
NPL Bank Bakal Bengkak, Alfamart Caplok Startup di Singapura

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa kemarin (23/6/20) ditutup anjlok 0,81% ke level 4.879,13.
Data perdagangan mencatat, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 508 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 6,5 triliun.
Meski investor khawatir akan second wave outbreak virus corona, tetapi sejumlah data ekonomi terlalu sayang untuk diabaikan begitu saja. Sebab, ada sinyal aktivitas ekonomi mulai bangkit dari keterpurukan.
National Activity Index terbitan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Chicago pada Mei tercatat sebesar 2,61. Melonjak tajam dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang sebesar -17,89 dan sekaligus menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Kemudian dari Eropa, pembacaan awal Indeks Keyakinan Konsumen Zona Euro menunjukkan angka -14,7. Masih minus, tetapi membaik ketimbang bulan sebelumnya yang -18,8. Setelah menyentuh titik nadir -22,7 pada April, IKK Zona Euro terus membaik.
Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan Selasa kemarin.
1. Tambah Modal via Private Placement, Ciputra akan Raih Rp1,2 T
Induk bisnis properti Grup Ciputra, PT Ciputra Development Tbk (CTRA), melakukan penawaran umum terbatas (PUT) Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Non-HMETD) atau private placement dengan harga nominal sebesar Rp 250/saham. Namun harga pelaksanaan private placement ini belum ditentukan.
Adapun harga rata-rata saham CTRA pada perdagangan Selasa (23/6/2020) di level Rp 655/saham.
Dalam PUT ini, perseroan akan menerbitkan saham baru tanpaHMETD sebanyak-banyaknya 1.853.569.525 (1,853 miliar) saham atau sebanyak-banyaknya 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan.
2. Credit at Risk Hampir 15%, Hati-hati NPL Bank Bakal Bengkak!
Perlambatan ekonomi nasional, terutama di sektor jasa keuangan di masa pandemi, tidak menyurutkan masyarakat untuk menabung di bank.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengatakan sampai dengan Mei 2020, jumlah rekening yang dijamin LPS mencapai 312,85 juta. Adapun nominal yang dijamin mencapai Rp 3.320,06 triliun.
Direktur Group Surveilans dan Stabilitas Sistem Keuangan LPS Imam Gunandi menilai kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan nasional masih terbilang tinggi.
3. Q1-2020 Laba Summarecon Drop 12%, Sahamnya Drop 38%
Emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 37,03 miliar pada kuartal pertama di tahun ini. Perolehan ini mengalami penurunan 12,32% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 42,24 miliar.
Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan bersandi SMRA ini pada Selasa (23/6/2020), sepanjang tiga bulan pertama, Summarecon Agung membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 1,039 triliun, hanya naik 1,98% dari sebelumnya Rp 1,06 triliun.
4. Seng Ada Lawan, Kookmin Standby Buyer Rights Issue Bukopin
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) sedang mempersiapkan rencananya untuk melakukan penawaran umum terbatas (PUT) V dan VI untuk mencari investor baru. Sejauh ini, Kookmin Bank asal Korea Selatan telah berkomitmen untuk menyerap minimal 51% saham perusahaan melalui aksi korporasi ini.
Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A. Purwantono mengatakan aksi korporasi ini telah direncanakan sejak awal 2020 dan akan segera dilaksanakan.
5. Emiten Tambang Sinarmas Tambah Utang Rp 416,46 M dari Mandiri
Emiten pertambangan Grup Sinarmas, PT Golden Energy Mining Tbk (GEMS) mendapatkan fasilitas penambahan kredit modal kerja sebesar US$ 29,50 juta atau sekitar Rp 416,46 miliar dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Hal ini merupakan addendum atas perjanjian kredit modal kerja Bank Mandiri kepada GEMS berikut anak usaha perseroan, yakni PT Borneo Indobara, PT Kuansing Inti Makmur dan PT Barasentosa Lestari.
6. MNC Studios Private Placement 520 Juta, Saham MSIN Minus 29%
Emiten di bawah Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Studios International Tbk (MSIN) akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 520.200.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham dalam aksi korporasi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement.
Nilai penerbitan saham baru itu setara dengan sebanyak-banyaknya 10% dari seluruh saham yang telah disetor penuh dalam perseroan, termasuk alokasi PMTHMETD dalam rangka program kepemilikan saham apabila dilaksanakan.
Namun harga pelaksanaan private placement ini belum ditentukan berapa per sahamnya.
7. Cari Cuan, Alfamart Caplok Saham Startup Tada di Singapura
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), emiten pengelola peritel Alfamart, membeli saham perusahaan yang bergerak di bisnis platform retensi pelanggan asal Singapura, Tada Network Pte Ltd.
Nilai investasi yang digelontorkan Alfamart sebesar US$ 1 juta atau setara Rp 14 miliar dengan asumsi kurs Rp 14.000 per US$.
Corporate Secretary Sumber Alfaria Trijaya, Tomin Widian mengatakan, porsi saham tersebut adalah saham minoritas, bukan menjadi pengendali saham atas Tada Network. Transaksi ini terjadi pada 19 Juni 2020.
8. Giliran Moody's Pangkas Peringkat Modernland
Lembaga pemeringkat Moody's Investor Service menurunkan peringkat emite properti PT Modernland Realty Tbk (MDLN) dari sebelumnya B3 menjadi Caa1 atau memiliki risiko kredit tinggi.
Pada saat yang sama, Moodys juga menurunkan peringkat surat utang senior yang diterbitkan Modernland Overseas Pte Ltd dan JGC Ventures Pte Ltd menjadi Caa1 dari sebelumnya B3.
Senior Credit Officer Mood's, Jacintha Poh,Senior menuturkan, penurunan peringkat ini mencerminkan ekspektasi kami bahwa arus kas Modernland akan turun sangat signifikan karena dampak dari pandemi Covid-19 yang menghantam industri properti.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mandiri RUPST Siang Ini, Bank BRI Bagi Dividen Rp 20 T