Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 July 2020 16:40
dollar
Foto: REUTERS/Dado Ruvic

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar mata uang euro melawan dolar Amerika Serikat (AS) melesat tajam di bulan Juli hingga mencapai level tertinggi nyaris 2 tahun terakhir. Padahal di bulan Maret lalu, mata uang 19 negara ini berada di level terendah 3 tahun.

Tidak hanya melawan dolar AS, euro juga berjaya lagi melawan rupiah setelah sempat mendekati level terendah 3 tahun di bulan Februari lalu.
Berkat kenaikan tajam tersebut, euro kini menguat secara year-to-date (YtD) melawan dolar AS dan rupiah, dulu dibuang kini kembali disayang.

Sepanjang bulan Juli euro menguat 4,3% melawan dolar AS. Sementara melihat posisi penutupan perdagangan kemarin di US$ 1,1714, dan posisi akhir tahun 2019 lalu di US$ 1.1210, euro secara YtD menguat 4,5% melawan dolar AS.

Penguatan yang cukup tinggi saat berhadapan dengan dolar AS yang menyandang status safe haven mengingat kondisi perekonomian global yang dipenuhi ketidakpastian dan resesi dimana-mana akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Sementara itu melawan rupiah, sepanjang bulan ini euro menguat 6,51% di Rp 16.961,87/EUR pada penutupan perdagangan kemarin. Jika dilihat sejak awal tahun, penguatan euro sebesar 9%. Level terendah euro di tahun ini Rp 14.740,51/EUR yang disentuh pada 18 Februari lalu. Level tersebut juga merupakan yang terendah sejak Mei 2017.

Dengan penguatan tersebut, jika berinvestasi euro sejak awal tahun cuan yang diperoleh jika dikonversi ke rupiah sebesar 9%. Sementara jika dikonversi ke dolar AS sebesar 4,5%.

Sementara jika trading mata uang euro dengan dolar AS, hasil yang didapat bisa jauh lebih besar. Seperti disebutkan sebelumnya, posisi euro pada akhir tahun 2019 di US$ 1,1210 dan pada penutupan perdagangan kemarin di US$ 1,1714, ada selisih sebesar 504 pip (selisih harga kemarin dikurangi harga akhir tahun lalu).

Pip adalah satuan poin terkecil untuk mewakili perubahan harga dalam trading forex. 1 pip dalam euro senilai US$ 10 jika bertransaksi sebesar 1 lot.

Dalam trading forex, ketika terjadi kenaikan harga maka posisi beli (long) akan memperoleh cuan. Euro lawan dolar AS disimbolkan dengan EUR/USD dalam trading forex.

Seorang trader yang mengambil posisi long pada akhir 2019, dan menahan posisinya hingga kemarin akan mendapat cuan 504 pip x US$ 10 = US$ 5.004.

Jika di-rupiah-kan menjadi lebih dari Rp 70 juta (kurs Rp 14.000/US$). Jumlah profit belum termasuk potongan komisi dan bunga menginap yang berbeda-beda di setiap broker.

Untuk membuka 1 lot kontrak standar dibutuhkan modal yang berbeda-beda tergantung berapa leverage (rasio antara dana si trader sendiri dan dana pinjaman) yang digunakan oleh trader.

Tanpa leverage untuk membuka posisi 1 lot dibutuhkan modal sebesar US$ 100.000. Modal itu tentunya sangat besar, sehingga broker-broker memberikan leverage agar trading menjadi lebih terjangkau.

Di Indonesia sendiri broker pada umumnya menyediakan leverage 1:100, maka jumlah modal yang dibutuhkan atau dikenal dengan margin untuk membuka 1 lot standar adalah 100.000/100 = US$ 1.000.

Dengan asumsi investasi menggunakan modal US$ 10.000, maka cuan yang dihasilkan sebesar 70% saat mengambil posisi long EUR/USD dengan transaksi 1 lot sepanjang tahun ini.

Pemicu penguatan euro yakni pemerintah Eropa pada pekan lalu yang menyepakati stimulus fiskal senilai 750 miliar guna membangkitkan perekonomian yang merosot ke jurang resesi akibat pandemi penyakit virus corona. Kebijakan tersebut menimbulkan harapan akan kebangkitan ekonomi Benua Biru.

Dengan demikian, dana yang digelontorkan guna memulihkan perekonomian yang merosot ke jurang resesi akibat Covid-19 semakin besar. Harapan roda perekonomian bisa berputar kembali semakin membuncah, euro menjadi perkasa.

Pada bulan lalu, bank sentral Eropa (European Central Bank. ECB) yang dipimpin Christine Lagarde ini menambah nilai stimulus yang disebut Pandemic Emergency Purchase Program (PEPP) senilai 600 miliar euro, sehingga totalnya menjadi 1,35 miliar euro. Stimulus dengan pembelian surat berharga tersebut akan digelontorkan hingga Juni 2021.

Lagarde mengatakan, hingga akhir Juni lalu jumlah obligasi pemerintah yang dibeli melalui PEPP senilai 360 miliar euro.

Selain itu, suku bunga acuan main refinancing rate juga dipertahankan sebesar 0%, deposit facility sebesar -0,5%, dan lending facility sebesar 0,25%. ECB mengatakan, suku bunga rendah tersebut masih akan dipertahankan hingga inflasi mendekati 2%.

Ketika harapan akan pemulihan ekonomi di Eropa membuncah, pelaku pasar justru pesimistis perekonomian AS akan segera bangkit. Sebabnya, penambahan kasus Covid-19 di Negeri Paman Sam yang terus meningkat.

Negara Bagian California bahkan kembali menerapkan kebijakan karantina (lockdown) guna meredam penyebaran virus corona. Sementara itu jumlah kasus Covid-19 di Eropa sudah melandai.

Kebangkitan ekonomi Eropa kian nyata melihat data aktivitas bisnis (manufaktur dan jasa) bulan Juli yang kembali berekspansi. Jumat pekan lalu, Markit melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur dan jasa di zona euro, semuanya di atas 50.

PMI dari Markit menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atasnya berarti ekspansi, di bawah berarti kontraksi.

Dengan rilis semua di atas 50, artinya roda bisnis manufaktur dan jasa di zona euro sudah kembali berputar, sehingga perekonomian bisa segera bangkit kembali. Euro pun semakin tak terbendung di bulan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular