Internasional

Baru Sehari Masuk Bursa, Saham Ini Meroket Gegara Bill Gates

tahir saleh, CNBC Indonesia
15 August 2020 16:20
Philanthropist and Co-Chairman of the Bill & Melinda Gates Foundation Bill Gates gestures as he speaks to the audience during the Global Fund to Fight AIDS event at the Lyon's congress hall, central France, Thursday, Oct. 10, 2019. French President Emmanuel Macron said the conference of the Global Fund to fight against AIDS, tuberculosis and malaria raised at least $13.92 billion for the next three years. (Ludovic Marin/Pool Photo via AP)
Foto: Bill Gates (Ludovic Marin/Pool Photo via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - 'Perlombaan' mendapatkan vaksin virus corona (Covid-19) guna menyetop pandemi virus yang berasal dari Wuhan China ini tengah memanas di laboratorium di seluruh dunia.

Tak hanya di laboratorium, di bursa Wall Street AS, 'perlombaan' pun terjadi. Saham CureVac BV, perusahaan farmasi dan bioteknologi asal Jerman, dengan dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation, juga meningkat lebih dari tiga kali lipat pada hari pertama perdagangannya hari Jumat kemarin (14/8/2020).

Perusahaan tercatat di Bursa Nasdaq dengan menawarkan harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO), di harga US$ 16/saham dengan jumlah saham baru yang dijual 13,3 juta dan meraih dana IPO US$ 213,3 juta atau setara dengan Rp 3,2 triliun (kurs Rp 14.800/US$).

Berdasarkan data perdagangan, saham pun melonjak hampir 250%, diperdagangkan sedikit di bawah US$ 56/saham, di penghujung hari. Pada penutupan perdagangan Jumat atau Sabtu pagi waktu Indonesia, CNBC mencatat saham berkode CVAC ini ditutup di level US$ 55,90/saham atau meroket 249%.

Perusahaan, yang bersaing dengan perusahaan farmasi global di Wall Street seperti Moderna (MRNA), Novavax (NVAX), BioNTech (BNTX) dan Pfizer (PFE), juga didukung oleh miliarder Dietmar Hopp, salah satu pendiri raksasa perangkat lunak Jerman SAP (SAP) .

Hopp, dikutip CNN, disebutkan memiliki hampir setengah dari saham CureVac. Pemerintah Jerman dan salah pemimpin pasar farmasi Inggris, GlaxoSmithKline (GSK) juga memiliki andil besar atas perusahaan tersebut.

Bill & Melinda Gates Foundation, badan amal yang didirikan miliuner pendiri Microsoft (MSFT) dan istrinya, menginvestasikan US$ 40 juta atau Rp 592 miliar di perusahaan tersebut pada tahun 2015.

CureVac baru-baru ini menerima persetujuan dari pemerintah Jerman dan Belgia untuk memulai uji klinis salah satu vaksinnya untuk Covid-19.

Perusahaan mencatatkan pendapatan € 17,4 juta atau US$ 20,6 juta (Rp 305 miliar) pada tahun 2019, meningkat 35% dari tahun sebelumnya. Itu belum menguntungkan.

CureVac juga memiliki nama besar lain dalam daftar mitra yang diajak kerja sama. Perusahaan sedang mengerjakan proyek teknologi dengan raksasa mobil listrik Tesla (TSLA) yang didirikan Elon Musk.

Perusahaan sudah meneken perjanjian pengembangan dan kekayaan intelektual dengan Tesla sejak November 2015, menurut peraturan yang diajukan ke otoritas pasar modal AS, Securities and Exchange Commission (SEC).

Musk, salah satu orang terkaya di dunia, dalam cuitan di Twitter, bulan lalu mengatakan bahwa divisi Tesla di Jerman, Grohmann akan membantu membangun printer molekul untuk CureVac, "proyek sampingan" Tesla dengan perusahaan obat.

CureVac adalah salah satu dari beberapa bioteknologi yang juga menarik perhatian pemerintahan Donald Trump. Perusahaan itu membantah laporan yang diterbitkan awal tahun ini bahwa Presiden Trump berusaha mendapatkan beberapa ilmuwan Jerman di perusahaan itu untuk datang ke Amerika Serikat demi mengerjakan vaksin.

Hopp tidak menolak adanya kemungkinan perusahaan itu untuk bekerja lebih dekat dengan AS.

Dikutip CNN, dia mengatakan pada Maret lalu, bahwa CureVac "berkomitmen melindungi semua orang dari infeksi corona dan meningkatkan terapi bagi pasien di seluruh dunia".

Perseroan juga punya niat adalah untuk menciptakan "infrastruktur dan proyek inovatif yang berkelanjutan di Jerman."


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi Corona, Bill Gates & Warren Buffett Sibuk Ngapain yah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular