembali pada periode 2018 dan 2019 sebesar Rp 4,2 triliun. Alhasil, mengalami kerugian Rp 17,8 triliun.

5. BEI Buka Lowongan Kerja untuk 9 Posisi, Apa Saja?

Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka lowongan kerja untuk sembilan posisi di tujuh bidang yang ada di bursa saham. Seluruh jabatan yang ditawarkan untuk pekerjaan penuh waktu untuk posisi mulai dari junior staff hingga team leader.

Berdasarkan informasi dari website resmi BEI, posisi yang dibuka yaitu:

  1. Trading Surveillance Officer,
  2. Data Business Development Officer,
  3. Economic Research And Analysis Officer
  4. Application Development Officer.
  5. Data Analyst - Regulations And Listed Company Development Unit,
  6. Exchange Member Compliance Auditor,
  7. Issuer Evaluation & Monitoring Officer,
  8. Potential Listing Development Officer dan
  9. Legal Regulatory Officer.

Seluruh posisi ini bisa diisi dengan pendidikan minimal S1 dan memiliki pengalaman minimal satu tahun di bidang yang diminati.

6.Bersih-bersih OJK, Siap Periksa 32 Emiten, 40 Broker & 40 MI

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pemeriksaan teknis kepada 32 emiten (perusahaan publik) di Bursa Efek Indonesia (BEI) selain juga melakukan pemeriksaan kepatuhan tahun ini terhadap sebanyak 40 perusahaan efek (sekuritas) dan 40 perusahaan manajer investasi (MI) serta produk pengelolaan investasinya.

Langkah itu dilakukan sebagai upaya otoritas dalam menerbitkan pelanggaran kepatuhan emiten, sekuritas (broker), manajer investasi (MI), sekaligus menjaga industri investasi dan pasar modal di Tanah Air agar tetap aman dan bertumbuh secara berkelanjutan.

"Pemeriksaan kepatuhan di 2020, dilakukan terhadap 32 emiten," tulis keterangan yang disampaikan OJK dalam dokumen bertajuk Reformasi Sektor Jasa Keuangan Bidang Pasar Modal OJK, yang diterima CNBC Indonesia, Senin (6/7/2020).

7.Mega Merger Bank Syariah BUMN, Butuh Suntikan Modal Rp 10 T

Rencana penggabungan bank syariah milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditanggapi positif oleh kalangan pelaku keuangan syariah Indonesia. Bahkan, pelaku keuangan syariah ini menilai penggabungan perlu disertakan dengan suntikan modal oleh masing-masing pemilik agar nanti bank ini bisa langsung jadi BUKU IV.

Pakar Ekonomi Syariah Syafii Antonio mengatakan hal yang perlu disorot dari penggabungan ini adalah bank hasil merger ini masih mengalami kekurangan modal sebesar Rp 10 triliun untuk menjadi bank BUKU IV. Sehingga dia menilai pemilik bank ada baiknya menyuntikkan modal lebih dahulu sebelum digabungkan.

"Saran saya sebelum digabung menjadi bank syariah BUMN, minta induk nambah Rp 4 triliun masing-masing, jadi tambahnya ada Rp 12 triliun. Tambah Rp 10 triliun ada Rp 32 triliun. Jadi bank yang dimerger masuk ke BUKU IV harus ditambah dulu, kalau dipisah dulu sudah ga jadi anak Mandiri, BNI dan BRI," kata Syafii dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Senin (6/7/2020).

8. Pizza Hut AS Pailit, Ini Status Waralaba Pizza Hut Indonesia

PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), pemegang lisensi waralaba (franchisee/terwaralaba) Pizza Hut di Indonesia memastikan kondisi perusahaan tak terdampak sentimen pengajuan kepailitan dari NPC International, operator Pizza Hut di Amerika Serikat.

Dalam penjelasannya, Sekretaris Perusahaan Sarimelati Kencana, Kurniadi Sulistyomo mengatakan, NPC merupakan salah satu dari 110 penerima waralaba Pizza Hut di Amerika Serikat. Akan tetapi, NPC International tak memiliki hubungan usaha maupun hubungan hukum dengan perseroan.

Hal ini, kata Kurniadi, dapat dibuktikan dalam daftar pemegang saham, laporan keuangan maupun laporan tahunan perseroan.

"Perseroan dengan ini menyampaikan penegasan bahwa perseroan tidak mengetahui rincian latar belakang dan duduk perkara yang terjadi berkenaan dengan pengajuan permohonan kepailitan yang dilakukan NPC di Amerika Serikat," kata Kurniadi, dalam keterbukaan informasi, Senin (6/7/2020).

9. Emiten Milik Hary Tanoe Siap Private Placement, Bidik Rp910 M

Emiten pengembang properti Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Land Tbk (KPIG), berencana menambah modal melalui skema penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Data prospektus mencatat, jumlah penerbitan saham baru ini sebanyak 8,06 miliar saham atau 10% dari jumlah saham yang disetor penuh dan ditempatkan perseroan. Untuk memuluskan rencana ini, perseroan akan meminta restu pemegang saham dalam RUPSLB yang akan diselenggarakan pada 11 Agustus 2020.

Belum ditetapkan harga pelaksanaan dari aksi korporasi ini, namun nilai nominal saham baru sebesar Rp 100 per saham.

CNBC Indonesia mencatat, bila mengacu pada harga rata-rata pergerakan saham KPIG di kisaran Rp 110 hingga Rp 113 per saham, maka diperkirakan MNC Land bakal meraup dana segar Rp 886 hingga Rp 910 miliar.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Mulai Bergairah, Simak Beberapa Kabar dari Emiten

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular