Ini Bedanya Vaksin Merah Putih & Vaksin Sinovac Buatan China

Jakarta, CNBC Indonesia- Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof. Amin Soebandrio mengatakan vaksin yang dikembangkan perusahaan China Sinovac dan vaksin merah putih memiliki beberapa perbedaan. Amin mengatakan salah satu perbedaannya adalah platform dari vaksin tersebut.
Vaksin Sinovac menggunakan virus utuh untuk antigennya, setelah dimatikan kemudian dimurnikan virusnya yang langsung digunakan sebagai antigen. Sementara vaksin merah putih yang dikembangkan Eijkman hanya menggunakan dua bagian virus penting dalam patogennya, yakni S protein dan M protein yang diberikan pada subjek.
"Setiap platform memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan menggunakan hanya bagian tertentu dari virus, kami harapkan bisa mengurangi efek yang tidak diinginkan akibat protein langsung dari virus ini. Inilah harus dibuktikan oleh uji klinis 1,2, dan 3," kata Amin kepada CNBC Indonesia, Kamis (13/08/2020).
Jika vaksin Sinovac harus disuntikan dua kali, Amin mengatakan Eijkman juga mengantisipasi hal tersebut pada vaksin merah putih karena menggunakan protein yang lebih kecil. Hanya beberapa bagian dari virus nanti akan digabungkan elemen lain untuk meningkatkan imunibilitas dan respon ini diharapkan akan sama dengan memberikan molekul protein yang lebih besar.
Dia mengatakan dalam pemberian vaksin melalui suntikan biasanya akan terjadi reaksi cepat dalam jangka pendek, seperti rasa tidak nyaman di daerah suntikan dan pembengkakan. Hal ini dikabarkan menjadi salah satu efek samping dari vaksin sinovac. Namun menurutnya reaksi cepat ini wajar terjadi, jika tidak ada perubahan tertentu kemungkinan imun tubuh tidak terangsang dengan baik.
"Tetapi kami harapkan responnya tidak sampai mengganggu seperti infeksi atau luka besar, dan misalnya ada peradangan, terjadinya dalam skala yang bisa diterima," ujar Amin.
Saat ini perkembangan vaksin merah putih telah mencapai 40%, dan ditargetkan sekitar Februari-Maret 2021 dapat dilakukan penyerahan bibit vaksin kepada industri. Dia mengatakan vaksin yang dikembangkan Eijkman dari antigen terbaik dari virus yang tersirkulasi di Indonesia, dan telah dilakukan amplifikasi gen, serta sudah dilakukan kloning dan masuk ke sel protein yang dominan.
"Mudah-mudahan dalam tiga bulan ke depan kami bisa melakukan uji coba ke hewan untuk mencapai target, dan kemajuan yang ada saat ini sesuai dengan target," katanya.
Amin mengatakan uji klinis baru bisa dilakukan ketika diserahkan ke industri yakni PT Bio Farma, karena dalam uji klinis harus ada memiliki Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang hanya dimiliki industri. Setelah diserahkan pada Bio Farma maka baru bisa dilakukan uji klinis pertama hingga ketiga, kemudian 1 tahun setelah penyerahan dapat mulai diproduksi.
"Kalau semua selesai akhir 2021, maka bisa diproduksi pada 2022," kata Amin.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Vaksin Merah Putih Bakal Pasok 50% Vaksin Corona RI
