
Rugi Lippo Karawaci Bengkak Jadi Rp 2,1 T di Q1, Gegara Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten holding properti milik Lippo Grup di Indonesia, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengalami kerugian bersih mencapai Rp 2,11 triliun sepanjang kuartal I-2020.
Jumlah ini turun drastis dari keuntungan bersih yang berhasil dikantongi perusahaan pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 50,01 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/6/2020), nilai laba per saham juga turun tajam menjadi minus Rp 29,97 dari sebelumnya Rp 2,20.
Pada akhir Maret lalu, sebenarnya perusahaan mengalami peningkatan pendapatan sebesar 8,41% secara year on year (YoY) dari Rp 2,82 triliun tumbuh menjadi Rp 3,06 triliun.
Namun sayangnya beban pokok pendapatan perusahaan naik menjadi Rp 1,77 triliun dari Rp 1,1 triliun. Kenaikan ini karena seluruh komponen beban mengalami kenaikan yakni di bisnis real estate development, healthcare dan lini bisnis lainnya.
Kemudian pada pos beban usaha juga mengalami kenaikan yang signifikan, dari sebelumnya sebesar Rp 940,86 miliar bertambah menjadi Rp 1,03 triliun. Beban lainnya juga membengkak dari Rp 248,86 miliar menjadi Rp 2,70 triliun.
Selain itu, beban keuangan perusahaan juga bertambah menjadi Rp 331,78 miliar dari sebelumnya Rp 41,60 miliar.
Perusahaan juga mengalami kerugian dari entitas asosiasi dan ventura bersama senilai Rp 47,94 miliar dari sebelumnya untung Rp 33,31 miliar.
Manajemen LPKR dalam keterangan resmi menyatakan bahwa sesuai dengan kebijakan akuntansi mark to market, perseroan mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp 2,39 triliun di Lippo Karawaci pada kuartal 1-2020/
"Karena rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS. LPKR melaporkan rugi bersih konsolidasian sebesar Rp 2,12 triliun, dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp50 miliar pada periode sama tahun lalu. Melihat perkembangan nilai tukar saat ini, kami perkirakan akan adanya penyesuaian selisih kurs yang menguntungkan di kuartal 2, 2020 sesuai dengan kebijakan akuntansi mark to market."
Belum lama ini perusahaan melepaskan kepemilikan pada bisnis non-core di First REIT dari 10,5% menjadi 0% dan mengantongi Rp 868 miliar. REIT adalah real estate investment trust, dana investasi real estate.
Perusahaan juga meningkatkan kepemilikannya di PT Siloam Hospitals Tbk (SILO) sebesar 4,3% menjadi 55,4% dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) sebesar 3,0% menjadi 84%.
Kedua transaksi tersebut adalah bagian dari strategi manajemen untuk melepaskan aset-aset yang non-strategis dan fokus pada bisnis properti dan healthcare.
CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan dalam kondisi saat ini perusahaan terus mendorong penjualan perumahaan di Cikarang dan dalam waktu dekat juga akan meluncurkan proyek perumahan tapak barunya di Karawaci.
"Pada masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, kami akan terus berhati-hati dalam mengelola arus kas dan tetap fokus pada keunggulan operasional di bisnis core, properti, dan healthcare," kata John dalam siaran persnya, Selasa (30/6/2020).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Lippo Karawaci Rugi Rp 9 T, Lippo Cikarang Tekor Rp 4 T
